Keharuan dan Ungkapan Cinta di Hari Ibu

Jurnalis : Triana Putri, Henny Yohannes (He Qi Pluit), Fotografer : Triana Putri, Henny Yohannes (He Qi Pluit)

Relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Angke dan Pluit mengadakan Gathering Gan En Hu bertema Hari Ibu. Acara ini dihadiri 50 penerima bantuan beserta keluarga mereka, serta 19 relawan.

"Ada dua hal yang tidak bisa kita tunda: yang pertama, berbakti kepada orang tua, dan kedua, melakukan kebajikan," ungkap Henny, pembawa acara pada Gathering Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang diselenggarakan pada Minggu, 1 Desember 2024, di Gedung DAAI TV, Basement PIK, Jakarta Utara. Acara ini diadakan oleh komunitas He Qi Angke & Pluit dengan tema Hari Ibu, dan dihadiri oleh 50 penerima bantuan beserta keluarga mereka serta 19 panitia.

Dalam suasana yang hangat dan penuh kasih, relawan mengajak para peserta, khususnya anak-anak penerima bantuan, untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada ibu mereka. Dengan cara sederhana namun bermakna, mereka memberi teh dan menyuapi kue kepada ibu mereka sebagai simbol cinta dan rasa hormat.

Inspirasi dari Film Pendek
Sebelum masuk ke acara inti, peserta diajak menonton sebuah film pendek berjudul Kisah Inspirasi Berbakti kepada Orang Tua. Film ini menceritakan seorang guru sekolah dasar yang selalu membawa ibunya saat mengajar, meski hal itu mendapat protes dari para orang tua murid. Mereka menganggap kehadiran ibu sang guru mengganggu proses belajar mengajar. Namun, di akhir cerita, terungkap bahwa sang guru ingin mengajarkan kepada murid-muridnya tentang pentingnya berbakti kepada orang tua, karena orang tua adalah sumber kasih sayang, perhatian, dan pembimbing hidup kita.

Relawan Henny Mulyono bersama ibunya memberikan contoh tradisi memberi minum dan menyuapi makanan kepada orang tua, simbol rasa hormat dan terima kasih.

Ketika film selesai, suasana haru menyelimuti ruangan. Beberapa peserta terlihat meneteskan air mata. Henny kemudian bertanya kepada salah satu anak penerima bantuan, Damiana, tentang kesannya setelah menonton film tersebut. Namun, Damiana hanya menangis dan tak mampu berkata-kata. "Terharu ya?" tanya Henny, yang dijawab dengan anggukkan dan isakan kecil.

Henny kemudian juga mengutip pesan menyentuh dari Mama Khaila, salah satu ibu yang hadir, "Setiap anak pasti memiliki seorang ibu yang merawat dan membesarkannya. Tapi, dari sekian banyak anak, belum tentu ada yang mampu merawat satu ibu."

Khaila, dengan kedua tangan mungilnya, berlutut di depan ibunya mengikuti aba-aba pembawa acara. Ia dengan perlahan memberikan minum dan menyuapi kue kepada ibunya sebagai tanda cinta kasih.

Memberi Teh dan Menyuapi Kue: Simbol Rasa Hormat
Memasuki acara selanjutnya, Henny menjelaskan bahwa tradisi memberi teh dan menyuapi kue ini adalah simbol penghormatan dan rasa terima kasih kepada para ibu atas pengorbanan dan kasih sayang mereka yang tiada pamrih. Momen ini juga menjadi cara untuk mengungkapkan cinta yang sering kali tak terucapkan dalam kata-kata.

Damiana merasa terharu dengan momen ini. Ini adalah pertama kalinya ia melakukan hal seperti ini untuk ibunya di Hari Ibu.

Sebagai panduan, salah satu relawan yang membawa ibunya diminta memberi contoh terlebih dahulu. Setelah itu, anak-anak diminta membawa gelas teh dan berlutut di depan ibu mereka. Henny, selaku pembawa acara kemudian memberi aba-aba, "Ma, Pa, ini teh untuk kalian. Terima kasih sudah melahirkan, merawat, dan menyayangi saya dengan penuh cinta."

Banyak ibu yang menerima teh dari anak-anak mereka tidak kuasa menahan air mata. Suasana semakin mengharukan ketika anak-anak menyuapi kue kepada orang tua sambil berkata, "Terima kasih sudah menyekolahkan saya dan berkorban untuk kebahagiaan saya. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk kalian."

Yanti merasa bahagia karena ia mendapatkan 3 gelas teh dan 3 potong kue dari ke tiga anaknya di momen special hari ibu ini.

Dalam kesempatan itu anak-anak juga diajak untuk memeluk orang tua mereka. "Mungkin saat ini saya belum bisa menjadi anak yang berbakti, tapi saya berjanji akan berusaha menjadi anak yang berbakti," kata Henny, menambah suasana Gedung DAAI TV dipenuhi kehangatan dan rasa haru.

Kisah Haru Seorang Peserta
Salah satu peserta, Riana Kumala (54), membagikan kisahnya. Ia sedang berjuang pulih dari stroke yang dideritanya sejak Juli 2021. Dengan suara lirih, ia berkata, "Saya sangat tersentuh dengan acara ini. Selama ini, saya sudah merepotkan mama yang usianya hampir 86 tahun. Seharusnya saya yang merawat mama, bukan sebaliknya. Tapi saya percaya, dengan kondisi saya yang semakin membaik, saya akan segera bisa membantu mama lagi."

Riana juga mengungkapkan rasa syukurnya karena saat ini ia sudah bisa berjalan, mandi, dan makan sendiri, meski masih kesulitan dengan jari tangan yang kaku. Harapannya adalah untuk segera pulih total agar bisa membahagiakan ibunya.

"Saya sangat tersentuh dengan acara ini. Selama ini saya merepotkan mama, padahal seharusnya saya yang merawatnya," ungkap Riana Kumala penuh haru saat berbagi cerita.

Sebelum acara berakhir, Henny mengingatkan para peserta untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua mereka, terutama yang tidak hadir. "Begitu sampai di rumah, peluklah ibu kalian dan ucapkan Selamat Hari Ibu. Ingatlah, walaupun kita menggendong ibu di pundak kiri dan ayah di pundak kanan, mengelilingi Gunung Sumeru, itu masih belum cukup untuk membalas jasa mereka."

Acara ini menjadi pengingat yang kuat bahwa cinta kasih kepada orang tua adalah kebajikan tertinggi. Dengan penuh haru, acara ini telah berhasil menyentuh hati banyak orang, menghidupkan kembali nilai-nilai bakti dan cinta kasih dalam keluarga.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Penerima Bantuan Tzu Chi Di Palembang Berkenalan Dengan Menu Vegetaris

Penerima Bantuan Tzu Chi Di Palembang Berkenalan Dengan Menu Vegetaris

07 September 2022

Tzu Chi Palembang mengadakan kegiatan Gathering Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang sedikit berbeda dari sebelumnya karena pada kesempatan ini para relawan juga memperlihatkan demo memasak vegetaris kepada para Gan En Hu

Terang Natal di Aula Jing Si Batam

Terang Natal di Aula Jing Si Batam

18 Desember 2024

Pada Minggu, 8 Desember 2024, Tzu Chi Batam mengadakan acara Gathering Gan En Hu di kantin Aula Jing Si Batam. Gathering bertema Natal ini diikuti sebanyak 62 relawan dan 244 Gan En Hu.

Mendalami Makna Saling Berbagi

Mendalami Makna Saling Berbagi

15 Maret 2019
Relawan Tzu Chi kembali mengadakan kegiatan Gathering Gan En Hu dan Anak Asuh pada Minggu, 3 Februari 2019, di lantai Basement Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. 
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -