Keharmonisan Antar Agama
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Anand Yahya, Eric Kusuma, Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Jalinan jodoh Yayasan Buddha Tzu Chi dengan Pondok Pesantren Nurul Iman sangat baik. Tzu Chi tidak memandang perbedaan agama, suku, ras, dan lainnya. Keharmonisan antara Tzu Chi dengan Pondok Pesantren Nurul Iman sangat terlihat melalui kerjasama yang telah dilakukan antar keduanya. Para santri dari pondok pesantren juga turut bersumbangsih dalam kegiatan yang dilakukan Tzu Chi, seperti bakti sosial kesehatan maupun kegiatan lainnya. Selain sharing dengan para relawan, siswa-siswi Pesantren juga bersama-sama memperagakan bahasa isyarat tangan lagu-lagu Tzu Chi setelah mereka selesai makan siang. Sangat Mendukung
Keterangan :
Jalinan jodoh antara Pondok Pesantren Nurul Iman dengan Tzu Chi memberikan perubahan positif kepada anak-anak di Pesantren. Nilai-nilai Tzu Chi yang bisa diterapkan di pesantren yaitu apa yang sudah dipraktikkan oleh Tzu Chi. Ummi selalu mengingatkan kepada anak-anak bahwa kalau datang ke Tzu Chi agar melihat para relawan cuci piring sendiri, membersihkan tempat makan sendiri untuk bisa dipraktikkan di pesantren. Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menciptakan keharmonisan antar sesama. “Dengan adanya perbedaan, mereka dapat menemukan bahwa manusia itu butuh cinta kasih. Hanya ada satu cara untuk menyatukan kedamaian di dunia yaitu dengan cinta kasih. Dengan satu pegangan cinta kasih maka dunia akan bersatu dan damai,” ucap Pembina Pondok Pesantren ini. Ummi mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi atas pembelajaran kelas bahasa Mandarin yang diajarkan oleh guru-guru Tzu Chi dengan jadwal pertemuan dua minggu sekali. Karena dengan adanya pembelajaran bahasa mandarin selama tiga tahun, sekarang ada salah satu mahasiswa di Pondok Pesantren Nurul Iman mendapatkan beasiswa di Beijing university mengambil sastra China. “Ini semua berkat pendidikan dari relawan Tzu Chi,” ungkap Ummi penuh syukur. Tidak membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain, senantiasa hidup berdampingan dengan harmonis dengan penuh cinta kasih. Itulah harapan Master Cheng Yen agar para muridnya mempraktikkan ajaran ini dalam kehidupannya sehari-hari.
Keterangan :
Perasaan Senang Untuk mewujudkan keharmonisan suatu bangsa dengan tidak membeda-bedakan agama. Menurut Moh Agama memang beda tapi tujuannya sama yaitu mententramkan dunia. Ia merasa sangat senang bisa sharing tentang kehidupan dan sekaligus mempraktikkan bahasa mandarin yang telah dipelajari kepada orang Taiwan setelah makan siang. Moh berharap pertemuan ini berkelanjutan sehingga tidak hanya sekali saja supaya bisa mengetahui apa yang sudah dipelajari. Ketika di amalkan bisa mengetahui kekurangan dalam diri. Bagi Moh, Master Cheng Yen sangat peduli sama orang lain. “Perasaannya sangat besar sekali. Beliau yang kelihatannya tidak punya apa-apa tapi punya perasaan yang besar untuk membantu orang lain,” paparnya. | |||
Artikel Terkait

Internasional : Siaga Sepenuh Hati
05 Oktober 2010 Di dalam AulaJing Si, sekelompok besar relawan saling berkoordinasi dan membantu untuk menyelesaikan karya mereka. Meskipun pekerjaan mereka cukup banyak, semua relawan menghargai kesempatan untuk memberikan bantuan dengan senyuman di wajah mereka.