Kekayaan Batin dapat Tercapai dengan Mengendalikan Emosi, Bersabar, dan Berpuas Hati
Jurnalis : July, Elisa (Tzu Chi Batam), Fotografer : Vincent, Jacky, Supardi (Tzu Chi Batam)Sebuah ice-breaking yang dibawakan oleh tim isyarat tangan.
Tzu Chi Batam mengadakan pelatihan relawan Abu Putih (AP) ke-2, di Fu Hui Ting, Aula Jing Si Batam, Minggu 24 Maret 2024. Mengusung tema Mempraktikkan Kebajikan di Dunia dan Mewariskan Cinta Kasih, pelatihan ini dihadiri 122 orang. Di antaranya 18 tunas relawan (rompi) yang akan dilantik dan 50 relawan abu putih Tzu Chi. Pelatihan kali ini juga diikuti oleh relawan dari Pulau Selat Panjang dan Tanjung Balai Karimun melalui Zoom.
Materi pelatihan kali ini terdiri dari Keindahan Budaya Humanis Tzu Chi, Jenjang Relawan, Galang Hati Galang Dana, dan berbagai sharing dari peserta yang mengikuti pelatihan ini. Materi Budaya Humanis dibawakan oleh Nelly tentang Sup Empat Ramuan Tzu Ch) yaitu tahu berpuas diri, bersyukur, sikap pengertian, dan berlapang dada.
Nelly membawakan materi Budaya Humanis yang dirangkum dalam Sup Empat Ramuan Tzu Chi.
Materi Budaya Humanis mengingatkan peserta untuk memiliki pemahaman dan kebijaksanaan sehingga dapat mengubah karakter kita. Kekayaan batin dapat tercapai dengan mengendalikan emosi, bersabar dan berpuas hati. Bukan kekayaan materi melainkan kekayaan batin yang akan mendorong seseorang untuk bersumbangsih. “Dengan harmonis kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik bagi orang di sekitar, masyarakat dan lingkungan. Dan kita datang untuk diukir atau dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” jelas Nelly.
Salah satu relawan yang dilantik menjadi relawan abu putih adalah Andrisyah. Tiga bulan terakhir ini ia rutin ke posko daur ulang. Di sela perjalanan menuju posko daur ulang, Andrisyah memungut barang yang dapat dibawa ke posko daur ulang. “Sambil jalan ambil cinta kasih,” ungkap Andrisyah.
Andrisyah pernah mengalami kecelakaan motor pada 2022. Ia mengalami cedera pada kepala bagian kiri, dan mengharuskannya operasi sebanyak 5 kali yang menyebabkan dia tidak bisa bekerja. Andrisyah dulu kerap menyumbang beberapa sisa besi untuk Tzu Chi Batam. Ia sangat terkesan dengan kata perenungan Master Cheng Yen yaitu hal yang benar, lakukan saja. Karena baginya setelah mengalami kecelakaan ini, ia merasakan Buddha memberikan ia kesempatan kedua untuk menjadi orang yang lebih baik dan terus tekun melakukan kebajikan.
Andrisyah merupakah salah satu dari 18 peserta yang dilantik sebagai relawan Abu Putih.
Sementara itu, Charlie Steven, awalnya tidak berniat untuk dilantik, akan tetapi setelah mengikuti pelatihan dari awal sampai pertengahan pelatihan, terdapat ceramah Master Cheng Yen yang menyentuh hatinya, yaitu tentang kehidupan tidak kekal. Ia juga teringat pada pesan Ibundanya yang merupakan sosok yang mendorongnya mengikuti pelatihan kali ini.
“Tzu Chi itu mengajarkan kebaikan, kan ga ajar yang buruk. Kenapa kamu harus takut? Kalau kamu tahu itu (Tzu Chi) sebuah kebaikan, ya lakukan,” ungkap Ibu Charlie.
Detik itu juga, Charlie langsung memantapkan hatinya untuk masuk dalam barisan relawan Tzu Chi. Baginya pelatihan kali ini sangat membuka hatinya, ia merasa terkoneksi dengan Master Cheng Yen yang mengatakan padanya bahwa ini adalah waktu yang tepat, ini adalah saatnya ia harus menjadi murid Master Cheng Yen karena ia telah mengikuti kegiatan Tzu Chi cukup lama.
Charlie Steven, juga dilantik dalam pelatihan ini.
Menariknya lagi, dalam pelatihan ini, ada seorang relawan abu putih yaitu Risky Afifah yang tengah menjalankan ibadah puasa. Ia sama sekali tidak merasa terganggu atas kegiatan pelatihan ini karena terdapat sesi makan bersama.
Risky membaca kata perenungan Master Cheng Yen yaitu penderitaan dan kebahagiaan itu hanya ada dipikiran. “Kalau misalnya kita ngeluh capek itu cuma di pikiran, kalau kita mempunyai kesungguhan hati, kita mau membuat kebajikan itu semua akan dipermudah. Jika kita bersungguh hati pasti ada jalan, harus kuat,” ungkap Risky.
Risky juga merasakan perubahan setelah bergabung di Tzu Chi, yaitu lebih banyak belajar melatih diri menjadi pribadi yang lebih sabar, bersyukur dan saling menghormati antar sesama.
Penutup dari rangkaian pelatihan ini adalah pesan cinta kasih dari Yasin, Wakil Ketua He Qi 2. Ia berterima kasih kepada seluruh relawan yang dari satu bulan sebelumnya bersungguh hati menyiapkan pelatihan in sehingga berjalan lancar. Ia berharap, setiap ada kesempatan, semua relawan mau ikut serta mengikuti kegiatan Tzu Chi. Siapapun bisa menjadi murid Master Cheng Yen, jika dari diri sendiri ada kemauan. “Semoga kita lebih semangat dan bersama-sama menggarap ladang berkah, karena dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia, pertama berbakti kepada orang tua, kedua melakukan kebajikan,” ungkapnya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Filosofi dan Semangat Tzu Chi sebagai Dasar yang Kokoh Menapaki Jalan Bodhisatwa
08 November 2021Relawan Tzu Chi Pekanbaru pada Minggu, 31 Oktober 2021 mengadakan pelatihan dan pelantikan menjadi relawan Tzu Chi. Kegiatan berangsung di kantor perwakilan Pekanbaru.
Pelatihan Relawan: Makna dari Sebuah Seragam
14 Oktober 2014 Semangat relawan terlihat saat memasuki Aula Jing Si di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Relawan yang hadir berasal dari hampir seluruh pulau yang ada di Indonesia. Mereka (relawan) saling bertemu, mengenal, bertegur sapa dan membagi kisah. 11 hingga 12 Oktober 2014 berlangsungnya acara pelantikan relawan biru putih.Pelatihan Relawan Biru Putih: Menjaga Batin dan Kelembutan Hati
13 Oktober 2015Dulu, Hong Evie merupakan wanita yang keras dan penuh amarah. Kesulitan hidup yang dia alami membuatnya bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Siapa sangka, wanita yang dulu ringan tangan kepada anaknya kini tergerak menjadi relawan hingga dilantik menjadi relawan berseragam biru putih pada Minggu 11 Oktober 2015. Hubungannya dengan anak tunggalnya Yena juga menjadi lebih harmonis.