Kembalinya Sebuah Harapan (Bagian 2)
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rusli Chen, Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan)Para relawan Tzu Chi mengunjungi Ayu di rumahnya untuk menanyakan kabar, dan merayakan kesembuhannya. |
| ||
Di kala salah satu relawan menemani dan menghibur Absah, relawan lainnya juga berusaha menenangkan Syaiful yang juga sangat khawatir akan perkembangan Ayu di ruang operasi. Meniti Jalan Kesembuhan Ayu yang masih berbaring di bangsal dengan kondisi setengah sadar, didorong keluar dari ruang operasi lalu disambut oleh kedua orang tuanya. Puji dan syukur dipanjatkan kepada yang Maha Kuasa oleh kedua orang tua Ayu karena kondisi Ayu yang sangat baik pasca operasi. Di ruang pemulihan, sesekali Ayu sadar dan kembali tidur karena pengaruh obat bius yang masih tersisa. Absah yang melihat perut Ayu yang kembali ramping, serasa tidak percaya kalau tadi pagi, perut anaknya masih sebesar orang yang hamil 9 bulan.
Ket : - Masa pemulihan Ayu berlangsung cukup cepat. Absah, sang ibunda terus menemani Ayu selama dirawat di rumah sakit. (kiri) Sore harinya, beberapa relawan kembali menjenguk Ayu. Ayu yang masih dalam keadaan pucat berusaha menyapa dan tersenyum melihat para relawan datang. “Gimana, Yu? Sudah boleh makan?” tanya relawan kepada Ayu dan memuji Ayu kalau sekarang sudah kembali ramping kembali. Gelak tawa senantiasa menemani pembicaraan antara relawan dengan Ayu beserta orang tuanya. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit untuk penyembuhan pasca operasi, Ayu diperbolehkan untuk pulang. Kembalinya Kebahagiaan Syaiful tak henti-hentinya berterima kasih kepada relawan. “Bapak jangan berterima kasih kepada kami. Terima kasihnya kepada Master Cheng Yen. Karena beliaulah, kita dapat berjodoh di Tzu Chi ini,” ujar salah satu relawan. Relawan tersebut juga mengatakan bahwa relawanlah yang merasa bersyukur dan berterima kasih karena telah diberi kesempatan untuk berbagi kepada yang membutuhkannya. Di penghujung acara, para relawan mengajak Ayu bersama-sama memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga. “Sebenarnya Ayu itu sedang ngga enak badan, tapi melihat semuanya pada datang, jadi sembuh,” ujar Ayu dengan bahagia kepada relawan Tzu Chi. Ungkapan kebahagiaan itu serasa air embun yang jatuh dan menyirami sanubari setiap relawan. Master Cheng Yen mengatakan senyuman dari seorang pasien adalah senyuman yang paling indah.
Ket: - Dengan penuh rasa syukur, Ayu berdoa atas kesembuhannya dan berharap agar masa depannya menjadi lebih baik. (kiri) Relawan Tzu Chi tetap menenami Ayu untuk kontrol ke dokter. Dokter mengatakan kondisi tubuhnya dalam keadaan baik. “Sekarang Ayu sudah sembuh total. Ayu tidak perlu khawatir lagi dengan dengan penyakitnya,” ujar dokter. Yang membuat dokter tersebut begitu terkesan dengan seorang Ayu adalah kesopanan dan senyuman serta ketegarannya. “Ayu itu anaknya sopan. Sewaktu hendak berpamitan, tangan saya dilekatkan ke pipinya,” tambahnya. Wajah bahagia tersiar dari Ayu yang tak henti-henti tersenyum. Jodoh keluarga Ayu dengan Tzu Chi tidak sampai di situ saja. Relawan Tzu Chi tidak berhenti memperkenalkan lebih jauh mengenai Tzu Chi dan menceritakan bagaimana semua dana ini dapat terkumpul sehingga dapat membantu orang banyak. “Dulu hanya ada 30 ibu-ibu rumah tangga yang mengumpulkan uang 50 sen setiap harinya di celengan bambu dan kemudian dibuka sebulan sekali. Nah, uang yang terkumpul tersebutlah yang digunakan untuk membantu orang yang kurang mampu,” cerita salah satu relawan kepada Syaiful dan Absah. Relawan juga menjelaskan kepada mereka jika alangkah baiknya kasih sayang ini terus berlanjut dengan cara turut bersumbangsih. Tanpa basa-basi, Syaiful setuju menjadi donatur bulanan Tzu Chi. Syaiful mengerti bahwa anaknya dapat disembuhkan karena dana yang dikumpulkan dari para donatur. Dan sebagai wujud syukurnya, Syaiful dan keluarganya turut ikut bersumbangsih. Selesai | |||