Dalam kunjungan kasih ini, Kamis 25 April 2024, Fera membawakan puzzle untuk Trisya, pas dengan salah satu hobi Trisya menyusun puzzle.
Kabar gembira datang dari Diandra Batrisya (6) yang menerima bantuan implant koklea dari Tzu Chi Indonesia. Delapan bulan berlalu sejak implan koklea terpasang di kedua telinganya, banyak kemajuan pada Trisya. Fera, relawan Tzu Chi bersama Rina, staf Bakti Amal kembali mengunjungi Trisya akhir April lalu. Trisya sangat senang dan langsung memeluk keduanya saat tiba di teras rumanya.
“Bahagia banget sudah lama tidak ketemu, bisa ketemu lagi. Kami merasa didukung sepenuhnya, ada support dari teman-teman Tzu Chi,” kata Dian, sang ibu.
Setelah implant koklea, Trisya menjalani tiga jenis terapi dalam satu pekan, yakni terapi wicara, terapi AVT, dan satu jenis terapi untuk syaraf. Supaya total mendampingi si bungsu, Dian pun mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru. Kini penghasilan keluarga bertumpu pada sang suami, Hendra sebagai tenaga pendidik. Totalitas keduanya dalam mendampingi Trisya sedikit demi sedikit berbuah manis.
Jika dulu Trisya sering tantrum, kini tidak lagi. Trisya dulu tantrum karena tak bisa mengungkapkan keinginannya sehingga orang tuanya tak paham.
“Mama mau huhu…” kata Trisya saat minta dibuatkan segelas susu. Meski belum sempurna mengucapkan kata susu, Trisya mau mengungkapkan kemauannya.
“Soalnya kalau dia tidak berbicara, itu saya cuekin saja, enggak saya buatkan. Jadi untuk memaksa dia mau berbicara, kalau dia minta apa, dia bilang mau,” jelas Dian.
Ternyata kata pertama yang Trisya bisa ucapkan setelah implant adalah mama. Sebelumnya Trisya melafalkannya dengan bubbling, mamama.. Sekarang Trisya mengucapkannya dengan jelas.
Melihat kemajuan pada diri Trisya, baik Fera dan Rina sangat bahagia.
Trisya juga sudah peka dengan bebunyian. Suara motor misalnya, Trisya yang sangat gemar naik sepeda, akan menoleh lalu minggir jika mendengar deru motor di belakangnya. Semangat Trisya untuk belajar makin menggebu setelah implant koklea. Trisya saat ini belajar mengaji dan akan segera masuk PAUD.
“Dia kalau mau mengaji, tiba-tiba hujan dia akan marah-marah karena dia kayak aku enggak bisa berangkat sekolah nih, gimana dong Ma hujan, dengan masih pakai isyarat juga. Ya tunggu, kata saya. pokoknya semangat belajarnya itu tinggi banget. Melihat anak semangat, saya jadi tambah semangat lagi,” kata Dian.
Melihat Trisya yang punya kemauan keras untuk belajar dan daya tangkap Trisya yang cepat membuat Dian dan sang suami yakin bahwa Trisya akan menjadi orang yang sukses di masa depan. Selain itu, Trisya juga mudah berbaur dengan teman-teman baru. Tak lupa, Dian juga sudah mulai membekalinya dengan beberapa keterampilan.
“Biar dia mandiri ya, tidak selalu bergantung sama orang. Kami kan sebagai orang tua tidak selalu mendampingi dia. Kami terus membekali dia, saya sering ajak ayo masak, mengupas, sudah bisa goreng kentang sendiri, semangat banget dia. Dia juga sudah enggak mau dikasi pisau plastik, harus pisau yang sama dengan mamanya. justru dia perfeksionis,” kata Dian.
Dengan segala perkembangan positif pada diri Trisya, Dian dan sang suami tak henti-hentinya bersyukur. “Kepada Tzu Chi terima kasih banyak untuk support-nya, selalu mendampingi kami, jadi kami merasa tidak sendiri, ikut berjuang bersama-sama demi kemajuan Trisya. Saya harap Trisya bisa cepat berkomunikasi dua arah biar bisa bersekolah juga, biar tidak merasa berbeda dengan teman-temannya,” sambung Dian.
Trisya menuangkan celengan bambu miliknya untuk digunakan membantu orang lain yang kesusahan.
Dalam kunjungan kasih ini, Fera, relawan Tzu Chi dari He Qi Tangerang sangat bahagia melihat kemajuan yang signifikan dari Trisya. Seperti sudah bisa mengucapkan kalimat dengan tiga kata. Trisya juga sudah tak malu-malu lagi, ia sangat percaya diri.
“Senang banget dengan perkembangan Trisya. Semoga Trisya bisa cepat masuk sekolah karena anaknya juga pintar, sangat berpotensi,” kata Fera. Fera juga mengacungkan jempol kepada Dian dan juga Hendra atas kekompakannya dalam mendidik Trisya.
“Orang tua Trisya luar biasa banget karena untuk mengurus dan mendidik anak seperti Trisya itu tidak gampang, tantangannya banyak. Tapi mereka sangat sabar, telaten. pokoknya saya sangat kagum. Saya juga berharap orang tua Trisya bisa menginspirasi orang tua lainnya yang memiliki anak seperti Trisya untuk semangat bahwa ujungnya ini mereka bisa loh seperti anak-anak lainnya,” pungkas Fera.
Editor: Metta Wulandari
.