Kepedulian yang Berkesinambungan

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat 2), Fotografer : Merry Christine (He Qi Barat 1), Mery Hasan (He Qi Barat 2)


Relawan Tzu Chi dengan terampil dan penuh kasih merawat luka-luka Elisabeth, memandikan, dan mencukur rambutnya.

Master Cheng Yen menuturkan, “Senyum seorang pasien adalah senyum yang paling indah dan menyentuh hati. Senyum itu bagai cahaya mentari nan hangat seusai hujan badai, menenteramkan orang-orang di sekitarnya, yakni sanak saudara, teman-teman, para dokter, dan para perawat.”

Penuturan Master Cheng Yen tersebut membekali relawan Tzu Chi He Qi Barat 2 ketika akan melakukan kegiatan pembersihan rumah Elisabeth, seorang penerima bantuan Tzu Chi, 1 Maret 2020.

Pembersihan rumah yang dilakukan di rumah Elisabeth bukan sekadar pembersihan rumah. Relawan juga memberikan bantuan berupa peminjaman ranjang khusus untuk pasien bagi Elisabeth.

“Beberapa waktu yang lalu Pak Bou Jie mengajukan peminjaman ranjang untuk istrinya setelah rumahnya usai dilanda banjir. Banyak barang rusak termasuk tempat tidurnya tidak bisa dipakai lagi,” kata Hendra Tanumihardja, koordinator pembersihan rumah. “Tanggal 23 Februari 2020, relawan melakukan kunjungan kasih dan melihat kondisi yang memprihatinkan. Saat itu kondisi Elisabeth tidur di lantai dengan barang-barang yang terdampak banjir,” lanjut Hendra.


Relawan terlebih dulu berkoordinasi dan melakukan briefing sebelum bertolak menuju rumah Elisabeth.

Melihat kondisi itu, relawan langsung berpikir bahwa peminjaman ranjang untuk Elisabeth tidak bisa ditunda. Relawan langsung membentuk tim dan mengatur kegiatan pembersihan rumah. Sepekan kemudian, 1 Maret 2020, kegiatan pembersihan rumah Elisabeth di wilayah Ciledug, Tangerang sekaligus meminjamkan ranjang untuknya.

Sebelum memasukkan ranjang ke rumah, relawan terlebih dahulu membersihkan kondisi rumah. Mereka memilah barang-barang yang berserakan di sekitar Elisabeth. Sementara itu, relawan memindahkan Elisabeth ke luar rumah untuk dimandikan dan dicukur rambut. Relawan juga mengganti perban pada luka-luka di tubuh penderita diabetes tersebut.


Rumah Elisabeth dan Budi yang terdampak banjir tampak berantakan. Budi bahkan harus menidurkan Elisabeth di lantai dengan kasur seadanya karena ranjangnya sebelumnya rusak terendam banjir.

“Ini adalah bantuan yang sungguh sangat berarti bagi kami. Selama 7 tahun sejak istri saya sakit dan kondisinya seperti ini, Tzu Chi selalu peduli,” kata Bou Jie, yang biasa disapa Pak Budi. “Bahkan hampir setiap bulan, beberapa relawan selalu mengunjungi kami. Ini yang menguatkan saya untuk terus berusaha agar istri saya bisa pulih. Saya berharap dia bisa duduk. Kalau bisa duduk saya akan ajak jalan-jalan ke Tzu Chi Center dan kampung halamannya di Bangka,” ungkap Budi optimis.

Berkah Jalinan Jodoh
Budi mengenal Tzu Chi dari tetangganya, Angelina Sekti Kuntari yang berempati terhadap kondisi Elisabeth. Angelina juga sebenarnya tahu Tzu Chi dari teman sekantornya, yang adalah seorang donatur Tzu Chi. Jalinan jodoh yang panjang itu mengantarkan tali cinta kasih dan persaudaraan.

“Segala sesuatu memang sudah diatur Tuhan. Setelah mencari-cari ke sana kemari, kebetulan relasi di kantor tempat saya bekerja adalah donatur Tzu Chi. Nah sejak itu secara rutin Tzu Chi memberikan bantuan dan pendampingan. Kehadiran Tzu Chi dalam kehidupan Ibu Elisabeth, adalah berkah,” kata Angelina.


Kondisi rumah Elisabeth dan Budi setelah relawan membantu melakukan bersih-bersih. Tzu Chi meminjami Elisabeth ranjang khusus pasien untuk membuatnya lebih nyaman saat beristirahat.

Berkah itu pula yang dirasakan oleh Merry, relawan Tzu Chi yang rutin berkunjung ke rumah Elisabeth. Kali ini Merry juga memegang tanggung jawab untuk menjadi PIC bersih-bersih rumah Elisabeth.

“Yang kami lakukan ini adalah berkah yang luar biasa. Mendapat kesempatan membantu sesama adalah suatu hal yang patut kita syukuri. Melihat kondisi rumah dan pasien sebelum dan sesudah dibenahi adalah suatu berkah,” ucap Merry.

“Berkah karena kita ikhlas dan sepenuh hati melakukan ini, lelah berkeringat tidak lagi kami rasakan melihat kondisi rumah dan pasien yang semula memprihankan menjadi nyaman, bersih. Semoga dengan kondisi seperti ini membuat pasien lebih sehat, Pak Budi sebagai suami pun menjadi lebih sehat dan kuat. Sekarang semuanya tertata rapi, saya bahagia melihat Pak Budi tersenyum dan melihat Bu Elisabeth tidur nyenyak dengan nyaman,” lanjut Merry seraya mencuci gorden.


Senyum pasien dan keluarganya adalah senyum terindah dan menyentuh hati. Budi sangat berterima kasih kepada Tzu Chi karena relawan tak kenal lelah mendampingi mereka.

Bebenah rumah berakhir pada pukul 13.00 dengan hati bahagia semua relawan melihat dan merasakan betapa perbedaan kondisi rumah dan pasien sebelum dan sesudah dibenahi.

Suatu hasil akhir dari perjalanan kepedulian yang berawal dari seorang tetangga yang terketuk hatinya juga seorang donatur Tzu Chi yang merekomendasikan tentang Tzu Chi, serta tindak lanjut dari relawan Tzu Chi yang tak kenal lelah secara berkesinambungan selama 7 tahun melayani dengan cinta kasih.

Benih-benih kepedulian inilah yang harus terus dibagikan ke seluruh dunia, agar terus menebar senyuman dan menghapus derita.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Kepedulian yang Berkesinambungan

Kepedulian yang Berkesinambungan

10 Maret 2020

Relawan Tzu Chi meminjamkan sebuah ranjang khusus pasien untuk Elisabeth, penderita diabetes setelah rumahnya terdampak banjir beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu pula, relawan membantu membersihkan rumahnya.

Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -