Kelas Spesial untuk Menyambut Hari Ibu
Jurnalis : Okmonrow Muliawan (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Okmonrow Muliawan, Santhi Margaretha (Tzu Chi Palembang)
Pada Minggu, 8 Desember 2024 sebanyak 27 Xiao Pu Sha mengikuti Qin Zi Ban (Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) dengan tema “Pendidikan Jasmani: Lahirnya Kehidupan” di Kantor Penghubung Tzu Chi Palembang
Di pagi hari yang sangat cerah, seperti biasanya para Xiao Pu Sha (Bodhisatwa cilik) bersama orangtuanya datang dengan semangat dan wajah yang sangat gembira. Tak mau kalah dengan hal tersebut para Duifu Mama dan relawan Tzu Chi Palembang pun menyambut mereka dengan bersukacita yang membuat suasana pada pagi itu menjadi lebih hangat.
Akan tetapi pagi itu terasa berbeda dari pagi-pagi biasanya, para Duifu Mama terlihat memegang beberapa balon yang telah terisi udara di kedua tangan mereka. Setelah para Xiao Pu Sha mengisi absen kehadiran, mereka kemudian diberikan masing-masing 1 balon yang akan dimasukan ke dalam pakaian mereka. Sebanyak 27 Xiao Pu Sha ini diminta untuk memakai balon tersebut selama kegiatan Qin Zi Ban (Kelas Budi Pekerti Tzu Chi) berlangsung dan menjaga balon tersebut agar tidak pecah selama kelas berlangsung.
Hal tersebut dilakukan karena tema kelas budi pekerti kali ini adalah tentang “Pendidikan Jasmani: Lahirnya Kehidupan” dan menyambut Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2024 mendatang. Dengan memasukan balon ke dalam pakaian para xiao pu sha, diharapkan mereka dapat merasakan beberapa kesulitan menjadi seorang ibu hamil dan belajar bertanggung jawab dengan menjaga balon tersebut di dalam pakaian mereka.
Kelas dimulai dengan materi tentang “Lahirnya Kehidupan” yang dibawakan oleh Ellyta Shigu. Para Xiao Pu Sha ini juga diajak untuk menonton video dengan judul “Berbuat Amal dan Berbakti”. Materi kali ini bertujuan untuk mengajarkan para Xiao Pu Sha untuk selalu untuk berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi pembuatan surat untuk mama yang ditulis langsung oleh para Xiao Pu Sha. Mereka boleh menulis atau membuat gambar dimana nantinya surat itu akan diberikan nantinya ke orang tua mereka sebagai tanda terima kasih.

Para Xiao Pu Sha harus mencari orang tuanya dengan mata tertutup dan hanya boleh merasakan tangan dan mencium aromanya.
Sesi berikutnya adalah sesi yang paling ditunggu oleh para Xiao Pu Sha yaitu sesi bermain game. Pada sesi kali ini kedekatan orang tua dan anak diuji yang mana para Xiao Pu Sha diminta menebak yang mana orang tuanya dengan mata tertutup dan hanya boleh memegang tangan ataupun mencium aroma dari orang tuanya.
Berbagai kejadian seru terjadi seperti terdapat Xiao Pu Sha yang kesulitan menemukan orang tuanya hingga perlu beberapa kali mencoba. Ada pula yang salah menebak bahkan ada juga Xiao Pu Sha yang langsung dapat menemukan orang tuanya dalam satu kali percobaan. Kebahagiaan dan canda tawa terpancar dari wajah para orang tua dan para Xiao Pu Sha saat game berlangsung.
Surat untuk Mama
Suasana canda tawa dan kebahagiaan seketika berubah menjadi penuh keharuan saat masuk ke dalam sesi yang selanjutnya yaitu pembacaan surat Xiao Pu Sha untuk orang tua. Sebanyak 6 orang Xiao Pu Sha yang mengajukan diri untuk membacakan surat untuk orang tua mereka.

Para Xiao Pu Sha dengan serius dan konsentrasi menulis surat untuk orang tuanya.
Dalam suratnya, mereka menulis berbagai perasaan yang ingin mereka ungkapkan mulai dari rasa terima kasih karena telah dilahirkan, terima kasih karena mereka telah dirawat, hingga permintaan maaf atas kenakalan dan kesalahan yang mereka lakukan selama ini. Beberapa Xiao Pu Sha juga menuliskan harapan dan doa untuk orang tua mereka agar selalu sehat, panjang umur dan dapat terus menemani mereka hingga dewasa nantinya.
Tetesan-tetesan air mata pun mulai berjatuhan baik dari para Xiao Pu Sha yang sedang membaca surat tersebut, para orang tua, para duifu, dan relawan lainnya. Bahkan para orang tua pun tidak mampu menahan rasa untuk ingin memeluk dan mencium anak-anaknya tersebut. “Saya juga terkejut, anak saya itu pemalu tetapi di Tzu Chi dia mau maju untuk sharing dan mengungkapkan perasaanya tadi, itu yang membuat saya terharu,” ungkap Santi salah satu orang tua Xiao Pu Sha.

Santi, tidak dapat menahan air matanya dan langsung memeluk anaknya setelah mendengar isi surat yang dibacakan dalam kelas budi pekerti.
Salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen mengungkapkan bahwa “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan”. Dalam kegiatan kelas budi pekerti kali ini diharapkan para Xiao Pu Sha menyadari akan kedua hal tersebut dan dapat dipraktekan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Membangkitkan Cinta Kasih untuk Bumi Sejak Dini
31 Juli 2019Kelas bimbingan budi
pekerti He Qi Pusat pada Minggu, 14
Juli 2019 mengusung tema pemilahan sumber daya dan menyanyangi, serta
menghargai bumi. Sebanyak 24 murid qing
zi ban besar, 27 murid tzu shao ban,
dan 14 orang tua murid hadir mengikuti kelas yang berlangsung di ITC Mangga Dua
lantai 6 ini.

Memaknai Kehidupan dan Menggunakan Tubuh untuk Berbuat Kebaikan
22 November 2024Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat mengadakan kelas bimbingan budi pekerti di Gedung DAAI, Tzu Chi Center, PIK yang diikuti 24 murid Tzu Shao Ban dan Qing Zi Ban-Besar.
Diet Kantong Plastik
21 Februari 2017Melihat orang Indonesia yang masih bergantung pada
kantong plastik di kehidupan sehari-hari maka dari itu, pada Minggu, 19
Februari 2017 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan
yang bertema “Menggurangi Penggunaan Kantong Plastik yang Bisa Berdampak Buruk
Bagi Bumi Kita” di kelas Tzu Shao.