Pada permainan angin bertiup, siswa-siswi diuji kemampuan konsentrasinya dalam menerima instruksi.
Kelas Budi Pekerti (Tzu Shao Ban) merupakan salah satu kegiatan yang sangat diminati oleh para Tzu Shao di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Ini karena materi yang disampaikan selalu berbeda-beda serta diisi dengan games yang dapat menghangatkan suasana. Minggu, 16 Juli 2023, Kelas Budi Pekerti dihadiri 35 siswa.
Sebelum memulai materi, para Tzu Shao disuguhi permainan untuk menghangatkan suasana. Permainan pertama adalah permainan angin bertiup. Jika pemimpin mengatakan “angin bertiup,” maka peserta bertanya “tiup ke mana?” Pemimpin akan mengatakan sesuai dengan keinginanya. Misalnya, “tiup ke orang yang memakai seragam Tzu Chi,” maka, secepat kilat peserta yang memakai seragam Tzu Chi harus bertukar tempat.
Jika terlambat, pemimpin akan menempati posisi peserta yang tidak bergerak. Kemudian, peserta tersebut mengantikan posisi pemimpin, dan melakukan hal yang sama. Tujuan dari permainan ini yaitu para siswa diuji kemampuan konsentrasi dan kepekaannya dalam menerima instruksi serta melatih keberanian mereka untuk bergerak tanpa malu dan takut.
Mentor dan siswa terlihat begitu senang dan gembira saat berbaur bersama memainkan berbagai permainan yang memiliki manfaat untuk membentuk karakter mereka.
Suasana semakin memanas, dan kegiatan dilanjutkan dengan permainan "siapa dia?" Pemateri menunjuk satu orang pertama untuk memulai perkenalan diri secara singkat. Orang selanjutnya harus bisa mengingat, lalu menyebutkan nama teman sebelumnya yang baru saja memperkenalkan diri, baru setelahnya bisa memperkenalkan dirinya sendiri. Orang ketiga melakukan hal yang sama yaitu menyebut nama dua teman sebelumnya, lalu memperkenalkan diri sendiri. Begitu pun seterusnya hingga orang terakhir. Tujuan dari permainan ini selain untuk saling mengenal dan mendapatkan teman baru, permainan ini juga dapat melatih daya ingat dan meningkatkan konsentrasi terhadap suatu hal.
Wiyzhien, koordinator acara sekaligus pemateri memilih tema tentang tanggung jawab. Tanggung jawab adalah melakukan semua tugas dan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Tanggung jawab juga berarti siap menanggung segala risiko atas perbuatan sendiri. Ia menyampaikan bahwa kita harus melakukan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh. "Walaupun tanggung jawab itu bukan pilihan kita, tetapi jika kita diberikan tanggung jawab, kita harus lakukan dengan sungguh-sungguh,” ucap Wiyzhien.
Tampak beberapa wajah baru. Salah satunya Rayden yang bersekolah di SMPS Maha Bodhi. Menurutnya kegiatan ini sangat seru, dan bisa mengenal banyak teman-teman baru.
Jovin merasa termotivasi untuk lebih bertanggung jawab. Setiap kegiatan Tzu Chi bisa berjalan dengan lancar berkat ia yang mengemban tanggung jawab di bagian sound system.
Tampak beberapa wajah baru yang mengenakan seragam Tzu Shao. Salah satunya Rayden Fernandez Romeo (12) yang bersekolah di SMPS Maha Bodhi. "Saya sangat senang bisa pakai seragam Tzu Shao, dan ikut kelas Tzu Shao. Kegiatannya sangat seru dan saya bertemu banyak teman-teman baru," ucap Rayden.
Jovin (17) siswa kelas Tzu Shao yang duduk di bangku kelas 12 SMA, merasa termotivasi untuk lebih bertanggung jawab. "Saya bertugas di bagian sound system sejak bergabung dengan Tzu Shao. Setelah mendengarkan materi hari ini saya merasa bahwa saya harus lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab saya," ucap Jovin.
Dora Cheria (keempat dari kiri) merasa materi tanggung jawab ini dapat menjadi pedoman untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin.
Dora Cheria (16) siswi kelas Tzu Shao merasa materi tanggung jawab ini dapat menjadi pedoman baginya untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin. "Saya orangnya kadang masih suka lalai, belum maksimal dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Saya mau menerapkan sikap tanggung jawab dalam kehidupan agar kedepannya saya dapat menjadi pribadi yang lebih disiplin dan terkoordinir," ucap Dora.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “Hidup terasa bermakna dan tenteram karena mengemban tanggung jawab. Sedangkan menghindar dari tanggung jawab menjadikan kehidupan tanpa makna.”
Editor: Khusnul Khotimah