Kehangatan Keluarga di Parung Panjang

Jurnalis : Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Handi Sanjaya (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)

Survei Bedah Rumah

Canda tawa menghiasi kegiatan sosialisasi Tzu Chi saat relawan Tzu Chi melakukan survei bedah rumah pada Sabtu, 5 Maret 2016 di Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.

Rintik hujan disertai semilir angin merupakan suasana yang dirindukan oleh banyak orang. Ada rasa tenang yang menghapus penat dari pikiran. Namun suasana menenangkan seperti ini tidak dirasakan oleh Dede, warga Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat. Jangankan untuk menikmati hujan, mendengar suara gerimis saja baginya sudah seperti mimpi buruk.

Hidup di sebuah gubuk yang jauh dari kata layak membuat Dede trauma dengan hujan. Sedikit saja gerimis, rumah Dede sudah banjir. Apalagi di saat hujan lebat disertai gemuruh, rumahnya seakan ingin rubuh. “Kalau hujan, bukan cuma bocor, tapi banjir. Kalau hujan takut banget rumah roboh dan terpaksa mengungsi ke rumah nenek. Genteng rumah juga pada mau roboh. Kalau hujan tidur juga gak nyaman, kasur basah,” ucap Dede sembari meneteskan air mata.

Survei Bedah Rumah

Kondisi atap di salah satu rumah warga Parung Panjang yang bocor saat hujan sehingga menyebabkan genangan di dalam rumah.

Selama 23 tahun lamanya Dede menghabiskan waktu dari pagi hingga malam di rumah tersebut. Ia tinggal bersama orang tua, saudara kandung, serta anak dan suaminya. Bayangkan saja, dalam sebuah rumah yang sempit dan kondisi yang memprihatinkan, terdapat tiga kepala keluarga dengan total 12 orang.

Selain itu, rumah Dede tidak memiliki fasilitas sanitasi. Sehari-hari, keluarga Dede mengandalkan empang untu keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang lokasinya berada di belakang rumah. Pernah suatu ketika, adik Dede yang saat ini masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar jatuh ke empang. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.

Nasib serupa juga dirasakan lebih dari 300 warga di Parung Panjang yang belum memiliki rumah yang layak. Kebanyakan, lantai rumah masih berupa tanah, dinding yang dari anyaman bambu serta kondisi kamar tidur yang masih jauh dari kata nyaman dan layak.

Survei Bedah Rumah

Para relawan Tzu Chi dan TNI sedang mengumpulkan data saat survei.

Survei Bantuan Bedah Rumah dari Insan Tzu Chi

Kondisi itu mengetuk hati para insan Tzu Chi untuk mengulurkan bantuan. Sebanyak 41 warga Parung Panjang mendapatkan kesempatan agar rumahnya dibedah sehingga menjadi layak huni. Rasa penuh syukur terpancar dari wajah para penerima bantuan pada Sabtu, 5 Maret 2016, saat relawan Tzu Chi melakukan survei dan sosialisasi kepada para penerima bantuan bedah rumah ini. Kegiatan ini diawali dengan olahraga ringan dan sedikit hiburan dari para relawan Tzu Chi. Tawa ceria pun memenuhi ruangan balai desa, lokasi sosialisasi dilakukan.

Survei Bedah Rumah

Olahraga dengan penuh sukacita relawan Tzu Chi bersama warga Parung Panjang.

Sekretaris Desa Jagabita, Awaludin mengaku bahwa awalnya sempat kesulitan dalam mendata warga yang berhak mendapatkan bantuan bedah rumah lantaran administrasi berupa kartu tanda penduduk dan karut keluarga milik warga tidak lengkap. Awaludin juga kerap menuai protes dari warga yang rumahnya tak kunjung direnovasi. Namun kesulitan ini akhirnya berhasil dilalui dengan melakukan diskusi dan forum terbuka bersama warga. Awaludin-pun berharap bantuan ini dapat memberikan kehangatan keluarga di rumah yang layak usai dibedah.

Kegiatan survei bedah rumah untuk keluarga yang tidak mampu ini mengingatkan kita tentang Kata Perenungan Master Cheng Yen yang mengatakan, “Di dunia ini selalu ada orang-orang yang kurang beruntung dari pada kita. Mereka yang mampu memberikan pelayanan menjadi lebih terberkahi daripada mereka yang dilayani oleh orang lain.”


Artikel Terkait

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -