Semangat dan keceriaan murid-murid saat berolahraga bersama.
Lapangan tangga seribu di depan Tzu Chi Center PIK, Minggu pagi (10/12/2003) itu sudah ramai dengan murid-murid kelas budi pekerti Tzu Chi yang tampak sangat bersemangat.
"Tu wa ga pat....Tu wa ga pat, ayo putar badannya, gerakan tangan dan kakinya," instruksi Zin Ariga Liu mengajak murid-murid berolahraga.
“Siap….” Jawab murid-murid semangat. Orang tua mereka tak kalah semangatnya. Mereka riang gembira memutar badan dan menggerakkan kaki dan tangan diiringi musik.
"Mereka ceria banget... semangat banget.. saya bisa melihat di wajah anak dan orang tua terlihat bahagia. Saya sangat senang dengan kegembiraan dan semangat anak-anak hari ini," haru dan bahagia dirasakan Zin Ariga melihat ekspresi wajah anak-anak yang aktif, ceria dan semangat.
Bukan hanya anak-anak,orangtua pun tak kalah gembiranya saat olahraga bersama.
Olahraga bersama ini dipandu instruktur zumba, Zin Ariga Liu.
Selesai berolahraga bersama, murid-murid kembali ke Lantai Basement Kantin Tzu Chi. Mereka diajak menyaksikan video kilas balik Kelas Budi Pekerti bulan November. Kemudian mereka diajak makan siang bersama, lalu lanjut ke acara talkshow edukatif tentang Eco Enzyme yang dibawakan oleh Usman Sutanto.
"Eco Enzyme ditemukan oleh Dr Rosukon Poompanvong, pendiri asosiasi pertanian organik di Thailand, lalu disosialisasikan ke masyarakat umum oleh Dr Joean Oon, Peneliti Naturopathy, Penang, Malaysia. Eco Enzyme adalah cairan alami serbaguna yang merupakan hasil fermentasi Gula/molase,sisa kulit buah/sayuran, air (air keran,air hujan, air buangan AC).Ratio pembuatan EE 1:3:10 pencampuran molase dan bahan organik dengan mengaduk campuran hingga merata. Inibisa dipanen setelah 3-6 bulan,” jelasnya.
Talkshow edukatif tentang manfaat Eco Enzyme dipaparkan oleh Usman Sutanto.
Sisca, ibu dari Prignicila antusias dan akan mempraktikkan cara buat Eco Enzyme di rumah.
Usman juga menjelaskan bergam manfaat Eco Enzyme di antaranya sebagai pembersih alami seperti pembersih lantai, cairan pembersih buah dan sayuran dari peptisida, deterjen alami. Eco Enzyme bagi lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas udara, air, dan tanah.
Talkshow ini membuka wawasan murid-murid dan orangtua mereka. Apalagi talkshow dibalut dengan diskusi dan tanya jawab dengan orangtua murid dan pembicara.
Eco Enzyme ini bisa dipanen setelah 3-6 bulan dari proses pembuatan hingga penyimpanan.
Murid-murid juga menuliskan kata-kata yang baik dan harapan agar panen Eco Enzyme mereka berhasil.
“Keluarga kami pecinta makan buah, dan dari talkshow hari ini saya baru sadar selama ini dari buah dan sayuran yang kita konsumsi, kulit buah dan sisa sayuran terbuang sia-sia. Padahal dapat dibuat Eco Enzyme. Saya rasa jika setiap keluarga paham mengenai ini kita dapat mengurangi sampah di lingkungan masing-masing dan melindungi bumi dari pencemaran lingkungan," ujar Sisca, ibu dari Prignicila.
Dengan berakhirnya talkshow edukatif ini, kelas budi pekerti hari itu pun ditutup dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan doa bersama.
Editor: Khusnul Khotimah