Orangtua murid mengecek kelengkapan baju seragam dan buku- buku yang akan dipakai dalam kegiatan Kelas Budi Pekerti Qing Zi Ban dan Tzu Shao Ban.
Tanpa terasa Kelas Budi Pekerti tahun ajaran 2022-2023 telah berakhir. Setelah liburan panjang selama 2 bulan, Kelas Budi Pekerti tahun ajaran baru 2023-2024 dimulai kembali pada Minggu 13 Agustus 2023, dan dihadiri 36 murid Qing Zi Ban (QZB) dan 26 murid Tzu Shao Ban (TSB), selain itu ada pula 40 relawan yang bertugas hari tersebut. Banyak orang tua bersama anaknya melakukan pendaftaran ulang dan mengukur serta mengambil baju seragam. Mereka juga mendapatkan buku kehadiran, baik untuk murid baru atau murid lama. Setelah selesai pendaftaran murid-murid berbaris dengan rapi dan berpisah menuju kelas masing-masing, Murid QZB di Xi She Ting, sementara murid TSB di Fu Hui Ting.
Acara dimulai pukul 8.45 dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen, pembacaan ikrar Xiao Phu Sa, dan pembelajaran isyarat tangan lagu Kuai le De Xiao Tian. Setelah itu mereka dikenalkan dengan tata krama cara berjalan, duduk, cara makan, juga cara berpakaian sesuai dengan budaya humanis Tzu Chi.
Murid Qing Zi Ban dan Daai Mama asyik bersama membuat bendera.
Hasil kreativitas murid-murid membuat bendera dari sedotan dan minyak merah putih.
Murid TSB dan murid QZB pun sempat membuat bendera dari sedotan dan kertas warna merah putih untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia. Tak ketinggalan ada juga lomba mengambil bendera dengan mobil-mobilan kardus. Begitu bersemangat semua murid tidak ada yang mau ketinggalan, semua mengayuh mobil kardusnya dengan sekuat tenaga agar tidak kalah di lomba ini.
Lomba lainnya tak kalah seru, dimana sudah berjajar kursi-kursi yang berisi benda sehari-hari. Anak pertama diminta mengupas jeruk, kedua melipat baju, mengikat tali sepatu, mengikat dasi, mengikat rambut dengan pita, memindahkan kacang hijau 10 butir sampai habis dengan sumpit, memasukan perlengkapan sekolah ke dalam tas sekolah, lalu berdiri di depan dengan mengenakan tas sekolah. Murid-murid bergegas menyelesaikan tantangan dan berlomba menjadi tercepat berdiri di depan. Melalui perlombaan ini, kekompakan dan ketangkasan sangat diuji, murid-murid sangat menikmati seluruh permainan, mereka juga tertawa dan bergembira.
“Aku paling seneng pas bikin bendera karena hobby Jemima tuh bikin craft sama art. belajar tata krama bagus, kita kalu punya tata krama kita bisa lebih baik dan bahagia,” kata Chanel Jemima Lie, murid baru di kelas Gan En 1.
“Rasanya fun dan seru banget bisa ikut kelas dan main games hari ini,” tutur Cecilia, murid TSB kelas Shan Jie 3.
Wong Chuin Leen menjelaskan aturan dalam perlombaan yang diadakan di Kelas Budi Pekerti.
Keseruan dari murid-murid yang bersemangat mengikuti permainan pertama, menggerakkan mobil kardus menuju garis finish dan mengambil bendera. Tantangan ini dilakukan sampai urutan anak terakhir.
Perlombaan dan permainan yang dipilih panitia bukan hanya untuk senang-senang dan keseruan semata, namun ternyata juga memiliki pesan dan kesan tersendiri. “Permainan pertama bikin warming up, karena kelas pertama kan mungkin ada yang masih belum kenal satu sama yang lain. Permainan juga dimainkan di 1 grup, jadi anak-anak menjadi lebih kompak. Lalu permainan kedua latar belakangnya karena sekarang banyak anak yang dibantu oleh pengasuh, jadi kami juga ingin anak tahu sekaligus mengerti kemandirian, serta mempunyai kemampuan dasar menjalani kehidupan sehari-hari,” ujar Wong Chuin Leen, PIC permainan hari itu.
Di luar itu, keseluruhan materi di Budi Pekerti bertujuan bukan hanya agar anak belajar tapi juga orang tua ikut belajar, Yuli Natalia selaku Koordinator acara Kelas Budi Pekerti mengungkapkan ingin kembali merangkul orang tua untuk belajar bersama. “Dimana mulanya kita ikut kelas budi pekerti adalah untuk meluangkan waktu mengajak anak sama-sama belajar moral tentang kehidupan dari materi di kelas Budi Pekerti, sehingga ketika pulang bisa menerapkan ke kehidupannya, bisa contohin, bisa ngobrol topiknya sama anak-anak, jadi hubungan orang tua dan anak semakin erat, dan orang tua jadi punya topik obrolan selain pendidikan formal di sekolah. Dengan mengikuti kelas Budi Pekerti anak bisa melihat contoh langsung pelajaran tentang kehidupan lewat materi atau video kisah nyata yang diputar di dalam kelas.”
Editor: Metta Wulandari