Kehangatan Natal dari Rumah ke Rumah

Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Betsy Tiosnalia, Tina, Yusniaty (HQ Utara 1)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Utara 1 mengantarkan cinta kasih dan kehangatan untuk para penerima bantuan Tzu Chi yang merayakan Natal. Relawan bergaya seperti Sinterklas, membawa hadiah dalam karung merah, diikuti “kurcaci-kurcaci” di belakangnya.

Selama tiga hari berturut-turut, dari tanggal 23-25 Desember 2016, relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Utara 1 mengantarkan cinta kasih dan kehangatan Natal kepada penerima bantuan Tzu Chi yang merayakan Natal. Yakni kepada Tris, Susi, dan Aliong. Relawan datang ke rumah mereka dengan bergaya seperti Sinterklas, membawa hadiah dalam karung merah, diikuti “kurcaci-kurcaci” di belakangnya.

“Saya melihat, Bu Tris sudah menanti kedatangan kami dan duduk di ruang tamu untuk menyambut kami,” ujar Betsy Tiosnalia, salah satu relawan yang mengunjungi Tris di kawasan Krukut, Jakarta Barat. Tris yang memiliki masalah kesehatan di kakinya tidak leluasa berjalan. Sepanjang hari ia lebih banyak duduk.

Beberapa relawan yang mengunjungi Tris mengaku sudah kangen. Tris juga tampak bahagia melihat kedatangan relawan yang sudah ia kenal. Ia pun menyebut satu per satu nama relawan. Relawan yang merasa disebut namanya pun tertawa bahagia karena masih diingat oleh Tris yang pernah mereka dampingi selama pengobatan di rumah sakit beberapa waktu lalu. “Beliau masih ingat nama kami, dan disebut dengan cepat dan tepat, walaupun hampir setengah tahun tidak bertemu. Ini membuat kami sangat terharu dan bahagia,” papar Betsy dengan raut bahagia.

Relawan Betsy Tiosnalia saat bercengkerama dan merayakan Natal di tempat tinggal Tris.

 

Relawan berkunjung ke rumah Susi sekaligus memberi masukan dan saran yang baik untuk pemulihan kesehatan.

Salam hangat dan kado Natal pun diberikan. “Dengan perasaan senang, kangen dan bahagia kami memberikan salam dan kado Natal kepada Bu Tris, dan beliau juga menerima dengan bahagia,” terang Betsy.

Hari kedua, 24 Desember 2016, relawan kembali “beraksi”, kali ini ke rumah Susi. Relawan berbaris masuk. Yang berperan sebagai Sinterklas berada di paling depan dengan membawa karung berisi kado Natal. Demikian pula pada hari berikutnya, 25 Desember 2016, dengan deretan yang lebih panjang, yaitu 20 relawan. Kado Natal dan kehangatan cinta kasih diantarkan ke Depok, yaitu ke penerima bantuan Tzu Chi bernama Jap Kian Liong atau Aliong.

Relawan berbaris bagai kurcaci-kurcaci dan Sinterklas, membawa kado Natal menyusuri jalan dari tempat parkir menuju tempat tinggal Aliong.

Sama seperti Tris dan Susi, Aliong yang melihat kedatangan relawan, merasa senang. Ia tidak menyangka, apalagi mengingat perjalanan dari Pantai Indah Kapuk ke Depok memakan waktu setidaknya 1,5 jam. Aliong pun merasa bersyukur dan terharu dengan kedatangan relawan.

“Saya gak nyangka bisa ramai begitu. Banyak terima kasih sudah berkunjung ke sini melihat saya jauh-jauh dari Jakarta, saya sangat gembira dan banyak terima kasih,” ucap Aliong kepada relawan. Aliong sempat terkejut melihat panjangnya barisan relawan saat menyusuri jalan masuk di samping kuburan tempat ia menumpang tinggal.

Setelah cinta kasih dalam bentuk bingkisan Natal diberikan dan diterima dengan baik oleh Aliong, relawan bersama-sama menyanyikan lagu We Wish You a Merry Christmas. Obrolan ringan pun mengalir begitu saja. Aliong kelihatan sangat menikmati kunjungan ini. Ia juga bercerita mengenai kondisi kesehatannya yang sedang menunggu keputusan dokter apakah akan dioperasi atau lanjut kemoterapi. Relawan pun menyemangatinya sambil menasehati makanan yang harus dihindari, agar kanker ususnya dapat segera diatasi.

Mendapat kunjungan dari relawan, Aliong merasa bahagia.

Sebelum beranjak, relawan bersama Aliong menyanyikan lagu Satu Keluarga. Puspawati, yang biasa mengajak relawan melakukan kunjungan kasih, memberi tahu Aliong bahwa tiap kali mau melakukan kunjungan, banyak yang mau ikut karena merasa sebagai keluarga. “Kita merasa cinta kasih itu adalah memberi, karena itu Ko Aliong juga harus semangat ya, untuk bagaimana menjaga batin dan jasmani agar lekas pulih,” ucapnya kepada Aliong.

Merasa dianggap satu keluarga, Aliong pun terharu. “Walaupun saya dalam keadaan sakit, tapi saya merasa bahagia,” ucap Aliong. Setelah sembuh ia bertekad akan membalas budi dengan memberi perhatian kepada penerima bantuan selayaknya ia menerima cinta kasih dari para relawan selama ini.

Kemudian, relawan pun pamit, semuanya mendoakan Aliong agar segera sembuh. “Saya melihat semua saudara se-Dharma (relawan) membawa hadiah berbaris dengan gembira mengikuti Santa yang di depan. Waktu bertemu dengan Ko Aliong semuanya salaman dan tersenyum bahagia. Benar yang Master Cheng Yen bilang, dengan memberikan kebahagiaan, kita juga akan merasakan bahagia, ini tidak dapat kita beli dengan uang,” ucap Puspawati menutup pembicaraan.


Artikel Terkait

Bahagia Dalam Perbedaan

Bahagia Dalam Perbedaan

30 Desember 2014 Pagi itu tamu yang datang bukan hanya umat Kristiani saja, tetapi umat yang beragama lain juga turut merayakan Natal  bersama. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud solidaritas dan toleransi antar umat beragama untuk memupuk kerukunan.
Bingkisan di Hari Natal

Bingkisan di Hari Natal

30 Desember 2015
Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun terlihat berbeda di hari itu, di sudut ruangan tampak tangga yang disulap menjadi pohon natal yang mempesona. Pernak-pernik Natal yang menempel di tembok juga merupakan hasil penggunaan barang daur ulang.
Berbagi Keceriaan Natal di Panti Asuhan Vita Dulcedo Pematang Siantar

Berbagi Keceriaan Natal di Panti Asuhan Vita Dulcedo Pematang Siantar

20 Desember 2023

Menyambut Natal, para relawan Tzu Chi di Komunitas Xie Li Pematang Siantar berkunjung ke Panti Asuhan Vita Dulcedo. Walaupun hujan, tidak menyurutkan langkah kaki relawan dalam menyebarkan cinta kasih.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -