Kejutan dan Tawa Indah

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati, Henry tando

Tim medis RSCK Tzu Chi Cengkareng bersama relawan Tzu Chi bersama-sama melakukan kunjungan kasih ke salah satu pasien yang pernah ditanganinya pada Jumat pagi, 22 Desember 2017.

Hai Indah... apa kabar,” sapa tim medis RS Cinta Kasih Tzu Chi bersama relawan Tzu Chi saat memasuki rumah yang ditinggali Indah di salah satu blok rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada Jumat pagi (22/12/17). Indah tersenyum bahagia menyambut kehadiran para dokter, perawat, dan relawan. Ia pun bergegas menyalami satu persatu tamu yang hadir sembari menyium tangan mereka.

Pascaoperasi pada tanggal 10 November 2017 lalu, kini Indah Wulan Purnamasari sudah mulai bisa mengenal bunyi-bunyi di sekitarnya. Bahkan sebelum tim medis dan relawan Tzu Chi datang untuk melakukan kunjungan kasih, Indah menari tarian Jawa yang sempat diabadikan oleh Nathalia Sunaidi, Founder Yayasan Dana Everyday yang telah hadir lebih dulu. Tarian serupa juga diperagakan di hadapan para tim medis dari RSCK Tzu Chi Cengkareng dan relawan begitu mendengar langgam Jawa dari handphone sang ayah, Riyono.

Tidak hanya menari, Indah juga menunjukkan respon-responnya ketika mendengar bunyi-bunyi atau ketika diajak untuk berkomunikasi. Senyum lebar di bibirnya pun lebih sering terlihat dibandingkan dulu yang justru lebih sering marah dan memukul ibunya. Bahkan jika sebelumnya Indah cenderung memahami isyarat tangan dalam berkomunikasi dengan orang tuanya kini sudah mulai memahami apa yang dikatakan mereka.

Indah Wulan Purnamasari, gadis kecil yang telah melakukan operasi implan koklea pada kedua telinganya menyalami satu persatu tim medis dan relawan yang hadir.


Dalam kunjungan ini tim medis maupun relawan melihat perkembangan Indah pascaoperasi lebih kurang sebulan setengah yang lalu di RSCK Tzu Chi Cengkareng.

“Jadi kalau kita bilang bobok, Indah langsung tahu. Kalau dulu mesti ada isyarat tangan,” kata sang ayah, Riyono. “Misalnya makan juga begitu, kalau sudah habis dan minta tambah dia bilang ‘mam... mam...’,” lanjutnya. Hal ini pun diiyakan sang istri. “Kita sudah tahu itu maksudnya minta nambah,” kata Purnaningsih yang diikuti tawa.

Dua kali menjalani terapi telah memberikan perkembangan baik untuk Indah. Sebagai orang tua Riyono sangat bersyukur melihat hal ini. “Indah sudah bisa diarahkan sudah tidak gampang marah lagi kayak kemarin-kemarin. Dia sudah banyak mengeluarkan suara walaupun belum tahu artinya apa, mengerti beberapa kata-kata. Bersyukur banget artinya dia sudah mau belajar kalau saya pakai ini ada suara kalau enggak pakai enggak dengar apa-apa. Kayak sudah tahu itu,” kata Riyono senang.

Adapula keisengan Indah yang dikira benar-benar akan membagi makanan di tangannya, namun justru ia hanya menggoda relawan dengan menarik tangannya yang memegang makanan tersebut sembari tersenyum seolah senang karena berhasil menggoda relawan. Tim medis dan relawan yang datang pun tertawa dibuatnya.

Melihat tingkah polah bocah 2,5 tahun yang menggemaskan ini tim medis RSCK Tzu Chi dan relawan cukup terkejut dibuatnya. Terkejut sekaligus bahagia atas perkembangan Indah yang sangat baik.

“Perkembangannya luar biasa, sudah mengenali suara,” kata dr. Oppy Surya Atmaja yang menangani Indah.

Ibu Indah, Purnaningsih dan sang ayah Riyono begitu bahagia melihat sang buah hati mengalami perubahan yang sangat baik setelah dua kali menjalani terapi pasca operasi tanam implan rumah siput.


Dokter Oppy (tengah) mengaku bahagia melihat perkembagan luar biasa yang dialami Indah. Begitu juga dengan Juny Leong (kanan) yang sejak awal mendampingi pasien cilik asal Desa Banaran ini.

Dokter spesialis THT di RSCK Tzu Chi Cengkareng ini menjelaskan lebih lanjut bahwasanya setelah implan koklea memang tahapan awalnya pengenalan suara dulu kemudian baru diajarkan untuk speech therapy. “Setelah dilakukan implan hanya bisa mendengar suara tidak bisa mengartikan,” ujarnya. “Awalnya memang begitu dulu nanti diajarkan berbicara perlahan-lahan dia akan mulai mengerti maksud kata,” lanjutnya.

Meskipun Indah sudah berusia lebih dari dua tahun namun kondisinya akan kembali seperti bayi yang baru lahir. Bisa berbicara seperti anak normal lainnya juga memerlukan kesabaran dalam melatihnya tergantung intensitas latihannya dan tergantung kepribadian sang anak. “Semakin sering diterapi semakin keinginan kuat untuk bicara semakin cepat,” ungkap dokter Oppy.

Juny Leong, relawan Tzu Chi yang selama ini mendampingi Indah pun merasa senang melihat perkembangan bocah asal lereng Gunung Merbabu dari waktu ke waktu ini.

“Sebelumnya saya khawatir bantuan dari Tzu Chi apakah bermanfaat untuk Indah mengingat biayanya sangat besar, dengan biaya sebesar itu bisa menolong beberapa orang. Tapi setelah saya memantau perkembangannya, minggu ke minggu perkembangannya sangat bagus,” ujar Juny. “Ternyata dengan menolong satu orang saja kalau kita melakukannya dengan tulus dan kasih sayang yang selama ini saya pelajari dari Tzu Chi itu sangat bermanfaat untuk membantu orang. Saya sangat bahagia sekali,” sambungnya senang.

 

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Kejutan dan Tawa Indah

Kejutan dan Tawa Indah

22 Desember 2017 Pasca operasi pada tanggal 10 November 2017 lalu, kini Indah Wulan Purnamasari sudah mulai bisa mengenal bunyi-bunyi di sekitarnya. Bahkan sebelum tim medis dan relawan Tzu Chi datang untuk melakukan kunjungan kasih, Indah dengan lincah menari tarian Jawa.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -