Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan Mandala menggelar Gathering Akhir Tahun pada Minggu, 20 November 2022. Dalam kegiatan itu, para siswa memeragakan isyarat tangan lagu I’m Powerful.
Memasuki akhir tahun 2022, Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan Mandala menggelar Gathering Akhir Tahun pada Minggu, 20 November 2022. Acara ini menandai penutupan Kelas Kata Perenungan Tahun 2022. Acara tahunan ini diadakan di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala dan dihadiri oleh 18 xiao pu sa (siswa) beserta orang tua masing-masing.
Gathering yang mengusung tema Bersatu Hati, Kita Pasti Bisa ini disambut baik oleh para relawan misi pendidikan dan xiao pu sa. Semua pihak yang terlibat pun berupaya sebaik-baiknya demi kelancaran berlangsungnya kegiatan.
Ketua Misi Pendidikan Hu Ai Mandala, Phei Yin (ketiga kanan), berfoto bersama dengan siswa yang berprestasi dalam kategori kerajinan, budaya humanis dan proaktif (dari kiri ke kanan, James Jayden Chandra, Regina Honkley, Evelyn Honkley, Laivlie Kenizhi, Justin Christian).
Dalam kesempatan ini, Ketua Misi Pendidikan Hu Ai Mandala, Phei Yin menyampaikan terima kasihnya kepada orang tua yang telah mendukung anak-anaknya untuk bergabung dalam Kelas Kata Perenungan. “Karena para orang tua bersatu hati dengan kami, maka Jing Si Ban tetap ada dan terus berkembang. Gan en,” tutur Phei Yin. “Di kelas ini, para xiao pu sa telah belajar banyak kata perenungan Master Cheng Yen. Saya berharap mereka mempunyai kata perenungan favorit masing-masing yang benar-benar bisa mereka praktikkan dalam keseharian,” lanjutnya.
Mengerti Norma dan Tata Krama
Imelda (tengah) bersama kedua putrinya, Stephanie Lipino (kanan) dan Steffie Faustine Lipino (kiri). Imelda merasa bangga karena anaknya semakin mengerti norma dan tata karma.
Imelda, ibu dari seorang siswa bernama Stephanie merasakan perubahan yang signifikan dalam diri anaknya setelah mengikuti Kelas Kata Perenungan. “Awalnya saya mendaftarkan anak saya di kelas Jing Si untuk belajar bahasa Mandarin. Seiring waktu berjalan ternyata juga mengajarkan tentang norma dan tata krama yang tidak didapat dari sekolah formal,” ungkap Imelda.
Imelda melanjutkan bahwa, melalui kelas Jing Si, anaknya mendapatkan pelajaran tentang bagaimana cara anak berbakti kepada orang tua, misalnya dengan berterima kasih kepada papa yang susah payah mencari nafkah, menyuguhkan minum kepada papa atau membasuh kaki ibu. “Anak saya menjadi lebih sopan, lebih toleran, juga menghargai dan menghormati orang yang lebih tua,” ucapnya bangga. Imelda pun berharap kelas ini tetap ada supaya anaknya dapat terus belajar hingga dewasa.
Sesi permainan berupa menebak orang tua dengan memegang tangan dan mata tertutup. Salah satu siswa berusaha menebak orang tuanya hanya dengan memegang tangan.
Susana haru dan bahagia saat para siswa memeluk orang tua masing-masing.
Hal yang sama juga dirasakan oleh nenek dari Oliver. Baginya Kelas Jing Si dirasa sangat bagus dan bisa mengajarkan anak-anak sopan santun sejak kecil. “Cucu saya sekarang lebih sopan dan lembut dalam berbicara dan berperilaku,” kata nenek dari Oliver antusias.
Rudy Wijaya, selaku Koordinator Gathering Akhir Tahun merasa gembira karena dapat memberikan kesan yang baik dan kenangan yang indah bagi siswa dan orang tuanya. “Ke depannya semoga semakin banyak siswa yang mengenal kelas ini sehingga semakin banyak pula yang memahami kata perenungan Master Cheng Yen dan bisa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari,” harap Rudy, “semoga nantinya juga akan memperpanjang barusan Tzu Chi.”
Editor: Metta Wulandari