Keharmonisan Menyongsong Tiga Hari besar

Jurnalis : Rusli Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Yulianto ( Tzu Chi Medan)

Minggu, 3 Mei 2015, relawan Tzu Chi Medan melakukan latihan untuk menyambut perayaan 3 hari besar, Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Berbagai kesibukan menyambut Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia telah dilakukan oleh Tzu Chi Medan. Kegiatan yang nantinya dilaksanakan pada Minggu, 10 Mei 2015 ini bertempat di Regale Convention Hall Medan. Pada peringatan 3 hari besar itu, Tzu Chi Medan akan membentuk formasi berupa tulisan Tzu Chi dan Daun Bodhi yang diperkirakan akan melibatkan 1.156 peserta.

Suasana antusias, serius dan harmonis tercermin dari persiapan menjelang acara ini. Acara latihan dimulai dengan doa bersama untuk korban gempa di Nepal, suasana khidmat dan penuh ketulusan terlihat dari setiap peserta. Acara dilanjutkkan dengan mengikuti aba-aba dan koordinasi dari penyelenggara acara. Walau memakan waktu yang cukup lama untuk berdiri dalam latihan prosesi, para peserta yang sebagian besar adalah relawan sangat bekerjasama dan bersatu hati dengan menjaga posisi masing-masing. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa keindahan kelompok terletak pada keindahan pribadi masing-masing individu, hal ini diterapkan oleh relawan Tzu Chi Medan dalam praktiknya.

Latihan formasi Waisak sangat mutlak diperlukan untuk membentuk formasi yang rapi, hal ini menunjukkan nilai-nilai budaya humanis Tzu Chi. Juga menunjukkan keharmonisan dalam setiap langkah kaki dan gerakan dapat menunjukkan pelatihan dan keseimbangan batin setiap individu.

Pada peringatan 3 hari besar itu, Tzu Chi Medan akan membentuk formasi berupa tulisan Tzu Chi dan Daun Bodhi yang diperkirakan akan melibatkan 11.560 peserta.

Wujud Kesatuan dan Kekompakan

Latihan dan persiapan prosesi ini dihadiri oleh relawan yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda. Salah satunya adalah Fitri Ainun, relawan abu putih yang merupakan seorang muslim. Berada di tengah keluarga besar Tzu Chi membuat Fitri merasakan kehangatan keluarga. Ia merasa sekecil apapun perbuatan baik yang ia lakukan sangat dihargai. Dalam acara kali ini, ia ingin menunjukkan bahwa Tzu Chi sangat universal.

Selain Fitri, ada juga Marliani Tjula yang merupakan seorang Kristiani. Marliani mengenal Tzu Chi saat dirinya menjadi pendonor dalam baksos donor darah yang dilakukan Tzu Chi secara berkala. Saat menjadi pendonor, ia mendengar lantunan lagu Tzu Chi yang membuatnya terharu dan meneteskan air mata. Dari sanalah ia langsung mengisi formulir untuk menjadi relawan Tzu Chi. “Ikut menjadi relawan Tzu Chi adalah panggilan hati dan mengoptimalkan makna kehidupan,” ucapnya. Saat ini Marliani bersama anaknya telah bergabung di barisan Tzu Chi.

Di awal acara, relawan melakukan doa bersama yang ditujukan untuk para korban gempa Nepal, sepekan lalu.

PIC acara, Herlina Shijie, sangat terharu melihat kesatuan dan kekompakan relawan. “Walau di sela-sela kesibukan masing-masing, setiap bagian dan PIC tetap berkoordinasi dengan baik dalam perencanaan kegiatan ini dengan sepenuh hati,” ujarnya.

Kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik bagi setiap peserta untuk berdoa dengan tulus dan dapat mengumpulkan niat kebajikan sebagai wujud membalas tiga budi luhur, yaitu budi luhur Buddha, budi luhur orang tua, dan budi luhur semua makhluk hidup. “Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan suasana yang khidmat sehingga setiap batin dari peserta dapat tenang dan batinnya dapat tersucikan dari noda-noda batin,” jelas Herlina.

Artikel Terkait

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -