Kepedulian yang Berbuah Cinta Kasih
Jurnalis : Galvan Rangga (Relawan tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan Rangga (Relawan tzu Chi Bandung)
|
| ||
Selain acara peresmian jembatan, Tzu Chi pun mengadakan acara pembagian paket sembako yang berisi 5 kg beras, 10 bungkus mi instan dan 1 liter minyak goreng bagi 500 keluarga yang kurang mampu di Desa Tarajusari dan Desa Tanjungsari. Acara pembagian sembako ini melibatkan 60 relawan Tzu Chi. Pembagian kupon sembako ini telah dilakukan pada minggu sebelumnya tanggal 16 September 2012. Sebanyak 16 relawan Tzu Chi yang dibantu oleh relawan dari KORAMIL 0910 Banjaran terjun langsung untuk membagikan kupon kepada warga yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, diadakan pula kegiatan penanaman pohon di areal Jembatan Cinta Kasih Cisangkuy, yang dilakukan setelah acara simbolis pembukaan selubung papan nama jembatan yang dilakukan oleh Pangdam III/Siliwangi dan Ketua Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung. "Untuk memeriahkan peresmian ini kita juga tidak lupa sediakan sembako bagi warga yang kurang mampu di daerah ini, tentunya hal itu dilakukan melalui survei terlebih dahulu," lengkap Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung. Eman (55) salah satu warga Desa. Tarajusari merasa bersyukur setelah mendapatkan sembako cinta kasih Tzu Chi, "Alhamdullliah dengan adanya pembagian sembako ini bisa dibilang ada sebagain rezeki untuk saya, manfaatnya bisa berkurangnya pengeluaran pokok. Khususnya bagi warga yang kurang mampu seperti saya ini," terang Eman. Bagi bapak lima anak yang telah dikaruniai empat cucu ini, kegiatan pembagian sembako tersebut sangat dirasakan manfaatnya, mengingat profesi Eman sebagai hansip yang mendapatkan upah sebesar 80 ribu rupiah setiap bulannya. Walaupun sembako ini akan habis pada waktunya, namun kebaikan serta niat tulus para relawan Tzu Chi akan dikenang terus olehnya.
Keterangan :
"Alhamdulillah saya ucapkan terima kasih, walaupun berbeda agama, tetapi Tzu Chi memberi ini dengan sukacita dan ikhlas bagi warga setempat. Kita terima dengan senang hati mudah-mudahan bagi orang-orang (relawan) Tzu Chi mendapatkan imbalan yang lebih. Dan mudah-mudahan bantuan seperti ini bisa berlanjut dan tidak berhenti sampai di sini," tambahnya. Sebagai petugas keamanan tentu keamanan akan semakin diperketat di Desa. Tarajusari, karena Ia tidak menginginkan setalah berdirinya jembatan ada efek negatif atau hal-hal yang tidak diinginkan. "Alhamdulillah, manfaat dari jembatan ini bisa menghubungkan dua desa, asalnya kan terputus. Sekarang kan udah ada jembatan, jadi terasa manfaatnya. Dulu kalau mau menuju desa sebelah harus menempuh jarak yang jauh, tapi sekarang kan udah deket karena melalui jembatan tersebut. Di samping itu antar warga desa pun bisa lebih dekat lagi tali kekeluargaanya," lengkap Eman. Lain halnya dengan Apong yang berprofesi sebagai pedagang es keliling. Ia sangat merasakan manfaat dari Jembatan Cinta kasih Cisangkuy. Sebelum adanya jembatan tersebut Ia harus menempuh jarak yang sangat jauh sambil mendorong gerobak es dari tempat kediamannya. Apong bukanlah warga Desa. Tarajusari maupun Desa. Tanjungsari, namun sumber mata pencahariannya berada di kedua desa tersebut dan penghasilannya pun tak menentu berkisar antara 25 – 40 ribu rupiah per hari. Menjadi pedagang es keliling tentulah bukan sebuah pilihan bagi Apong, namun nasib berkata lain, ia terpaksa harus berjualan es keliling untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak tahun 1978, ia berjualan es keliling, Semasa mudanya, Apong sangggup berjualan hingga dua desa dilaluinya dalam satu hari. Sejak pukul 09.00-12.00 WIB, Apong mangkal di salah satu SD yang terletak di Desa. Tanjungsari. Setelah jam pulang anak-anak sekolah, ia berpindah tempat dan mulai berkeliling di Desa Tarajusari. Perjalanan tersebut Ia lalui selama hampir dua jam. Demi rupiah dan menghidupi keluarganya ia rela berjalan jauh hingga beberapa kilometer demi menyambung hidup yang kian waktu semakin keras untuk dijalaninya.
Keterangan :
Namun, faktor usia menjadi salah satu penyebab berkurangnya stamina. Kini Apong berusia 60 tahun, ia pun tak kuat lagi untuk menempuh jarak jauh. Dalam satu hari ia hanya mampu berjualan untuk satu desa saja, yaitu Desa.Tarajusari, karena desa tersebut adalah desa pertama yang Ia lalui sebelum Desa Tanjungsari. Tak jarang, Ia pun harus memutuskan di desa manakah Ia akan berjualan, tentu hal tersebut mempengaruhi pendapatan sehari-harinya. Hasil manis dari sebuah cinta kasih para relawan Tzu Chi dan donatur yang peduli terhadap nasib sesama manusia untuk meringkankan beban yang telah dipikul selama menjalani kehidupan yang semakin keras untuk ditaklukkan. Berkat cinta kasih itu sebuah jembatan berdiri dengan kokoh dan siap menjadi penopang warga sekitar untuk dilalui demi mensejahtrakaan masyarakat serta mewujdukan cita-cita anak bangsa. "Alhamdulillah, w’asyukurillah…, kami mengucapkan terima kasih atas pembangunan jembatan ini. Buat saya sendiri sebagai pedagang kecil berkeliling ke daerah-daerah atau ke kampung-kampung, Alhamdulliah perekonomian lancar sedikit demi sedikit walaupun bapak yang dulu mencari uang sempit maksudnya jarak jalan yang jauh, tapi sekarang Alhamdulliah bukan bapak saja yang bahagia tapi semua orang yang berada di sekitar kecamatan Banjaran. Puji syukur kepada Allah SWT atas pembangunan ini," terangnya. Semenjak berdirinya Jembatan Cisangkuy, bagi Apong adalah sumber rezeki karena ia dapat berjualan di dua desa dalam satu hari. Walapun penghasilannya belum ada perubahan yang signifikan, ia bisa merasakan dampak yang positif dalam berjualan untuk beberapa bulan ke depan. "Banyak sekali pengaruhnya, yang dulu berangkat bapak sampai jam enam, tapi sekarang jam tujuh atau delapan bapak bisa berangkat kenapa karena ada jalan motong (jalan pintas melalui jembatan-red) jadi ga jauh-jauh, jadi walaupun siang atau malam bapak bisa pulang dengan cepat melalui jembatan ini," lengkap Apong. Sebuah jalian jodoh yang terbentuk atas cinta kasih Tzu Chi bagi warga Kecamatan Banjaran dan Kecamatan Cangkuang. Dengan berdirinya Jembatan Cinta Kasih Cisangkuy diharapkan dapat membantu permasalahan yang kerap dialami oleh warga setempat, selain itu dapat meringkankan beban bagi anak-anak sekolah yang hendak menimba ilmu. Semoga jembatan ini tak hanya berfungsi sebagai jembatan yang dilalui oleh warga saja, namun jembatan ini dapat menjembatani para warga dan relawan Tzu Chi agar terus menyambung tali persaudaraan serta menebar kewelasasihan kepada seluruh mahkluk hidup. |
| ||
Artikel Terkait
Menyambut Tahun Baru Islam, Siswa SCK Tingkatkan Kepedulian Sosial
09 Agustus 2022Murid-murid Sekolah Cinta Kasih (SCK) Tzu Chi Cengkareng memperingati Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah dengan memberikan santunan kepada anak-anak yatim dan piatu di lingkungan murid SCK.
Menjalin Silaturahmi Antar Relawan Zhen Shan Mei
08 Juni 2022Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mendapat kunjungan dari para relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam (4/6/2022). Dalam kunjungan ini, para relawan Zhen Shan Mei dari Batam dan Tanjung Balai Karimun saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran.