Kepedulian itu Terus Berlanjut
Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Anand Yahya * Indah bersih dan rapih relawan Tzu Chi sambil berjalan mengitari tempat penyekopan sebagai tanda pembangunan gedung sekolah Al-Muttaqin Kapuk Muara Penjaringan Jakarta Utara. | Ratusan orang memadati pelataran depan hingga belakang komplek Sekolah Al-Muttaqin di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pagi itu, 13 April 2008, siswa-siswi dan guru Sekolah Al-Muttaqin, masyarakat umum, dan relawan Tzu Chi sedang menanti kedatangan Fauzi Bowo, Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. |
Di sela-sela kesibukannya hari itu, Fauzi akan meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Al-Muttaqin, serta penandatanganan prasasti penggalan Kali Angke Tzu Chi. Saat tiba, Fauzi segera menyalami beberapa warga yang memadati komplek Sekolah Al-Muttaqin. Suara marching band, tepukan siswa-siswi dari Al-Muttaqin, serta bahasa isyarat tangan yang ditampilkan oleh relawan Tzu Chi, mengiringi kedatangan orang nomor satu di DKI Jakarta ini. Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi dalam kata sambutannya mengatakan, “Hari ini kita mengukir sejarah dan tali kasih bagi masyarakat di bantaran kali Angke Tzu Chi.” Sejarah yang bermula di tahun 2002, saat itu banjir besar melanda Jakarta. Melihat itu, berdasarkan arahan dari Master Cheng Yen, dibangunlah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng. Kini, sebagian besar penduduk yang dahulunya tinggal di bantaran Kali Angke berhasil direlokasi ke Perumahan Cinta Kasih. Sugianto Kusuma juga mengucapkan bahwa Tzu Chi juga mengucapkan terima kasih kepada warga Kapuk Muara yang tinggal di sekitar Kali Angke yang telah bersama-sama dengan Tzu Chi melakukan pelestarian lingkungan dan menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. “Mari mewariskan sebuah dunia yang bersih, sungai yang bersih, langit yang biru, dan padang rumput yang hijau,” ajaknya kepada hadirin yang hadir. Sementara itu, Fauzi Bowo dalam kesempatan itu mengatakan bahwa kita harus berterima kasih kepada Tzu Chi atas kontribusinya yang besar kepada warga Jakarta, khususnya kepada warga Jakarta yang tinggal di bantaran Kali Angke. “Negara ini memberikan ruang untuk saling tolong menolong, saling bekerja sama, dan menciptakan suasana yang harmonis, ini hikmah yang paling luar biasa,” tutur Fauzi Bowo. Ket : - Para relawan Tzu Chi menyambut kedatangan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. (kiri) Fauzi juga sempat berdialog dengan Nurul (13) yang dahulu tinggal di bantaran Kali Angke. Saat ini Nurul telah bersekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng bersama orangtuanya yang juga tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Saat ditanya enak tinggal di mana oleh Fauzi, Nurul menjawab, “Enak tinggal di sana (Perumahan Cinta Kasih -red). Fasilitasnya lengkap, dan sekolahnya juga enak.” Nurul bahkan masih ingat betul tempat dahulu tinggal di bantaran Kali Angke. Pagi itu, Pemerintah DKI Jakarta juga memberikan bantuan 100 tanaman produktif, perlengkapan olahraga bulutangkis, dan bola voli kepada Kelurahan Kapuk Muara. Fauzi juga sempat menyaksikan program-program pelestarian lingkungan yang telah dilakukan Tzu Chi. Sugianto Kusuma dengan seksama memberikan pemaparan kepada Fauzi Bowo tentang berbagai program yang telah dilakukan untuk menjaga Kali Angke. Tak lama, Fauzi Bowo, Liu Su-mei, Sugianto Kusuma dan beberapa relawan dan pejabat pemerintah DKI melakukan peletakan batu pertama pembangunan Sekolah Al-Muttaqin. Tak lama lagi sebuah sekolah yang lebih besar akan segera berdiri, memberikan harapan masa depan yang lebih baik untuk siswa-siswi Al-Muttaqin yang selama ini belajar dalam keterbatasan. Ket : - Para relawan Tzu Chi dalam acara peletakan batu pertama menampilkan bahasa isyarat tangan dengan Setelah selesai dengan peletakan batu pertama, Fauzi Bowo, disaksikan oleh relawan Tzu Chi dan undangan yang hadir, menorehkan tanda tangan pada sebuah prasasti batu yang bertuliskan Penggalan Kali Angke Tzu Chi. Penggalan Kali Angke Tzu Chi ini membujur dari daerah Duta Harapan Indah hingga ke hilirnya sepanjang 1.700 meter. Kepedulian dan cinta kasih universal itu kini telah tertorehkan di sebuah prasasti namun kepedulian dan cinta kasih universal itu tak akan pernah berhenti karena masih luas ladang kebajikan yang menanti untuk ditanami. | |
Artikel Terkait
Temu Kenal Grup Love & Peace with Veggie
25 Agustus 202017 Agustus 2020, sebanyak 40 peserta dari grup “ Love & Peace with Veggie” bertatap muka dan berbagi pengalaman mereka dalam aplikasi jaringan.
Kamp 4 in 1: Inspirasi dari Taiwan dan Malaysia yang Membuka Kebijaksanaan
30 September 2024Kamp 4 in 1 kali ini menghadirkan pembicara dari Taiwan dan Malaysia. Yang Guan Xin dan Chen Su Xiang, relawan dari Taichung membawakan topik "4 in 1” dan awal terbentuknya sistem 4 in 1.