Kekuatan Kisah Manusia
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya Evi Rahmawati, tokoh asli dalam drama "Kisah Sebening Kasih" saat menyampaikan rasa terima kasihnya atas diangkatnya kisah hidupnya pada acara peluncuran perdana drama tersebut di Blitz Megaplex pada hari Kamis, 8 Mei 2008. | “Inilah dimana karya sebuah film menggambarkan sesuatu yang nyata, dan ada solusinya sehingga bisa ditiru di dunia nyata.” Kalimat bernada pujian ini meluncur dari Menteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia, Prof. DR. Meutia Hatta dalam acara launching perdana sinetron Kisah Sebening Kasih yang diproduksi DAAI TV Indonesia bekerja sama dengan SET Film pimpinan Garin Nugroho. Acara yang dihadiri sekitar 50 wartawan dan tamu undangan ini diselenggarakan di Blitz Megaplex, Grand Indonesia pada hari Kamis, 8 Mei 2008. |
Tidak hanya Ibu Menteri saja yang berharap agar sinetron-sinetron sejenis bisa terus hadir di layar kaca pemirsa Indonesia, namun juga para sineas, kru film, dan juga wartawan yang hadir menaruh harapan besar pada DAAI TV untuk tetap bisa konsisten menghadirkan tayangan-tayangan yang bermutu, berpedoman kepada kebenaran, dan dapat menginspirasi orang untuk berbuat kebaikan. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi pengganti sinetron-sinetron yang kurang membumi. Jangan kita menonton sinetron yang penuh mistik dan kekerasan. Kita harus bisa menggiring, jangan sampai televisi atau sinetron yang ikut tergiring selera pasar, tapi kita harus bisa membawa dan menggugah masyarakat untuk berbuat sesuatu dan mencari solusi dari permasalahan yang ada,” tambah Meutia Hatta yang berkesempatan menyaksikan episode pertama drama mini seri ini. Tayangan Alternatif Keluarga Ket : - Menteri Pemberdayaan Perempuan, Prof. DR. Meutia Hatta memotong tumpeng sebagai tanda resminya Membawa Angin Segar “Saya pikir DAAI TV tidak perlu ikut-ikutan terpengaruh dengan masalah rating, karena rating itu diciptakan oleh sistem kapitalis dan rasanya DAAI TV tidak perlu ke arah itu,” kata Arul dari salah satu perwakilan media yang hadir. Menurut pria yang juga aktif di Kritikus Sinema Indonesia (KSI) ini, kecenderungan program-program yang ada di DAAI TV itu inspiring, motivated, truth, and to be clear. “Ini sebenarnya merupakan suatu basic yang ingin dimunculkan oleh sineas-sineas dan artis kita dalam membangun karakter bangsa ini,” tegas Arul. Hal senada juga disampaikan Zaenal Abidin Domba yang memerankan tokoh Dadang, ayah Evi dalam drama mini seri tersebut. “Terus terang, dengan adanya DAAI TV memproduksi KSK dengan SET Film, saya sejak kehilangan almarhum Teguh Karya dan Arifin C. Noer, baru kali ini bisa belajar lagi di SET Film mengikuti produksi KSK. Luar biasa, saya baru kali ini ketemu yang bikin sinetron betulan,” puji Zaenal. Ket : - Evi, ibu, kakak, adik, dan keponakannya hadir dalam peluncuran tayangan perdana drama "Kisah Sebening Kesan mendalam selama proses pembuatan drama ini juga dialami oleh Arturo GP, sutradara drama Kisah Sebening Kasih. “Beda, biasanya lebih ke dokumenter, tapi drama yang berasal dari based on true story. Persiapan naskahnya butuh 3 bulan dan tdak mungkin dilakukan di industri production house lain. Karena kita tidak boleh mengarang, semua kisah itu harus kejadian-kejadian nyata yang ada,” ujarnya. Selama 3 minggu shooting di sana —SET Film membuat kampung tiruan seperti kampung tempat tinggal Evi di bantaran Kali Angke— banyak pemain dan kru yang mengalami gatal-gatal dan kepanasan. “Tapi itu menarik dan merupakan bagian dari kesenangan kita,” ujar sutradara yang juga pernah menggarap film dokumenter Anak Seribu Pulau ini. Sudah selayaknya setiap program di televisi bisa memberikan pelajaran pada bangsa ini, baik dari sisi pendidikan, politik, lingkungan hidup dan kepekaan terhadap masalah sosial lainnya. “Televisi adalah tamu yang nggak diundang dan datang ke keluarga kita. Untuk itu, haruslah dijaga dengan baik, karena sangat berpengaruh terhadap keluarga dan karakter nasional bangsa ini,” kata Arturo. | |
Artikel Terkait
Paket Sembako Bagi Warga Kelurahan Dungus Cariang
31 Oktober 2019Memotivasi Anak Asuh Meraih Sukses
21 September 2016Sebanyak 85 anak asuh dan 90 orang tua anak asuh mengikuti gathering di Kantor Tzu Chi He Qi Pusat yang berada di Gedung ITC Lantai 6, Minggu 21 Agustus 2016. Relawan yang tergabung dalam Tim Teratai serta beberapa staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia meminta orang tua asuh lebih semangat mendukung anaknya meraih sukses.
TIMA Global Forum 2023: Pengobatan & Pemulihan Pasien dengan Gangguan Gerak
19 Juni 2023Sheng-Che Chou, MD, Ph.D dari National Taiwan University Hospital memperkenalkan teknologi MRgFUS untuk pengobatan pasien dengan gangguan. MRgFUS merupakan teknologi terkini yang dilakukan tanpa sayatan. Ada juga Dr. Shin Zong Lin, Superintendent of Hualien Tzu Chi Hospital dengan tema Can Wake Up and Walk.