Kenalan Dengan Universitas Tzu Chi

Jurnalis : Ivana Chang, Fotografer : Ivana Chang
Sekitar 220 siswa kelas XII dan orang tua mereka dari berbagai wilayah Jakarta menghadiri Sesi Pengenalan Universitas Tzu Chi Taiwan yang diadakan di Xi She Ting, Tzu Chi Center PIK, pada Kamis, 20 Oktober 2016.

Sore itu Jessica belum lagi berganti seragam Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, padahal waktu sudah lewat Maghrib. Ia malah sedang menggandeng mamanya menuju Xi She Ting, Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk. Mereka hadir berdua, demi masa depan Jessica.

Meski diadakan di tengah minggu, acara Sesi Pengenalan Universitas Tzu Chi Taiwan hari Kamis, 20 Oktober 2016, cukup ramai. Tak kurang dari 220 orang tua dan siswa kelas XII hadir. Di antara hadirin, banyak yang merupakan bagian dari keluarga besar Tzu Chi seperti relawan, guru ataupun murid SMA/SMK Cinta Kasih seperti Jessica. Meski banyak juga yang dari masyarakat umum yang memang ingin mengenal Universitas Tzu Chi Taiwan lebih jauh.

“Belajar bahasa Mandarin tidak harus ke Taiwan, tapi lebih baik di Taiwan saja,” ujar Chang Wei Cheng, Direktur Jurusan Sastra dan Bahasa Oriental, disambut tepuk tangan dan tawa para hadirin. Dosen Chang kemudian menjelaskan alasannya, karena Taiwan memiliki lingkungan yang baik dan aman, serta masih memelihara tradisi Tionghoa. Sesi pengenalan ini disampaikan oleh 5 orang perwakilan Universitas Tzu Chi Taiwan yaitu Ingrid Liu, Tai Chu Peng, Prof. Ho Ping Feng, dan Prof. Wei Hsin Fu, dan Chang Wei Cheng sendiri. Masing-masing mengenalkan 4 fakultas utama di universitas ini yaitu: Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Kehidupan, Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial, dan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Komunikasi.

Chang Wei Cheng, Direktur Jurusan Sastra dan Bahasa Oriental di Universitas Tzu Chi Taiwan menjelaskan keunggulan dan kelebihan belajar Bahasa Mandarin di kampusnya.

Belajar dengan Tenang dan Nyaman

Universitas Tzu Chi adanya di Hualien, Taiwan timur. Wilayah ini merupakan kota kecil di daerah yang cukup jauh dari pusat kota. Kondisi ini membuat Hualien ideal bagi para mahasiswa yang ingin berkonsentrasi menjalani masa belajar mereka. Karena kebanyakan mahasiswanya memang datang dari luar Hualien, Universitas Tzu Chi menyediakan asrama di dalam komplek kampus yang memiliki fasilitas lengkap. Kantin kampus juga menyediakan makan 3 kali sehari dengan harga yang sangat terjangkau. Ini semua menjadikan para mahasiswa dapat belajar dengan aman dan nyaman.

Universitas Tzu Chi dimulai dari Akademi Keperawatan yang dibangun tahun 1989 untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis rumah sakit Tzu Chi. Sejak itu perkembangan universitas ini berkaitan erat dengan badan misi Tzu Chi yang lain. Sebaliknya, adanya badan misi Tzu Chi (RS Tzu Chi, Sekolah Tzu Chi, Stasiun Da Ai TV) turut menjadi penopang, membuat para mahasiswa Universitas Tzu Chi memiliki tempat praktik riil hingga benar-benar mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja, dibimbing oleh para praktisi langsungnya. 

Beberapa tahun terakhir, Universitas Tzu Chi aktif menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan di seluruh dunia, serta membuka diri ke banyak negara. Hasilnya, para mahasiswa dari universitas ini berkesempatan untuk mengunjungi berbagai negara untuk kelas pertukaran. Juga semakin banyak calon mahasiswa dari luar Taiwan yang mendaftar, diantaranya dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Ini membuat Universitas Tzu Chi menjadi kampus berwawasan global, sesuai tuntutan dunia pada masa kini.

Tim dari Universitas Tzu Chi Taiwan berjumlah 8 orang datang untuk secara langsung memberikan penjelasan kepada seluruh peserta.

Jessica yang saat ini duduk di kelas XII SMA CintaKasih Tzu Chi Cengkareng mengajukan pertanyaan tentang beasiswa ikatan dinas, kerjasamaUniversitas Tzu Chi Taiwan dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Masa DepanTerbaikuntukAnak

Jessica mendengarkan semua penjelasan tersebut dengan penuh perhatian, khususnya saat Suriadi dari Sekretariat Tzu Chi Indonesia menjelaskan tentang Program Beasiswa Ikatan Dinas. Sudah 2 tahun lamanya, Tzu Chi Indonesia menjalin kerja sama dengan Universitas Tzu Chi untuk memberikan beasiswa ikatan dinas bagi siswa berprestasi dan berkemampuan bahasa Mandarin.

“Aku suka banget cara mendidik di sekolah Tzu Chi. Terutama budi pekertinya, seperti udah ketanam banget dalam diri kita,” kata Jessica menjelaskan alasannya ingin memilih Universitas Tzu Chi selepas dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Sebetulnya Mama Jessica sempat berharap agar anaknya coba melanjutkan di kampus lain, tapi melihat keyakinan sang anak dalam memilih, mamanya akhirnya mendukung saja. “Kayaknya anaknya sudah cinta sama Tzu Chi, jadi ya sesuai cita-cita dia aja,” ujar Monik, Mama Jessica.

Seusai sesi pengenalan, para siswa dan orang tua dapat bertanya-jawab langsung dengan tim dari Universitas Tzu Chi Taiwan dan Tzu Chi Indonesia.

Sama dengan Monik yang mengharapkan terbaik untuk anaknya, dalam sesi pengenalan ini hadir Karim dan istrinya. Mereka bermaksud mendaftarkan anak mereka, Earlin, yang saat ini bersekolah di SMA Tri Ratna, Jakarta Pusat. Karim bahkan sudah membawa fotokopi dokumen seperti ijazah dan rapor untuk mendaftar. “Yang bagus di Universitas Tzu Chi juga ada kegiatan kemasyarakatan, diajari menghormati orang tua dan cinta kasih. Ini penting, karena biarpun dia pinter kalau tidak ada akhlak akan susah. Kalau hanya kepintaran saja yang dikejar itu bahaya,” ujar Karim.

Bila Anda juga berminat mendaftar kuliah di Universitas Tzu Chi Taiwan, silakan mengunjungi:

http://www.oia.tcu.edu.tw/



Artikel Terkait

Suka Cita Kelas Budi Pekerti Tahun Ajaran Baru

Suka Cita Kelas Budi Pekerti Tahun Ajaran Baru

22 Juli 2014
Minggu tanggal 13 Juli 2014, kelas budi pekerti Tzu Chi memasuki kelas baru. Kelas dibagi menjadi 2 sesi  yakni: sesi Er Dong Ban mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB dan Tzu Shao Ban mulai pukul 13.30 WIB s.d pukul 16.30 WIB.
Menjadi Komunikator yang Baik

Menjadi Komunikator yang Baik

24 Juli 2017

Kemampuan menjadi pendengar yang baik menjadi salah satu goal dalam pelatihan relawan pendidikan, pada Minggu, 23 Juli 2017 di Tzu Chi Center Jakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 253 orang yang berlatar belakang guru dan relawan misi pendidikan.

Merevolusi Mental Sesuai Dharma

Merevolusi Mental Sesuai Dharma

16 Juli 2014 Tzu Chi mendapat kunjungan dari siswa-siswi Sekolah Dhammasavana. Sebanyak 70 siswa dan 2 orang guru yang hadir merupakan siswa-siswi kelas sepuluh dan tengah menjalankan proses Masa Orientasi Siswa (MOS).
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -