Kekuatan Cinta Kasih di Tengah Bencana Banjir
Jurnalis : Andikha Eka P. Larope (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Ahmad Sururi, Andikha Eka P. Larope, Apriadi, Yudhi Wicaksono (Tzu Chi Sinar Mas)Relawan sedang melihat kondisi rumah salah seorang warga yang terendam banjir.
Bencana banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Banjir kali ini lebih parah dibandingkan dengan banjir-banjir sebelumnya. Beberapa lokasi yang berada di posisi yang lebih tinggi yang sebelumnya tidak pernah terendam banjir, kali ini ikut merasakan banjir yang sangat besar. Luapan air dari Sungai Seruyan, naik hingga merendam rumah-rumah warga yang berada di pinggirannya.
Banjir membuat kondisi desa sulit dijangkau. Warga desa pun harus membuat tempat yang lebih tinggi untuk menyimpan barang-barangnya agar tidak basah dan terhanyut.
Mendapat kabar tentang musibah banjir tersebut, relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Tengah 1 segera bergerak untuk menyalurkan bantuan bagi warga terdampak.
Relawan bahu membahu menurunkan bantuan dari truk untuk kemudian dibawa menggunakan klotok (perahu).
Pada 17 September 2020, bantuan berupa paket sembako disalurkan ke 7 desa. Relawan dibagi ke dalam 4 tim, yang pertama membagikan bantuan ke Desa Derangga dan Tanjung Hara sebanyak 294 paket. Tim kedua bergerak menuju Desa Tanjung Paring dan Desa Panimba Raya, membagikan 260 paket sembako. Tim ketiga menuju Desa Sandul dan Desa Tanjung Rangas II dengan membawa 120 paket. Kemudian tim terakhir menuju Desa Kalang untuk membagikan 46 paket.
Membutuhkan kerja sama dan tenaga dari banyak orang untuk dapat menyalurkan bantuan tersebut. Beberapa kendala juga ditemui seperti akses jalan yang tidak dapat dilalui sehingga bantuan harus disalurkan menggunakan klotok (perahu) agar dapat diterima langsung oleh masyarakat yang membutuhkan. Semua itu dilakukan secara bahu-membahu antara relawan bersama masyarakat dan perangkat desa.
Banjir membuat wilayah sekitar terendam, klotok menjadi transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan bantuan.
“Ketika mendapatkan kabar dari Andikha Larope (relawan), terus terang saya bingung bagaimana untuk menjemput bantuan tersebut karena pasti mobil tidak akan bisa sampai ke desa kami. Klotok sudah kami siapkan tetapi titik penjemputan belum bisa kami pastikan karena harus melalui Desa Tanjung Paring terlebih dahulu. Alhamdulillah, jalan terbuka bagi kami yaitu dengan melalui lahan pertanian yang sudah terendam banjir hingga seperti danau dan memudahkan klotok untuk melintasinya,” cerita pak Sukarto, Kepala Desa Panimba Raya.
“Sebagian warga yang memiliki bayi dan mempunyai saudara di tempat lain, bisa mengungsi. Tapi bagi sebagian besar kami yang memang hanya memiliki rumah di sini, harus tetap bertahan. Kami sangat bersyukur masih ada relawan Tzu Chi yang selalu memberikan perhatian kepada kami. Banjir ini sudah melanda kami kurang lebih 10 hari dan ini merupakan bantuan pertama yang kami terima. Kami sangat bersyukur sekali atas perhatian dari para relawan,” tambahnya.
Relawan menurunkan beras dari truk dibantu oleh pihak pemerintah dan warga setempat.
Pada kesempatan ini, relawan berkunjung kerumah Bapak Taib Huldi. Ia adalah penerima bantuan operasi katarak dan juga penerima bantuan biaya hidup. Kedatangan relawan disambut bahagia olehnya. Pada saat berkunjung untuk memberikan bantuan banjir, Ia sedang memperbaiki beberapa dinding rumah yang bocor serta membuat tempat untuk meletakkan barang-barang. Rumahnya terendam banjir hingga setengah meter.
“Kamar sudah terendam semua, jadi saya tidur di atas meja ini,” ucapnya sambil menunjukkan meja panjang yang ada di dapur.
Pada musibah banjir kali ini, total 720 paket sembako yang terdiri dari 7.200 Kg beras, 720 piring telur ayam, dan 720 dus mi instan diberikan kepada masyarakat yang terdampak.
“Semoga bantuan ini memberikan manfaat dan mengurangi beban saudara-saudara kita di desa. Semoga Tuhan melindungi keluarga kita di desa dan musibah banjir ini segera berlalu,” ungkap Ridwan ketua Xie Li Kalimantan Tengah 1.
Dengan penuh cinta kasih relawan melalui medan yang sulit untuk secara langsung memberikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak banjir.
Tak hanya kendala, namun ada juga ada rasa syukur yang terungkap di tengah bencana. Bagi para relawan, hal ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk menebar cinta kasih dan melatih diri. Lelah ketika menaikan, menurunkan, dan memindahkan paket sembako berubah menjadi kebahagiaan ketika melihat senyuman di wajah masyarakat yang terdampak.
“Ini adalah sesuatu yang sudah agak jarang kami lihat. Mengingat dengan adanya pandemi Covid-19 ini, kegiatan-kegiatan yang rutin kami lakukan terpaksa ditunda. Ikut serta dalam bantuan banjir kali ini membuat saya bisa melihat senyuman di wajah warga desa,” ungkap Syafa’at, relawan yang ikut menyalurkan bantuan.
Musibah banjir ini menjadi pelajaran berharga bagi relawan untuk selalu bersyukur di tengah kondisi apapun yang melanda. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Rasa syukur dapat diungkapkan dengan membantu orang lain.” Oleh karena itu wujudkanlah rasa syukur dengan terus bahu membahu menolong orang lain disetiap kesempatan yang ada.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Tzu Chi Salurkan Bantuan untuk Warga Kota Sintang dan Kab. Melawi
18 November 2021Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat masih dilanda banjir hingga (17/11/2021). Relawan Tzu Chi menyalurkan 10.000 paket berisi 10 kg beras, 1 liter minyak goreng, dan 5 bungkus mi instan, serta 500 kg telur untuk dapur umum.
Banjir 2020: Mengurangi Keresahan Warga Kampung Panunggangan Barat Pascabanjir
05 Januari 2020Relawan Tzu Chi di He Qi Tangerang menyalurkan 500 paket bantuan banjir di Kampung Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Jumat, 3 Januari 2020. Paket berupa satu ember yang masing-masing berisi 1 botol besar air minum, 5 bungkus MI DAAI, 1 helai selimut, 2 helai sarung, handuk, serta peralatan mandi.
Banjir Sentani: Perhatian Bagi Keluarga Korban Banjir Bandang
01 April 2019Selama dua hari (28 – 29 Maret), relawan Tzu Chi memberikan perhatian kepada 40 keluarga korban meninggal akibat musibah banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua.