Kekuatan yang Bisa Mengubah Masa Depan

Jurnalis : William (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Hadi Pranoto dan Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)
 
 

foto
Hoey Leng Shijie, relawan Tzu Chi memberikan pengarahan kepada para penerima beasiswa Tzu Chi yang hendak melanjutkan kuliah untuk memilih jurusan yang sesuai dengan cita-cita dan keinginan.

Seorang sastrawan besar bernama Victor Hugo pernah berkata, “He who opens a school door, closes a prison.” Pernyataan singkat di samping menunjukkan kekuatan dari pendidikan sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik. Artinya, siapa pun yang membuka pintu sekolah telah menutup pintu penjara, dan siapa pun yang merangkul pendidikan dalam hidupnya telah menjauhkan diri dari berbagai keterkungkungan yang diibaratkan sebagai “penjara”.

 

Pentingnya pendidikan untuk membuka cakrawala, sekaligus perannya sebagai kunci pembuka berbagai pintu kesempatan, disadari betul oleh insan Tzu Chi Indonesia. Sejalan dengan salah satu misi mulia Tzu Chi, bidang pendidikan mendapatkan perhatian yang besar.

Sejak berdirinya Tzu Chi di Indonesia 19 tahun silam, relawan Tzu Chi Indonesia memberikan beasiswa pendidikan demi mengantarkan anak-anak Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Alasannya cukup sederhana: tidak hanya karena pendidikan sanggup melepaskan manusia dari kebodohan, namun juga karena pendidikan sanggup membawa dampak berkelanjutan bagi hidup seorang manusia. Melalui pendidikan, hilanglah kebodohan, dan seiring dengan hilangnya kebodohan, hilanglah ketidaktahuan yang menyebabkan penyakit serta kemiskinan. Dampak positif pendidikan terus bertambah dan berlipat.

Menggapai Mimpi Bersama Tzu Chi
Di tahun 2013 ini, niat baik yang masih berupa benih kecil sembilan tahun silam sudah tumbuh dan tinggal menunggu waktu untuk berbuah. Keadaan yang menggambarkan ilustrasi semacam ini tampak dalam acara gathering penerima beasiswa pada hari Selasa, 12 Maret 2013, di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Sebanyak 65 anak penerima beasiswa Tzu Chihadir dalam acara ini. Mereka berasal dari latar belakang keluarga dan asal-usul yang berbeda, tetapi mereka sepakat mengenai satu hal: pendidikan adalah senjata paling kuat yang akan mengubah masa depan mereka.

Salah satu penerima beasiswa yang hadir dalam gathering bernama Siti Rohma. Ia bersekolah di Pesantren Himaturijal dan duduk di kelas setara III SMA. Tahun ini Siti genap berusia 22 tahun. Usia 22 tahunnya bukan tanpa cerita. Sejak usia belasan tahun, Siti merantau ke ibukota dari kota asalnya, Cirebon, Jawa Barat. Ia sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama dua tahun sebelum akhirnya sang majikan tergerak untuk menyekolahkannya. Siti lantas dititipkan di Pesantren Himaturijal.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 65 anak asuh Tzu Chi mengikuti gathering pada Selasa, 12 Maret 2013 di Aula Jing Si Lt. 1, Jakarta Utara (kiri).
  • Siti (mengenakan jilbab) memiliki minat di bidang jurnalistik. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang penulis terkenal (kanan) .

Setelah beberapa bulan disekolahkan, majikan Siti berubah pikiran. Siti ditelantarkan tanpa biaya dan tanpa kabar berita. Beruntung, seorang ustaz di Pesantren Himaturijal bersedia menanggung biaya sekolah Siti. Beruntungnya lagi, tidak lama berselang Siti menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas yang memberikannya beasiswa pendidikan.

“Saya sangat bersyukur atas bantuan beasiswa dari Tzu Chi Sinar Mas. Saya melihat ada banyak kesempatan untuk masa depan saya agar menjadi lebih baik. Setelah lulus SMA, saya mau bekerja dan mengumpulkan uang. Baru setelah uangnya terkumpul, saya akan lanjut kuliah,” kata Siti Rohma yang selalu meraih peringkat pertama di kelasnya ini.

Siti memiliki semangat untuk menjadi seorang anak yang mandiri. Dalam hatinya, ia tidak ingin merepotkan orang lain. Sembari terus memelihara semangatnya untuk segera bekerja, ia memanfaatkan kesempatan dan keberuntungan yang diperoleh untuk membekali diri dengan ilmu sebanyak mungkin.

“Saya sangat suka membaca. Membaca membuka jendela dunia. Salah satu bacaan wajib saya adalah majalah dan buletin yang diterbitkan Tzu Chi. Di sana, saya menemukan banyak inspirasi untuk hidup bahagia dari kata-kata Master Cheng Yen yang bijak,” tambah Siti yang memiliki hasrat terpendam menjadi seorang penulis terkenal.

Senada dengan Siti Rohma, semangat untuk menggapai masa depan yang cerah ditunjukkan pula oleh Mega Silvia, penerima beasiswa Tzu Chi Sinar Mas lainnya. Berbeda dengan Siti yang ingin menjadi penulis, Mega ingin mendedikasikan hidupnya untuk kegiatan sosial. Ia bercita-cita menjadi perawat agar dapat membantu orang lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam kesempatan ini para penerima beasiswa Tzu Chi juga mendapatkan pengarahan dan bimbingan jurusan yang mereka minati, seperti jurnalistik, broadcasting, kedokteran, perawat, guru, dan lainnya (kiri) .
  • Agar mengenal Tzu Chi lebih dalam para anak asuh Tzu Chi ini juga diajak untuk berkeliling Aula Jing Si, ruang pameran poster, dan ruang lainnya di Aula Jing Si Indonesia (kanan) .

“Masa lalu saya kelam. Orangtua saya meninggalkan saya. Saya sempat merasa terbuang dan sendirian, tetapi sekarang saya merasa punya keluarga yang menyayangi saya. Ketika saya bisa menjadi perawat nantinya, saya tidak akan pernah melupakan kebaikan ini. Terima kasih Tzu Chi Sinar Mas atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bersekolah,” kata Mega yang juga duduk di bangku kelas III SMA.

Kisah serupa juga dialami oleh Nanang, remaja laki-laki asal Lombok yang kini duduk di bangku kelas III SMA Tri Ratna, Jakarta. Jalinan jodohnya dengan Tzu Chi berawal dari niat baik teman sekampungnya. Temannya yang merupakan alumni penerima beasiswa Tzu Chi Sinar Mas merekomendasikan Nanang sebagai penerima beasiswa. Dalam waktu singkat, Nanang memperoleh respons yang sangat positif.

“Saya tidak bisa berkata lain selain terima kasih dan terima kasih. Saya sempat berpikir akan berujung jadi anak jalanan atau pekerja kasar, tetapi ternyata saya salah. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membuat saya bisa melanjutkan sekolah di bidang hukum. Alhamdullilah,” ucap Nanang.

Acara gathering penerima beasiswa berlangsung penuh ria tawa. Di samping Siti, Mega, dan Nanang, masih banyak impian dan cita-cita anak-anak lain yang tidak terekam dalam tulisan ini, tetapi satu hal yang membesarkan hati adalah mereka sudah selangkah lebih dekat kepada impian dan cita-cita masing-masing berkat pendidikan yang diperoleh.

Apabila lima, sepuluh, atau dua puluh tahun dari sekarang jalinan jodoh mengizinkan kita berjumpa dengan seorang penulis terkenal bernama Siti Rohma, atau seorang perawat baik hati bernama Mega Silvia, atau seorang ahli hukum ternama bernama Nanang, pada saat itulah pendidikan membuktikan diri sebagai senjata paling kuat yang mengubah hidup seseorang.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Mengembangkan Makna Kehidupan

Suara Kasih: Mengembangkan Makna Kehidupan

16 Maret 2013 Kita dapat melihat kekuatan cinta kasih telah menyinari kehidupan orang lain. Untuk menciptakan kehidupan yang bermakna, kita harus menggenggam setiap detik dalam kehidupan kita yang singkat ini untuk berkontribusi bagi dunia.
Perhatian untuk Warga Kampung Gang Marlina

Perhatian untuk Warga Kampung Gang Marlina

23 April 2020

Warga Kampung Gang Marlina di Penjaringan Jakarta Utara menyambut bantuan paket sembako dari Tzu Chi Indonesia dengan penuh rasa syukur. Bantuan ini sangat membantu karena banyak di antara mereka adalah karyawan dan buruh yang terkena PHK akibat wabah Covid-19.

Kebahagiaan dalam Bingkisan Natal

Kebahagiaan dalam Bingkisan Natal

24 Desember 2010 Menjelang hari raya Natal tahun 2010, warga umat Kristiani di desa Margo Agung Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan mendapat bingkisan. Sebanyak 170 keluarga menerima paket bingkisan yang terdiri dari biskuit, sirup, gula pasir, minyak goreng, dan mi instan dari insan Tzu Chi Kantor Penghubung Lampung.
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -