Kegembiraan Menyambut Festival Kue Bulan di Tzu Chi Surabaya

Jurnalis : Ida Sabrina, Rahayu Wulandari, You Natan (Tzu Chi Surabaya) , Fotografer : Diyang Yoga W (Tzu Chi Surabaya)

Relawan dengan suka cita menyanyi bersama dan berdansa, mempererat jalinan jodoh sesama relawan.

Setiap tanggal 15 bulan ke 8 dalam kalender lunar Tionghoa selalu diperingati sebagai Festival Kue Bulan atau Mooncake. Festival ini kerap dirayakan dengan tradisi berkumpul bersama dengan keluarga sambil menikmati kue bulan dan hidangan istimewa lainnya. 

Dengan semangat kebersamaan inilah Tzu Chi Surabaya kemudian mengadakan acara untuk merayakan Festival Kue Bulan pada Sabtu, 21 September 2024. Ini menjadi momen indah untuk saling mendukung, serta memperkokoh kekompakan yang sudah terjalin. Bagaikan satu keluarga besar, para relawan berbagi menciptakan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan. Kebersamaan yang menyatukan 50 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi, relawan medis Tzu Chi atau TIMA dan keluarga relawan, serta staf yayasan turut larut dalam acara yang dikemas secara unik serta berkesan.

Rahayu dan Edy Susanto membuka acara mooncake dengan sukacita.

“Acara hari ini sangat seru sekali. Saya sampai keringatan loh” kata dr. Setiowati.

Sebelum acara dimulai, para relawan dari setiap Xie Li bahu-membahu menyiapkan berbagai hidangan. Mereka membawa aneka makanan dan minuman seperti kue bulan yang menjadi hidangan utama, diiringi sajian khas seperti ronde, lontong mie, nasi rawon, rujak bagan, es buah, tom yam, nasi goreng kacang mete, hingga mie goreng. Tak hanya itu, masih banyak jajanan lezat lainnya yang makin menambah kehangatan suasana, menciptakan pesta kuliner yang meriah dan penuh keakraban.

Sambil menikmati hidangan di lantai 3, para peserta turut memeriahkan suasana dengan bernyanyi bersama. Suasana semakin hangat ketika Ibu Tin, seorang calon relawan dari Kader, dengan penuh semangat membawakan lagu kemesraan. Antusiasmenya menyebar ke seluruh ruangan, membuat para relawan lainnya ikut bernyanyi dengan kompak dan penuh keceriaan. 

Ida Sabrina dan Edy Susanto menyemangati relawan dalam lomba yel-yel untuk membuat yel-yel sekreatif mungkin.

Acara berlanjut di lantai 4, para peserta dibagi menjadi lima tim beranggotakan 7 hingga 8 orang. Edy dan Ida sebagai MC memperkenalkan diri serta mengisahkan legenda di balik perayaan kue bulan, yang mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kekompakan. Kebersamaan itu kemudian diwujudkan dalam sejumlah permainan yang sudah disusun oleh panitia. 

Permainan pertama, setiap kelompok diminta membuat nama tim dan yel-yel yang kemudian ditampilkan disertai dengan gerakan unik dan kreatif. Nama-nama tim yang muncul sangat kreatif dan penuh semangat, seperti Kue Bulan, Bunga Teratai Bahagia, Sarangeo, Tzu Chi Yes, dan Chang Er. Suasana ruangan langsung meriah dengan sorak-sorai antusias para peserta saat setiap kelompok maju kedepan menampilkan yel-yel disertai dengan gerakan-gerakannya.

Permainan kedua berupa tantangan memilih lagu dan setiap kelompok harus membuat koreografi berdasar lagu yang dipilih dalam waktu 20 menit. Dengan semangat dan kreativitas, tiap tim berusaha memahami lagu yang mereka dapatkan, lalu mempersembahkan gerakan terbaik mereka. Salah satu lagu, Xing Fu De Lian, dibawakan dengan ceria oleh tim Kue Bulan, mereka berhasil menghidupkan makna lagu tersebut dengan gerakan yang ceria dan berenergi. Penampilan mereka membawa suasana penuh tawa dan bahagia.

TIMA Tzu Chi Surabaya juga turut memeriahkan perayaan Mooncake dalam lomba memperagakan gerakan dengan lagu yang sudah disiapkan untuk tim masing-masing.

Sambil menunggu juri menentukan poin untuk setiap kelompok, para peserta diajak berpikir kreatif dan jenaka dengan teka-teki ala Cak Lontong. Jawaban-jawaban yang sangat "out of the box" membuat peserta kesulitan menebak dengan tepat, namun hal tersebut justru memicu gelak tawa di antara peserta. Keceriaan makin memuncak saat berbagai jawaban lucu dilontarkan dan hasil jawaban sebenarnya dibacakan. 

Malam itu dipenuhi luapan kegembiraan setiap peserta, tanpa ada batasan usia tua dan muda duduk berdampingan, berbagi tawa dan cerita. Canda tawa menjadi bumbu hangat yang mempererat kebersamaan, menciptakan suasana yang akrab.

Akhirnya pemenang lomba ditentukan berdasar kemampuan setiap kelompok dalam menampilkan yel-yel dan memperagakan lagu. Kelompok Kue Bulan, yang menunjukkan semangat luar biasa sejak awal, berhasil meraih peringkat pertama. Kekompakan dan keceriaan mereka berhasil mencairkan suasana, menginspirasi semua relawan untuk memberikan persembahan terbaik mereka. Kelompok lainnya juga mendapatkan hadiah sebagai apresiasi atas usaha mereka. Tak ketinggalan, para peserta yang berhasil menjawab teka-teki sulit juga menerima hadiah tambahan, menambah kebahagiaan dan semangat di malam yang penuh keseruan itu.

Pembagian hadiah terbaik untuk setiap tim, sukacita tersirat dari wajah para peserta.

Kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif dari peserta Tzu Chi Surabaya. Bu Tin, sebagai salah satu peserta dan kader di Surabaya. Acara ini memberikan banyak manfaat tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk saling mengenal antar relawan Tzu Chi dan merasakan kebahagiaan bersama. "Semoga acara ini dapat memperkuat tali persaudaraan antar sesama, serta menebarkan kembali cinta kasih Tzu Chi kepada masyarakat luas," ujarnya.

Selain itu, Master Cheng Yen juga mengingatkan kita bahwa, "Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula." Pernyataan ini mencerminkan harapan agar semangat kebersamaan dan kebajikan terus tumbuh dalam komunitas, menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara semua relawan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

“Kue Bulan” Membina Kerukunan Budaya

“Kue Bulan” Membina Kerukunan Budaya

01 Oktober 2013 Festival kue bulan adalah tradisi masyarakat Tionghoa yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 Imlek. Festival ini juga dikenal sebagai festival pertengahan musim gugur.
PO Kue Bulan Tzu Chi Batam

PO Kue Bulan Tzu Chi Batam

08 Oktober 2020

Setiap tahun menjelang Festival Pertengahan Musim Gugur, Tzu Chi Batam memeriahkannya dengan mengadakan Bazar Kue Bulan Cinta Kasih di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Batam. Namun karena dampak dari pandemi Covid-19, Bazar yang telah 11 tahun diadakan di Mall BCS (Batam City Square) ini tahun ini perlu dialihkan ke lokasi yang lebih aman. Lokasi tersebut tidak lain adalah Aula Jing Si Batam.

Festival Kue Bulan

Festival Kue Bulan

11 Oktober 2010 Dalam rangka merayakan festival ini, relawan Tzu Chi mengadakan kuis cerdas cermat seputar pengetahuan mengenai Tzu Chi. Insan Tzu Chi yang ikut berpartisipasi dalam cerdas cermat datang dari berbagai kalangan relawan, mulai dari relawan rompi (baru), kelas budi pekerti, muda-mudi Tzu Chi, relawan abu putih, dan relawan biru putih.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -