Kenali Kanker Serviks Dari Usia Dini
Jurnalis : Skolastika Dhita Martatyawidi (He Qi Barat 1), Fotografer : Aditia Saputra He Qi Barat 1)Para peserta terlihat antusias mendengarkan materi yang dibawakan oleh dr. Deasy Thio, Sp. KK.
Kanker serviks merupakan penyakit kanker kedua terbanyak yang dialami wanita setelah kanker payudara. Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim, yaitu pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim. 99,7% kanker serviks disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Menurut National Cervical Cancer Coalition (NCCC), di dunia tiap dua menit seorang wanita meninggal karena kanker serviks. Dari data Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), di Indonesia angka kematian wanita mencapai 26 orang per hari. Ini artinya, kanker serviks telah mengambil nyawa wanita Indonesia tiap kurang dari satu jam.
Dr. Andri Hondir Menjelaskan mengenai pencegahan kanker serviks
Berdasarkan hal ini, maka penting sekali ada penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat guna mencegah, mengatasi dan memahami bahaya kanker serviks. Edukasi seperti ini sebaiknya didapatkan oleh anak mulai usia remaja sampai dewasa, terlebih anak muda yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Oleh karena itu Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi bekerjasama dengan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng memberikan seminar awam “Deteksi Dini Kanker Serviks”.
Seminar “Deteksi Dini Kanker Serviks” sebelumnya pernah diselenggarakan pada 10 Mei 2018 di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi. Peserta yang hadir terdiri dari karyawan dan warga sekitar rumah sakit. Kali ini seminar dilaksanakan di Aula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jumat, 15/03/2019. Target peserta seminar kali ini adalah siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan orang tua murid. Dari 117 murid perempuan, sebanyak 108 peserta yang terdiri dari murid, orang tua murid dan guru hadir mengikuti seminar.
Grace Aprilia Kosasih, salah satu peserta yang menyampaikan pertanyaan kepada pembicara dalam sesi tanya jawab.
Seminar dilaksanakan selama dua jam, mulai dari pukul 13.00-15.00 WIB. Dokter Deasy Thio, Sp. KK (Spesialis Kulit, Kelamin dan Estetika) dan dr. Andri Hondir, Sp. OG (Spesialis Kebidanan dan Kandungan) masih dipercaya untuk menjadi pembicara dalam seminar ini. Kegiatan dimulai dengan melakukan registrasi peserta. Peserta yang hadir mendapatkan 1 buah notebook, pulpen, brosur jadwal praktek dokter RSCK dan snack box. Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ratna Jwita Sitinjak selaku pembawa acara seminar.
Setelah melakukan doa bersama, pembawa acara memanggil Skolastika Dhita Martatyawidi (Ketua pelaksana) untuk memberikan kata sambutan. Dalam sambutannya ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak sekolah yang bersedia memberikan waktu dan tempat sehingga seminar dapat dilaksanakan. Ia juga berharap dengan adanya seminar ini, mampu memberikan pengetahuan baru kepada para peserta untuk dapat disebarkan kepada teman, keluarga serta mengajak peserta untuk lebih peduli terhadap kesehatan.
Dokter Deasy Thio, Sp.KK dan dr. Andri Hondir, Sp.OG yang menjadi pembicara dalam seminar Kanker Serviks kali ini.
Rina Yoniton selaku guru perwakilan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi juga menyambut baik adanya kegiatan seminar ini. Ia berharap kegiatan edukasi seperti ini dapat dilakukan secara berkala nantinya. Setelah mendengar kata sambutan, peserta langsung diajak untuk mendengarkan materi pertama mengenai penyakit kelamin yang dibawakan oleh dr. Deasy Thio, Sp. KK.
Dokter Deasy menjelaskan secara gamblang apa itu Human Papilloma Virus (HPV), bentuk-bentuk infeksi HPV, cara penularan, serta pencegahannya. Dalam presentasinya, dr. Deasy Thio, Sp. KK juga memberikan contoh penularan HPV yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat lebih mudah untuk dimengerti para peserta. Salah satunya penggunaan handuk yang dipakai secara bersama dengan orang lain.
Skolastika Dhita memberikan bingkisan kepada pembicara dr.Andri Hondir, Sp. OG, dr. Deasy thio, Sp.KK, dan Heni, perwakilan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Materi selanjutnya dibawakan oleh dr. Andri Hondir, Sp. OG. Dalam materi presentasinya, ia lebih menjelaskan mengenai pengertian, penyebab, gejala, dan pencegahan dari kanker mulut rahim atau kanker serviks. Suasana dalam seminar terasa semakin hangat, dr. Andri Hondir, Sp. OG membawakan materi dengan ringan, santai dan humoris. Sesekali ruang seminar penuh dengan tawa dan senyum dari para peserta.
“Setiap wanita berisiko terkena infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Untuk itu pentingnya melakukan pencegahan secara primer dan sekunder melalui imunisasi/vaksinasi dan melakukan penapisan/screening seperti pap smear, kolposkopi, servikografi dan pemeriksaan rutin,” jelas dr. Andri Hondir,Sp. OG.
Seluruh peserta
mengucapkan Gan En kepada pembicara
dan panitia penyelenggara seminar.
Setelah semua materi selesai dibawakan oleh dua pembicara, tiba saatnya pada sesi tanya jawab. Wajah lelah para murid berubah menjadi tawa bahagia. Pasalnya hari itu mereka baru selesai ujian. Mereka begitu antusias melakukan sesi tanya jawab. Sekitar 10 murid memberikan pertanyaan kepada kedua pembicara.
Salah satunya Grace Aprilia Kosasih, ia mengajukan pertanyaan kepada dr. Andri Hondir, Sp. OG, “Dok, apakah kalau menikah muda berisiko terkena kanker serviks? Soalnya saya ada rencana untuk menikah muda,” tanyanya. Pertanyaannya ini sontak membuat tawa seisi ruangan. Sesi tanya jawab berlangsung sangat seru. Semua pertanyaan berhasil dijawab oleh pembicara.
Acara ditutup dengan foto bersama seluruh peserta dan panitia penyelenggara.
Semua peserta pun diminta untuk mengisi lembar kuisioner yang sudah disiapkan oleh panitia seminar. Sembari peserta mengisi kuesioner, panitia mempersiapkan cinderamata untuk dibagikan kepada pembicara dan sekolah. Cenderamata berisi sertifikat, huan bao, buku Teladan Cinta Kasih-Master Cheng Yen, Kata Perenungan dan gelas. Kenang-kenangan ini diberikan oleh Dhita selaku ketua pelaksana.
Acara seminar berjalan lancar dan menyenangkan. Sebelum acara ditutup, seluruh panitia dan pembicara foto bersama dengan para peserta. Tak lupa, seluruh peserta seminar mengucapkan “gan en” kepada Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi sebagai penyelenggara seminar. Selain senyum bahagia, peserta juga membawa pengetahuan baru yang dapat dibagikan kepada sanak saudara dan handai taulan.
Editor: Khusnul Khotimah