Keharmonisan Antar Agama

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand Yahya, Eric Kusuma, Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Selain sharing dengan para relawan, siswa-siswi Pesantren juga bersama-sama memperagakan bahasa isyarat tangan lagu-lagu Tzu Chi setelah mereka selesai makan siang di hadapan ¬Shi Fu dan relawan Tzu Chi.

Pagi ini, tanggal 24 Maret 2013, merupakan hari terakhir pelatihan relawan Indonesia sekaligus acara sharing dengan pondok Pesantren Nurul Iman. Sebanyak 200 mahasiswa-mahasiswi dari Nurul Iman mengunjungi Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara untuk berbagi bersama dengan insan Tzu Chi Taiwan dan relawan Tzu Chi Indonesia. selama lebih kurang tiga jam dengan sharing interaktif membuat suasana di Fu Hui Ting Lantai 2, Aula Jing Si menjadi semakin hidup.

 

Jalinan jodoh Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Pondok Pesantren Nurul Iman sangat baik. Tzu Chi tidak memandang perbedaan agama, suku, ras, dan lainnya. Keharmonisan antara Tzu Chi dengan Pondok Pesantren Nurul Iman sangat terlihat melalui kerjasama yang telah dilakukan antar keduanya. Para santri dari pondok pesantren juga turut bersumbangsih dalam kegiatan yang dilakukan Tzu Chi, seperti bakti sosial kesehatan maupun kegiatan lainnya. Selain sharing dengan para relawan, siswa-siswi Pesantren juga bersama-sama memperagakan bahasa isyarat tangan lagu-lagu Tzu Chi setelah mereka selesai makan siang.

Sangat Mendukung
Ummi Waheeda, pembina Yayasan Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor ini merasa senang karena mahasiswa-mahasiswi Nurul Iman mendapatkan kesempatan untuk berbagi dengan para relawan Tzu Chi baik relawan pusat Taiwan maupun relawan Indonesia. Anak-anak pesantren berasal dari seluruh Indonesia dan rata-rata mereka itu dari keluarga broken home. Ada yang anak yatim yang tidak mendapatkan perhatian sama sekali. Dengan total anak-anak pondok pesantren yang mencapai 10.000 orang, maka untuk menghadiri undangan pada sharing di Tzu Chi kali ini mereka harus di undi sehingga tidak bisa semuanya ikut dalam acara ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Lebih kurang  200 mahasiswa-mahasiswi dari Pondok Pesantren Nurul Iman mengunjungi Tzu Chi Center untuk berbagi bersama dengan insan Tzu Chi Taiwan dan relawan Tzu Chi Indonesia pada tanggal 24 Maret 2013 (kiri).
  • Doa secara bersama-sama yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi Pesantren Nurul Iman sebelum menyantap makan siang (kanan) .

Jalinan jodoh antara Pondok Pesantren Nurul Iman dengan Tzu Chi memberikan perubahan positif kepada anak-anak di Pesantren. Nilai-nilai Tzu Chi yang bisa diterapkan  di pesantren yaitu apa yang sudah dipraktikkan oleh Tzu Chi. Ummi selalu mengingatkan kepada anak-anak bahwa kalau datang ke Tzu Chi agar melihat para relawan cuci piring sendiri, membersihkan tempat makan sendiri untuk bisa dipraktikkan di pesantren. Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menciptakan keharmonisan antar sesama. “Dengan adanya perbedaan, mereka dapat menemukan bahwa manusia itu butuh cinta kasih. Hanya ada satu cara untuk menyatukan kedamaian di dunia yaitu dengan cinta kasih. Dengan satu pegangan cinta kasih maka dunia akan bersatu dan damai,” ucap Pembina Pondok Pesantren ini.

Ummi mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi atas pembelajaran kelas bahasa Mandarin yang diajarkan oleh guru-guru Tzu Chi dengan jadwal pertemuan dua minggu sekali. Karena dengan adanya pembelajaran bahasa mandarin selama tiga tahun, sekarang ada salah satu mahasiswa di Pondok Pesantren Nurul Iman mendapatkan beasiswa di Beijing university mengambil sastra China. “Ini semua berkat pendidikan dari relawan Tzu Chi,” ungkap Ummi penuh syukur. Tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain, senantiasa hidup berdampingan dengan harmonis dengan penuh cinta kasih. Itulah harapan Master Cheng Yen agar para muridnya mempraktikkan ajaran ini dalam kehidupannya sehari-hari.

foto  foto

Keterangan :

  • Ummi Waheeda, pembina Yayasan Pondok Pesantren Nurul Iman, Parung, Bogor ini merasa senang karena mahasiswa-mahasiswi Nurul Iman mendapatkan kesempatan untuk berbagi dengan para relawan Tzu Chi baik relawan pusat Taiwan maupun relawan Indonesia (kiri) .
  • Moh Mohammad menemukan banyak ilmu yang sebelumnya belum saya dapat seperti bagaimana dalam diri kita untuk tidak memikirkan diri sendiri tetapi juga turut memikirkan orang lain baik kita dalam keadaan apapun (kanan) .

Perasaan Senang
Moh. Mohammad, salah satu mahasiswa semester II jurusan pendidikan Bahasa Arab ini merasa sangat luar biasa bisa bertemu langsung dengan para Biksuni yang dari dulu sampai sekarang belum pernah bertemu langsung dengan mereka. Moh merasa senang karena banyak hal-hal yang tidak disadari yang telah dilakukannya. “Dulu saya seorang yang sering mengeluh ketika tidak punya apa-apa, tetapi alhamdulillah setelah belajar sharing tadi ketika saya berada di bawah tidak akan mengeluh lagi,“ ungkapnya. “Saya menemukan banyak ilmu yang sebelumnya belum saya dapat seperti bagaimana dalam diri kita untuk tidak memikirkan diri sendiri tetapi juga turut memikirkan orang lain baik kita dalam keadaan apapun,” tambahnya.

Untuk mewujudkan keharmonisan suatu bangsa dengan tidak membeda-bedakan agama. Menurut Moh Agama memang beda tapi tujuannya sama yaitu mententramkan dunia. Ia merasa sangat senang bisa sharing tentang kehidupan dan sekaligus mempraktikkan bahasa mandarin yang telah dipelajari kepada orang Taiwan setelah makan siang. Moh berharap pertemuan ini berkelanjutan sehingga tidak hanya sekali saja supaya bisa mengetahui apa yang sudah dipelajari. Ketika di amalkan bisa mengetahui kekurangan dalam diri. Bagi Moh, Master Cheng Yen sangat peduli sama orang lain. “Perasaannya sangat besar sekali. Beliau yang kelihatannya tidak punya apa-apa tapi punya perasaan yang besar untuk membantu orang lain,” paparnya.

  
 

Artikel Terkait

Internasional : Siaga Sepenuh Hati

Internasional : Siaga Sepenuh Hati

05 Oktober 2010 Di dalam AulaJing Si, sekelompok besar relawan saling berkoordinasi dan membantu untuk menyelesaikan karya mereka. Meskipun pekerjaan mereka cukup banyak, semua relawan menghargai kesempatan untuk memberikan bantuan dengan senyuman di wajah mereka.
Lingkungan yang Baik

Lingkungan yang Baik

08 Februari 2009 Minggu, 8 Februari 2009, bertempat di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Gedung ITC Mangga Dua Lt 6 Jakarta, sebanyak 90 anak mengikuti Kelas Budi Pekerti Tzu Chi. Ini merupakan kelas pertama di tahun 2009. Dari 90 anak yang hadir, separuhnya merupakan siswa-siswi yang telah mengikuti Kelas Budi Pekerti tahun sebelumnya.
Banyak <em>Kamsia!</em>

Banyak Kamsia!

18 Oktober 2008
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -