Kegembiraan Siswa Sekolah Dharma Putra Kala Bersumbangsih
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul KhotimahSiswa- siswi SD, SMP, dan SMA Sekolah Dharma Putra Tangerang bersama-sama menuangkan celengan mereka, Jumat (30/9/2016).
Bergembira karena bisa bersumbangsih ditunjukkan siswa-siswi Sekolah Dharma Putra Tangerang pagi itu, Jumat 30 September 2016. Di sekolah mereka, siswa-siswi dari tingkat SD, SMP, dan SMA ini dengan antusias menuangkan isi celengan Bambu Tzu Chi mereka. Siswa-siswi ini paham akan pentingnya bersumbangsih untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
“Isi celengan yang saya tuangkan ini dari uang saku saya. Kalau masih ada sisa, dimasukkan ke celengan. Uang saku saya sehari Rp 10.000. Yang saya masukkan celengan kadang Rp 5.000 kadang Rp 2.000,” kata Kezia Octavia, siswi kelas 6B.
Sementara itu Cecilia Ang, siswi SMP kelas 9C mengaku tak menyangka celengannya hampir penuh. “Kan ini koin ya, kita mau berapa saja ya masukkan saja, nanti tanpa sadar tiba-tiba dikeluarkan, wah kok banyak ya. Tanpa sadar kita membantu orang lain,” kata Cecilia.
Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) melalui Celengan Bambu di Sekolah Dharma Putra Tangerang pertama kali diadakan pada 11 April 2015 lalu. Penuangan celengan kali ini merupakan yang kedua. Selain bersama-sama menuangkan celengan, kedatangan relawan dan staf Yayasan Tzu Chi Indonesia kali ini juga untuk kembali memberikan spirit atau semangat kepada para siswa untuk terus peduli kepada orang lain.
Staf dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Andre Zulman menceritakan
kisah Maya Fauziah (10 tahun), salah seorang penerima bantuan Tzu Chi. Maya
Fauziah yang sebelumnya mengalami katarak, kini sudah bisa melihat lagi dengan
normal.
Para siswa diajak membayangkan hanya bisa melihat dengan satu mata.
“Jadi adik-adik di sini yang sudah bawa celengan, di dalam celengan ini ada apa isinya?” tanya Andre Zulman, staf dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
“Uang.. duit..” jawab siswa-siswi serempak.
“Salah bukan uang. Di dalam celengan ini ada harapan. Satu koin adalah satu harapan, satu kebaikan untuk kebahagiaan dan senyum orang lain. Jadi mungkin ada yang tidak tahu bahwa satu koin itu ternyata berharga untuk saudara-saudara kita yang ada di luar sana,” ujar Andre.
Para siswa kemudian diputarkan video tentang Maya Fauziah (10 tahun), salah seorang penerima bantuan Tzu Chi yang sembuh dari katarak.
“Sekarang saya mau tanya, di sini pada punya tangan dua-duanya?” tanya Andre.
“Punya,” jawab para siswa.
“Coba tutup mata yang sebelah, melihat temannya enak tidak?” pinta Andre yang diikuti oleh para siswa.
“Tidak,” jawab para siswa.
“Kalau belajar enak tidak matanya hanya satu?” tanya Andre lagi.
“Tidak,” jawab para siswa.
“Tidak kan? silahkan dilepas lagi. Nah tadi itu Maya Fauziah. Terlihat normal, tapi matanya hanya berfungsi satu. Bayangkan dia kalau belajar seperti apa tuh, tapi dengan kondisi matanya hanya satu, anak ini bisa ranking dua. Di sini pada ranking tidak? yang belum ranking masa kalah sama Maya fauziah?,” kata Andre.
Maya Fauziah yang diceritakan Andre berasal dari keluarga kurang mampu sehingga tak punya biaya untuk operasi. Mengetahui ada bakti sosial Katarak Tzu Chi di Cianjur Jawa Barat, Maya pun datang berobat. Setelah diperiksa, Maya dinyatakan dapat dioperasi.
“Sekarang Maya Fauziah sudah bisa melihat lagi dengan normal. Dia bisa belajar dan sedang menggapai cita-citanya sebagai guru. Uang operasi itu bukan dari Tzu Chi, melainkan dari teman-teman semua yang ada di sini. Celengan ini yang teman-teman pegang, mungkin tak seberapa kalau satu koin-satu koin. Tapi kalau kita kumpulkan, hasilnya akan sangat luar biasa,” jelas Andre.
Siswa-siswi menunjukkan Celengan Bambu mereka dan siap untuk terus mengisinya dengan sisa uang jajan mereka.
Siswa SD Sekolah Dharma Putra Tangerang senang bisa mendapatkan Celengan Bambu Tzu Chi.
Video tentang Maya Fauziah menggugah hati para siswa, di antaranya Sutanto dan Richard dari kelas 11 IPA 1 yang kebetulan baru kali ini mendapatkan Celengan Bambu Tzu Chi.
“Saya cukup sedih melihat yang ada di video. Jadi ingin berbagi juga. Kalau di lingkungan sekolah, berbagi itu bisa dalam bentuk saling membagi ilmu. Yang tidak tahu diberi tahu,” kata Sutanto.
Sementara Richard ingin lebih banyak beramal. “Mungkin kita bisa lebih banyak membantu orang yang susah. Walaupun sedikit demi sedikit kita bisa masukkan celengan. Akan saya isi dengan sisa uang jajan setiap hari,” kata Richard.
Bagi Kezia Octavia, siswi kelas 6B, membantu orang lain sudah merupakan kewajiban. “Kalau di sekolah misalnya kita melihat ada teman yang terjatuh ya harus kita bantu. Juga kalau ada teman yang susah dalam pelajaran, maka saya tolong,” tambahnya.
Kepala sekolah SD Dharma Putra, Sumiyem S.Pd. bersyukur anak didiknya memiliki kepekaan sosial yang baik. “Saya melihat anak-anak sangat senang untuk menyisihkan uang mereka. Walaupun sedikit tapi bisa membantu atau meringankan beban orang banyak. Seperti video yang diputarkan tadi kan. Bagaimana keadaan seseorang hanya bisa melihat dengan satu mata akibat katarak. Siapa yang akan bantu kalau tidak kita semua,” ujarnya.
Karena itu, ia menambahkan pihak sekolah akan terus melatih anak didiknya untuk semangat dalam meringankan beban orang lain. Misalnya dengan bakti sosial, juga dengan sosialisasi seperti yang digelar Tzu Chi kali ini.
Senada dengan kepala sekolah, Guru Kelas 6 SD, Nuri Rahmawati menilai kegiatan yang digelar Tzu Chi ini melatih para siswa untuk berbagi dengan orang lain. “Acaranya sangat bagus dan memotivasi anak untuk bisa berbagi. Karena sebagian dari rejeki kita kan ada hak orang lain yang membutuhkan. Rata-rata anak kami memang senang untuk berbagi. Dengan dikoordinir gurunya bahwa ada seorang yang membutuhkan bantuan, langsung mereka bantu,” ungkap Nuri Rahmawati.
Usai menuang celengan, Tzu Chi juga memberikan celengan baru bagi para siswa yang belum mendapatkannya. Tentu siswa-siswi ini tak tahu siapa yang akan dibantu dengan koin yang mereka kumpulkan. Namun yang pasti siswa-siswi ini mempunyai ketulusan untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
“Kita kan sudah menuang celengan. Sekarang celengan teman-teman kosong. Kira-kira teman-teman mau isi lagi atau tidak?” tanya Andre kepada para siswa.
“Mau...,” jawab siswa-siswi Sekolah Dharma Putra dengan semangat dan serempak.
Artikel Terkait
Gemerincing Koin Cinta Kasih
19 Oktober 2015 Sabtu, 17 Oktober 2015, Agung Sedayu Grup (ASG) melalui program ASG Berbagi, kembali mengadakan acara penuangan celengan bambu di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Dengan motto Segenggam Harapan ‘tuk Mereka Bahagia, penuangan ini telah diadakan untuk keempat kalinya.Tekad Berbagi Melalui Penuangan Celengan Bambu
20 Oktober 2017Dengan tekad untuk berbagi, relawan dan warga di sekitar wilayah perkebunan Sei Pelakar, Jambi berkumpul dan menyatukan hati dalam penuangan Celengan Bambu pada Rabu, 11 Oktober 2017.