Kembali ke Jati Diri Sebagai Relawan Tzu Chi

Jurnalis : Yenny, Henny (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Lukman, Dinarwaty, Aini Lidjaja (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi indonesia

Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 diikuti 39 peserta.

Tzu Chi Medan kembali mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih, Minggu, 4 Februari 2018. Pelatihan relawan kali ini adalah pelatihan yang ketiga tahun 2017, namun baru dilaksanakan pada awal 2018 tepatnya di bulan Februari. Pelatihan yang dihadiri 39 peserta ini bertempat di Lantai 5 Gedung DAAI Komplek Grand Jati Junction No.P1, Jl. Perintis Kemerdekaan, Medan. Sebanyak 45 Relawan Komite dan Abu Putih Logo bersatu hati dan bergotong royong dalam mempersiapkan Pelatihan Abu Putih III 2017 ini. 

“Selamat pagi shixiong dan shijie (panggilan kepada relawan yang artinya saudara se-Dharma), salam dalam dharma,” Merry Sudilan membuka acara Pelatihan.

Merry menjelaskan, pelatihan kali ini sangat istimewa karena merupakan pelatihan relawan pertama yang diadakan di Gedung DAAI TV & JingSi Book & Cafe. Sebelum memasuki Materi Pelatihan, terlebih dahulu Ketua Kelas Suniya Sunardi memberikan beberapa patah kata, tata tertib selama pelatihan dan tidak lupa memberikan yel-yel yang diikuti dengan isyarat tangan kepada peserta pelatihan agar selalu kompak. Yel- yel yang diberikan adalah “Zhe Zhu, Gan En, Shan Jie, Bao Rong yang artinya Berpuas Diri, Bersyukur, Berpengertian dan Berlapang Dada.

Dalam kata pembukanya Merry menyampaikan, meski tahun baru 2018 telah berlalu satu bulan, semangat tahun baru membawa resolusi baru. Serta semoga Tzu Chi Indonesia lebih maju lagi dalam memasuki usia 25 tahun.

Materi pertama dibawakan oleh Endang Kamal yaitu Tata Krama. Tata berarti Aturan atau Norma, Krama artinya Sopan Santun.

“Sejak lahir kita sudah diajarkan 3S yaitu Senyum, Salam, Sapa. Namun seiring berjalan waktu dan tumbuh dewasa sering kali terlupakan dan terabaikan,” ucap Endang Kamal.

doc tzu chi indonesia

Pelatihan kali ini sangat istimewa karena merupakan pelatihan relawan pertama yang diadakan di Gedung DAAI TV & JingSi Book & Cafe.

doc tzu chi indonesia

Su Pun Wui membawakan materi tentang jati diri Misi Pelestarian Lingkungan.

Selain menjelaskan panggilan sesama saudara se-Dharma di Tzu Chi, Endang Kamal juga menjelaskan tata cara berjalan, makan, berpakaian dan berbicara. Tata cara berdiri bagai Pohon Cemara, Berjalan bagaikan Angin dan tidur bagaikan busur. Tak lupa juga ia menjelaskan cara membawa tas perangkat makan ketika berbaris dan beranjali. Sebagai penutup dari sesi materi tata krama, Endang Kamal menyampaikan Kata Perenungan Master Cheng Yen “Keindahan satu kesatuan terletak pada pengendalian diri yang baik dari setiap individu yang ada di dalamnya.

“Master hanya bisa memandu kita masuk kedalam Pintu Tzu Chi, namun pelatihan diri tergantung pada diri kita masing-masing,” tambahnya.

Sebelum memasuki materi sesi kedua peserta pelatihan dipersilahkan break (beristirahat) selama 30 menit. Pada sesi materi pelatihan kedua, Handra Sikoko membawakan materi Jati Diri sebagai Relawan Tzu Chi. Menjadi Relawan Tzu Chi berawal dari sebuah Niat, dan menjadi sebuah tujuan dalam kehidupan. Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Lahirkan Niat Baik setiap saat, Jiwa kebijaksanaan akan tumbuh setiap hari”.

Relawan Tzu Chi adalah Murid Master, sebagai murid yang baik akan memiliki karakter tekun belajar, taat pada aturan, siap dan tahan diuji, ingin berubah menjadi lebih baik, serta menjadi teladan. Dengan dunia ini sebagai ruang belajar, setiap orang dan setiap hal merupakan buku pelajaran dan objek untuk dipelajari. Sesuai pada ajaran Jing Si yaitu giat mempraktikkan jalan kebenaran, mewariskan intisari Dharma dan berikrar agung. Sedangkan Mazhab Tzu Chi adalah jalan bodhisatwa dunia dengan welas asih dan kebijaksanaan melatih empat pikiran tanpa batas.

Handra menyampaikan, sebagai relawan Tzu Chi hendaknya mampu melatih diri dari dalam dengan sikap tulus, benar, yakin dan sungguh-sungguh serta mampu mempraktikkannya dengan cinta kasih, welas asih, sukacita dan memiliki batin yang seimbang. Karena, jika hati berada dalam kondisi tenang maka segala kondisi dan masalah akan terlihat dengan jelas, akan membuat kita tahu mana yang pantas dilakukan dan mana yang tidak seharusnya dilakukan.

Dalam menjalankan kehidupan sebagai murid Master Cheng Yen, relawan Tzu Chi juga di bekali empat ramuan sup Tzu Chi oleh Master, di antaranya berpuas diri, bersyukur, berpengertian dan berlapang dada. Ditambah lagi dengan 20 kata dari Master, Master berharap muridnya dapat senantiasa menyadari berkah, menghargai berkah serta dapat kembali menciptakan berkah. Pahami, terapkan dan wariskan Dharma, patuhi dan jalankan Sila, serta perhatikan, taati dan ikuti tata krama, menjadi akhir sharing sesi Jati Diri Insan Tzu Chi dari Handra Sikoko.

doc tzu chi indonesia

Desnita menjelaskan materi tentan “Jalan Bodhisatwa”.

Sementara itu Su Pun Wui membawakan materi Jati Diri Misi Pelestarian Lingkungan pada sesi ketiga. Meski pada sesi ini adalah sesi yang hampir memasuki jam makan siang, peserta pelatihan tampak masih bersemangat mendengarkan sharing yang membawakan Kata Perenungan Master yakni hidup berdampingan dengan bumi dan yang terpenting adalah mengurangi sampah. Dalam konsep pengurangan sampah di Tzu Chi terdapat lima bagian dari tiga bagian umum diantaranya adalah Re-Think (berpikir kembali), Reduse (mengurangi), Re-Use (memakai kembali), Repair (memperbaiki) dan Recycle (mendaur ulang).

Su Pun Wui menghimbau kepada peserta pelatihan agar dapat mengurangi pemakaian kantong plastik dan diganti dengan kantong yang dapat dipakai berulang-ulang terutama saat berbelanja ke pasar. Memulai pelestarian lingkungan dapat dilakukan dari diri sendiri, anggota keluarga, mempengaruhi lingkungan sekitarnya, juga menginspirasi komunitasnya masing-masing. Pelestarian lingkungan yang dilaksanakan di depo daur ulang Tzu Chi memiliki motto “sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari bumi. Depo pelestarian lingkuangan Tzu Chi adalah tempat pelatihan Bodhisatwa dunia yang menjalankan Sad (enam) Paramita yakni pertama berdana dan melatih kemurahan hati, kedua beretika melatih tidak mengutamakan diri sendiri, ketiga melatih kesabaran dan kerendahan hati, keempat melatih keuletan dan pengabdian, kelima  melatih ketenangan pikiran dan keenam melatih kebijaksanaan.

Pukul 11.45 WIB, sudah menunjukkan waktunya makan siang, para peserta pelatihan dipersilahkan makan siang namun peserta terlebih dahulu menyanyikan lagu “Gong Yang Ge” (lagu persembahan) sebelum makan siang bersama. Usai makan siang, peserta kembali ke kelas untuk mendengarkan sharing sesi berikutnya yang dibawakan oleh Desnita dengan materi “Jalan Bodhisatwa”.

Sebelum memasuki materi keempat ini Tim Isyarat Tangan memperagakan lagu “Yi Nian Xian” yang artinya Sebersit Niat.  Desnita mengungkapkan bahwa satu langkah awal bersama keyakinan dan tekad dalam menapaki jalan Bodhisatwa Tzu Chi kita juga harus mendalami, merenungkan dan mempraktikkan sila dan samadhi agar memperoleh kebijaksanaan. Dengan kesungguhan hati akan menjadi profesional menjadi pesan dalam akhir sesi sharingnya.

Selain pemateri, ada juga sharing dari para peserta. Rimba di antaranya. “Semua materi pelatihan hari ini sangat bagus, terutama tata krama. Tata krama yang didapat dalam pelatihan hari ini tidak hanya dapat dipakai dalam lingkungan sesama relawan Tzu Chi namun juga sangat bermanfaat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkungan Tzu Chi,” ujarnya.

Mengakhiri Pelatihan Relawan Abu Putih III 2017 Indrawani memberikan pesan cinta kasih kepada peserta agar selalu menjaga niat awal agar tetap kokoh dan tak tergoyahkan. Sebelum doa bersama, peserta diajak untuk mendengarkan Ceramah Master yang berpesan dalam menapaki jalan Bodhisatwa hendaknya menaati tata krama. tanpa Tata Krama tidak akan tahu Jalan Kebenaran.

“Harapan saya semoga setelah mengikuti Pelatihan Abu Putih ini, relawan dapat mengingat dan kembali Jati Diri sebagai Relawan Tzu Chi  serta dapat mempraktekkannya,” ungkap Augustina selaku koordinator pelatihan.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menghargai Berkah

Menghargai Berkah

03 September 2020

Di saat pandemi, kegiatan bakti sosial Tzu Chi dibatasi dan mengharuskan para relawan tetap di rumah. Para relawan pun mencari cara untuk tetap bisa belajar Dharma dan mengikuti Xun Fa Xiang secara online. Begitu juga dengan pelatihan relawan.  Seperti pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di He Qi Utara 1 yang digelar pada 23 Agustus 2020, Pelatihan bertema Menghargai Berkah ini diikuti 102 relawan. 

Membangun Semangat Relawan Tangerang

Membangun Semangat Relawan Tangerang

18 Februari 2020

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-1 di tahun 2020. Pelatihan diadakan pada Minggu, 9 Februari 2020 di Aula Manjughosa Lt.2, Ekayana Ehipassiko School, Tangerang, Banten.

 

Bersama-sama Melatih Diri untuk Menebar Kebajikan

Bersama-sama Melatih Diri untuk Menebar Kebajikan

16 Maret 2018
Sebanyak 269 relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia menyatukan hati mengikuti Kamp Pelatihan Relawan Calon Komite 2018 sebagai penguat tekad bagi para relawan untuk terus bergerak dalam menebarkan cinta kasih dan saling bahu membahu dalam mewujudkannya pada 9-11 Maret 2018.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -