Kenal Dulu Baru Jadi Dekat

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Mawardi Harlan dari Sinesko hadir dalam ramah tamah yang diadakan oleh DAAI TV untuk lebih mengenal program-program acara dan persamaan persepsi pada misi kemanusiaan.

Hari Kamis, tanggal 23 Juli 2009, pukul 14.30 sore ruang rapat kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Jakarta, tampak lain dari biasa. Rerimbunan pohon bambu plastik menjulang indah di keenam sudut ruangan. Di dalam ruangan, 5 meja dan 20 kursi bambu telah tertata apik. Jika dirasakan, suasana ruangan tak ubahnya suasana damai dan sejuk yang biasa kita rasakan di alam bebas. Namun, nyatanya kita sedang berada di dalam sebuah ruang rapat.

Sore itu, DAAI TV mengundang para pemusik dan manajer artis untuk mengenal lebih dekat DAAI TV Indonesia. Dalam ruangan tampak Joky dari Joky Production, Sufeni dari Gema Nada Pertiwi, Idha dari Alena Management, Mawardi Harlan dari Sinesko, dan Indra dari manajer Mike Mohede. Pukul 15.00, Yabin Yap, produser drama DAAI TV, membuka sesi dengan memaparkan secara singkat DAAI TV. Agar para undangan dapat mengenal Tzu Chi lebih dekat, seorang relawan Tzu Chi, Oey Hoey Leng menjelaskan secara singkat sejarah berdirinya Tzu Chi di Taiwan hingga kemudian menyebar ke 47 negara di dunia. ”Membangkitkan bibit-bibit cinta kasih seluas-luasnya,” itulah yang dikatakan Oey Hoey Leng saat memaparkan misi budaya humanis Tzu Chi. Usai itu, para undangan juga menyaksikan tayangan video laporan kegiatan tahunan Tzu Chi Internasional dan company profile DAAI TV Indonesia.

Bersifat Universal

”Program dan visi Tzu Chi serta DAAI TV tidak ada satupun yang bertentangan dengan kaidah agama apapun juga. Sifatnya universal. Saat (saya) melihat gambar-gambarnya sangat tersentuh,” ujar Mawardi Harlan dari Sinesko saat diminta memberikan pendapatnya. Hal yang senada diungkapkan oleh Idha, manajer dari Alena, seorang penyanyi Indonesia. Idha awalnya tidak mengira jika program dan visi DAAI TV begitu bagus. Saat diundang untuk datang, ia tidak pernah tahu mengenai Tzu Chi dan DAAI TV. ”Setahu (saya) DAAI TV seperti televisi-televisi umum lainnya,” ujar Idha terus terang.

foto  foto

Ket : - Oey Hoey Leng, salah satu relawan senior Tzu Chi menjelaskan secara singkat sejarah berdirinya Tzu Chi
            di Taiwan hingga kemudian menyebar ke 47 negara di dunia. (kiri)
         - Mawardi Harlan dari Sinesko menuturkan kesannya, ”Program dan visi Tzu Chi serta DAAI TV tidak ada
          satupun yang bertentangan dengan kaidah agama apapun juga. Sifatnya universal." (kanan)

Makanya ketika ditelepon oleh staf DAAI TV, ia biasanya bertanya bagaimana dengan kompensasinya. Hal ini wajar karena inilah tuntutan pekerjaaan profesional yang  dilakoninya. ”Walau tempatnya jauh dan (saya) memang tidak terlalu mengenal daerah ini (Mangga Dua –red), saya berbahagia dapat hadir di acara ini,” katanya lugas usai acara.

Saat acara, Idha bahkan terlihat sempat membaca sekilas buku Teladan Cinta Kasih Master Cheng Yen yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku itu menjadi salah satu buah tangan yang diberikan DAAI TV kepada para undangan. Saat itu, Idha juga berharap dapat menjalin kerja sama dalam penggarapan musik di DAAI TV karena Alena sendiri adalah salah satu artis Indonesia yang cukup memiliki kepedulian sosial terhadap sesama.

foto  foto

Ket : -Joky dari Joky Production telah bekerjasama dengan DAAI TV dalam pembuatan soundtrack drama
          Ketika Gladiol Bersemi versi bahasa Indonesia. (kiri)
         - Para undangan berkesempatan mengunjungi ruang produksi studio DAAI TV Indonesia di Jakarta
           dan ruang produksi lainnya. (kanan)

Salah satu kepedulian Alena ditunjukkan dengan mendirikan mobil sekolah yang mobile di daerah Poris, Tangerang. Di sana, dengan menggunakan kendaraan, para guru yang kompeten dan telah diseleksi oleh Kak Seto dari Komnas Perlindungan Anak memberikan pelajaran kepada anak-anak jalanan tiga hari dalam seminggu. Hal ini untuk menyiasati anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan seperti anak-anak sekolah lainnya.

Saat acara, panitia ramah tamah memutarkan dua buah musik video yang telah ditayangkan di DAAI TV. Lagu pertama berjudul Kali Angke yang Kekal. Lagu kedua adalah soundtrack drama Ketika Gladiol Bersemi yang masih dalam bahasa Mandarin. Penayangan ini tak lain dilakukan agar para undangan yang hadir dapat mengetahui dan lebih menyelami misi DAAI TV.

Dalam kesempatan itu, para undangan juga berkesempatan untuk melihat langsung ruang kantor DAAI TV Indonesia. Dipandu oleh staf DAAI TV, mereka meninjau satu demi satu ruangan yang ada, salah satunya studio DAAI TV. Dari belum kenal, kini mereka mulai mengenal dan akhirnya akrab dengan DAAI TV. Semoga jalinan indah ini akan tetap terus terjaga.

 

 

Artikel Terkait

Tiga Mutiara Kecil dari Biak

Tiga Mutiara Kecil dari Biak

12 Januari 2011 Sudah 12 tahun lamanya aku mengajar di sebuah sekolah dasar negeri di daerah Biak, Provinsi Papua sebagai Pegawai Negeri Sipil golongan III/b. Dari hasil mengajar, aku mendapatkan penghasilan sekitar 3 juta rupiah per bulan, namun itu belum dipotong dengan kewajiban iuran tunjangan lainnya.
Bersyukur dan Bertekad Menyebarkan Cinta Kasih

Bersyukur dan Bertekad Menyebarkan Cinta Kasih

23 November 2016

Rasa syukur yang begitu besar dirasakan para Gan En Hu atau penerima bantuan Tzu Chi. Perhatian dan cinta kasih yang didapatkannya meringankan beban yang mereka alami. Pagi itu di Depo Pelestarian Lingkungan di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading para Gan En Hu ini berbagi cerita.

Jembatan Simpay Asih Cikaung Meningkatkan Ekonomi Warga

Jembatan Simpay Asih Cikaung Meningkatkan Ekonomi Warga

07 April 2022
Tzu Chi Bandung meresmikan Jembatan Simpay Asih Cikaung di Desa Sukabungah Kec Campakamulya, Kab Cianjur.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -