Kelebihan Seorang Mama

Jurnalis : Jennifer (DAAI Tv), Fotografer : Manggara (DAAI Tv)
 
 

fotoMama Een dan Riska sangat berbahagia. Peringatan Hari Ibu oleh Ai De Xi Wang ini menjadi jembatan komunikasi baru bagi mereka.

Sabtu sore tanggal 15 Mei 2010, anak-anak Ai De Xi Wang (Harapan Cinta Kasih) berkumpul di Ruang Serbaguna lantai 3 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Mereka semua akan mengadakan geladi bersih untuk acara peringatan Hari Ibu keesokan harinya. Tema ini memang diangkat dalam acara Ai De Xi Wang di bulan Mei 2010.

Dengan penuh semangat anak-anak berlatih isyarat tangan lagu Gan Xie. Lagu ini akan dipersembahkan kepada mama mereka keesokan hari. Bao Bing Shigu memberikan pengarahan kepada anak-anak tersebut agar melakukan isyarat tangan ini dengan bersemangat dan penuh senyum karena itu adalah persembahan mereka untuk mama tercinta.

Selesai berlatih isyarat tangan, anak-anak melanjutkan geladi bersih tata cara mempersembahkan kartu ucapan kepada mama mereka sekaligus cara menyuapi mama makan sebagai tanda bakti. Suwignyo Shibo, beberapa guru serta mentor membantu memberikan pengarahan. Usai geladi bersih, anak-anak berkumpul di dalam kelas untuk menulis pesan kepada mama di kartu ucapan yang berisikan foto keluarga mereka masing-masing. Anak-anak sangat bersemangat menulis dan menghias kartu ucapan yang akan mereka persembahkan itu.

Sementara itu beberapa Shibo sibuk mengatur kursi dan perlengkapan acara. Sebagian Shigu membantu menghias kartu-kartu ucapan yang sudah ditulis anak-anak dengan beberapa kreasi kertas warna-warni. Tak terasa waktu berjalan cepat, sebelum Maghrib tiba, anak-anak sudah pulang ke rumah masing-masing sementara Shigu/Shibo masih mengadakan rapat untuk persiapan acara esok hari.

Hari Minggu pagi, tanggal 16 Mei 2010, tibalah hari yang telah dinantikan, perayaan Hari Ibu untuk anak-anak Ai De Xi Wang, He Qi Barat. Anak-anak bersama mama masing-masing, berkumpul di lapangan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi tepat pukul 7.30 pagi. Para mama datang dengan mengenakan pakaian olah raga, seperti yang sudah disampaikan kepada mereka sebelumnya. Memang pagi ini mereka akan melakukan aktivitas di lapangan bersama dengan anak-anak mereka. Sambil absen, anak-anak yang datang menyerahkan celengan bambu yang sudah mereka kumpulkan selama sebulan ini.

foto  foto

Ket : - Setiap anak mengikuti acara dalam kelompok dengan dibimbing oleh mentor masing-masing. Mereka             memulai acara dengan olahraga bersama.(kiri)
         - Para mama juga ikut meramaikan acara dengan lomba tarik tambang melawan para relawan. (kanan)

Tepat pukul 7.30, Suwignyo Shibo yang menjadi pengarah acara memberi aba-aba agar para mentor mengajak anak-anaknya berbaris di lapangan. Acara segera dimulai. Setelah doa bersama, Suwignyo memberikan aba-aba agar anak-anak mengatur barisan tidak terlalu rapat karena mereka perlu ruang gerak untuk berolah raga. Dipimpin oleh Tri Shibo dan Nouva Shigu, anak-anak tampak bersemangat mengikuti gerakan yang dicontohkan. Tak ketinggalan para ibu ikut berolah raga di barisan belakang. Cuaca pagi itu sungguh bersahabat, tidak terlalu panas, tetapi juga tidak hujan.

Selesai berolahraga, Suwignyo Shibo menyampaikan bahwa mereka akan melakukan pertandingan tarik tambang antar kelompok. Para mama juga dapat giliran bertanding melawan para relawan. Anak-anak sangat antusias dan penuh semangat. Kelompok demi kelompok bertanding sementara anak-anak yang tidak bertanding memberi semangat dari kiri dan kanan. Tiba giliran para mama yang bertanding, anak-anak bersorak dari pinggir lapangan menyemangati mama mereka. Pertandingan berlangsung seru, ternyata para mama ini sangat kuat, ditambah dengan semangat yang diteriakkan oleh anak-anak mereka.

Selesai pertandingan, waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 9.00, anak-anak kembali berbaris dengan rapi didampingi mama mereka dan dipimpin oleh para mentor. Mereka berjalan menuju Ruang Serbaguna tempat acara selanjutnya berlangsung. Sesampainya di sana, anak dan mamanya duduk rapi di tempat yang sudah disiapkan. Dalam acara, terdapat pembacaan lirik dari lagu Gan Xie. Lagu ini berisi tentang rasa terima kasih yang diungkapkan atas jasa orang tua, guru, teman-teman, dan bumi serta alam sekitar sehingga anak-anak bisa merasakan kebahagiaan dan bertumbuh dewasa. Kemudian seluruh anak maju mempersembahkan isyarat tangan lagu ini kepada mama mereka. Penampilan mereka sangat bagus. Inilah hasil kerja keras mereka dan geladi bersih yang mereka lakukan sebelumnya.

Acara dilanjutkan dengan persembahan kartu ucapan kepada mama. Serempak anak-anak berlutut untuk memberikan kartu kepada mama mereka masing-masing. Beberapa anak yang mamanya kebetulan tidak bisa hadir digantikan oleh para mentor dan relawan. Saat kartu dipersembahkan dan dibaca oleh para mama, tampak haru di wajah mereka. Sebagian besar kartu itu berisi ungkapan terima kasih dari anak-anak atas jasa mama yang tiada tara, yang melahirkan dan membesarkan mereka dengan penuh cinta kasih. Selain itu ada juga yang meminta maaf atas kenakalan yang diperbuat dan membuat mama sedih. Selesai mempersembahkan kartu, anak-anak memeluk sang mama dan duduk di sampingnya. Beberapa anak tampak menangis karena merasa menyesal telah melakukan banyak kenakalan, begitu juga para mama menitikkan air mata haru dan tanda cinta kasih kepada buah hati mereka.

foto  foto

Ket : - Ungkapan bakti dari anak dengan menyuapi makanan dan memberikan kartu ucapan membuat para             mama tak dapat menahan haru. (kiri)
         - Saling berpasangan, mama dan anak bermain dalam kelompok dan bertukar pendapat mereka terhadap             acara ini. (kanan)

Selanjutnya, para mentor menyediakan es buah untuk diberikan anak-anak pada mama. Anak-anak berlutut dan menyuapkan es buah tersebut ke mama dengan lembut. Beberapa malah tampak saling menyuapi, sungguh pemandangan yang indah melihat kasih sayang antara ibu dan anak. Beberapa anak dipanggil maju untuk membacakan surat mereka bagi mama. Nila salah satu anak menyatakan bahwa mama adalah anugerah terindah dalam hidupnya. Jessica menyebutkan dalam suratnya bahwa ia tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan mama yang telah banyak berkorban untuk dirinya, dan ia akan menggunakan hidupnya dengan perbuatan baik demi membalas jasa mama. Sementara Ajeng memulai suratnya dengan permintaan maaf karena selama ini merasa telah banyak melakukan kesalahan yang membuat mama menjadi kesal, padahal mama sudah begitu baik dan bersusah payah merawatnya hingga besar. Sambil membacakan suratnya, anak-anak itu menitikkan air mata, menandakan kesungguhan hati mereka, demikian juga para mama yang mendengar ungkapan jujur putra-putri mereka.

Dalam acara selanjutnya, masing-masing kelompok berkumpul untuk saling sharing. Nurmayasari, seorang anak yang kebetulan mamanya tidak dapat hadir mengatakan kalau ia sangat senang dengan acara tersebut tetapi sekaligus sedih karena mama tidak dapat hadir. Tetapi ia mengerti bahwa mama tidak bisa hadir karena harus menyiapkan perayaan ulang tahun adiknya. 

Suwignyo Shibo lalu memanggil satu per satu mama perwakilan dari masing-masing kelompok. Sebagian besar menyatakan sangat senang dengan adanya acara hari itu. Ada yang mengusulkan agar Ai De Xi Wang lebih sering mengadakan acara yang melibatkan orang tua, mereka juga bersedia untuk ikut diajak pelestarian lingkungan ataupun diberikan pengetahuan lain. Salah seorang mama mengatakan bahwa seorang mama bisa menjadi mama sekaligus papa bagi anak mereka, tetapi seorang papa belum tentu juga bisa berperan sebagai mama bagi anak-anaknya, disinilah letak kelebihan dari seorang mama.

  
 
 

Artikel Terkait

Peresmian Aula Jing Si Batam: Semakin Giat Menggalang Bodhisatwa

Peresmian Aula Jing Si Batam: Semakin Giat Menggalang Bodhisatwa

18 Agustus 2018
Pengibaran bendera Merah Putih membuka hari yang bersejarah bagi Tzu Chi Indonesia dengan diresmikannya Aula Jing Si Batam, pagi ini Sabtu 18 Agustus 2018. Insan Tzu Chi Batam makin berbahagia karena peresmian Aula Jing Si yang kedua di Indonesia ini dibimbing langsung oleh empat Shifu dari Griya Jing Si, Hualien Taiwan.
Kesempatan Kedua yang Sangat Berarti

Kesempatan Kedua yang Sangat Berarti

22 Februari 2023

Rasa syukur yang begitu mendalam dirasakan Herlina Astuti (43) yang akhirnya bisa menjalani operasi pengangkatan tumor yang menempel di pembuluh darah otaknya. Dengan menjalani operasi Gamma Knife, kesakitan luar biasa yang bertahun-tahun menghinggapinya, kini berangsur hilang.

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -