Kembali Menciptakan Berkah
Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Pusat), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Pusat)Relawan mendata pasien yang mendaftar dalam baksos degeneratif. Para relawan yang merupakan keluarga para penerima bantuan ini menyempatkan diri untuk ikut bersumbangsih dalam kegiatan Tzu Chi.
Para relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat pada hari Minggu, tanggal 23 November 2014 telah melaksanakan Baksos Pengobatan dan Penyuluhan Penyakit Degeneratif. Baksos yang berlangsung di gedung SDN Pasar Baru 02, Jakarta Pusat berlangsung sukses yang melibatkan 60 orang relawan. Sebagian dari relawan yang membantu adalah relawan yang berasal dari gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi).
Banyaknya relawan yang berasal dari gan en hu sungguh merupakan sebuah pemandangan yang memberikan rasa nyaman dan mengingatkan kita akan salah satu visi dari Tzu Chi yaitu menyucikan hati manusia. Salah satu gan en hu tersebut adalah Monica Tanurdjaya, seorang anak asuh Tzu Chi yang sudah sering ikut dalam berbagai kegiatan Tzu Chi. Monica yang masih duduk di bangku SMK kelas 1, dalam baksos ini terlihat sibuk membantu apa saja yang sekiranya dapat dikerjakan olehnya. Terakhir Monica membantu memasukkan data seluruh pasien peserta baksos ke dalam komputer. Dia juga menyatakan bahwa sangat senang dan bahagia dapat turut berperan dalam kegiatan amal yang dilakukan oleh Tzu Chi.
Bunga (memakai rompi relawan), salah satu keluarga penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi ikut bersumbangsih dalam kegiatan baksos.
Selain Monica, ada Bunga dan Yuli yang merupakan dua sekawan yang tinggal di jalan Lautze, Jakarta Pusat. Mereka berdua juga merupakan penerima bantuan bedah rumah dari Tzu Chi. Bunga dan Yuli adalah penonton setia drama DAAI TV bahkan sebelum musibah kebakaran melanda rumah mereka. Bantuan pembangunan rumah oleh Tzu Chi membuka jalinan jodoh mereka untuk lebih mengenal Tzu Chi. Ibunda dari Yuli, Siti Rohmah bahkan telah bergabung sebagai relawan abu putih Tzu Chi. Bunga dan Yuli dalam baksos ini membantu di bagian timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan pasien. Mereka berdua menyatakan sangat menikmati tugas mereka. Bunga sempat memberikan pernyataan bahwa apa yang ia saksikan di DAAI TV ternyata sama dengan dengan yang ia lihat dalam kegiatan nyata Tzu Chi. “Lebih keren dari yang di TV,” ujar Bunga. “Sudah terbukti bahwa Tzu Chi membantu dengan tulus tanpa pilih kasih, tanpa membedakan suku, ras atau agama, bukti nyatanya adalah keluarga kami berdua,” tambah Yuli. “Kalau orang sudah bantu kita, maka kita harus bantu orang juga,” sambung Bunga.
Sandra (20), yang tinggal di Karang Anyar juga salah satu gan en hu yang datang membantu kegiatan ini. Sandra sudah mengikuti sosialisasi relawan baru Tzu Chi, ikut membantu pembagian kupon untuk peserta baksos dan hari ini membantu baksos di bagian pendaftaran pasien. Sandra juga dibantu oleh Tzu Chi dalam membangun kembali rumahnya yang terkena musibah kebakaran. Ia mengungkapkan rasa bahagianya bahwa hari itu dapat turut serta bersumbangsih, dapat melihat dan merasakan secara langsung keluhan para pasien yang membuatnya dapat lebih merasa bersyukur.
Monica Tanudjaya (mengenakan rompi relawan), seorang sedang membantu memasukkan data pasien ke dalam komputer.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Patni, seorang warga Karang Anyar yang juga adalah penerima bantuan bedah rumah pascamusibah kebakaran. Patni sehari-hari berjualan es teh manis dan pada hari baksos ini ia membawakan satu termos es teh manis untuk para relawan, di samping itu ia juga membantu membereskan meja dan bangku seusai kegiatan baksos. “Saya tidak bisa bantu banyak, hanya bias bawa satu temos es teh manis saja,” ujar Patni tersenyum.