Anak asuh dan keluarganya hadir di Kantor Tzu Chi Medan mengikuti acara Kepulangan Anak Asuh, Minggu 23 Juli 2023.
Misi amal adalah misi pertama yang merupakan akar dari empat misi utama dan delapan jejak Dharma Yayasan Buddha Tzu Chi. Tujuan misi amal adalah memberi kebahagian dengan hati yang welas asih dan melepaskan penderitaan yang ada. Dengan Spirit menghargai jiwa dan kesetaraan semua makluk hidup, prinsip misi amal dalam memberi bantuan adalah cepat, tepat, dan langsung.
Minggu 23 Juli 2023, He Qi Jati Medan mengadakan acara kepulangan anak asuh. Anak asuh adalah anak yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari Tzu Chi. Kepulangan anak asuh ini diikuti oleh anak asuh dan pendamping sebanyak 255 orang. Para relawan sendiri ada 134 orang serta 55 tim medis Tzu Chi atau TIMA yang memberikan layanan kesehatan.
Dokter Wilson Arthur Zein, koordinator dari TIMA turut mengecek kondisi anak-anak asuh.
Anak asuh dan keluarganya yang telah hadir disambut oleh para relawan dan diarahkan ke poli kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan dan konsultasi dengan tim medis TIMA. Ada poli spesialis anak, poli kesehatan umum, THT, poli mata, poli gigi, serta bagian farmasi yang memberikan obat.
Pemeriksaan kesehatan berjalan dengan baik. Yang menjalani pemeriksaan kesehatan di poli umum sebanyak 157 orang. Di poli anak ada 32 anak. Yang memeriksakan kesehatan di poli THT ada 19 orang, di poli gigi ada 161, lalu di poli mata untuk pemeriksaan visus ada 62 orang. Adapun pasang kaca mata dan lensa sebanyak 28 orang.
“Semoga pelayanan hari ini memberikan mereka manfaat dengan kesehatan yang lebih baik,” ujar dr Wilson Arthur Zein, M Biomed, yang menjadi koordinator tim medis.
Rasa Syukur Membuat Segalanya Jadi Indah
Setelah pemeriksaan kesehatan, anak asuh dan pendampingnya diarahkan ke lantai tiga untuk mengikuti sesi lanjutan yaitu sesi pendidikan, budaya humanis dan visi misi Tzu Chi. Kegiatan ini digelar dengan tema “Rasa syukur membuat segalanya jadi indah.”
Putri Batik Cilik Indonesia Intelegensia 2022, perwakilan Sumut, Claryce Annabelle Yu berbagi tips bagaimana bagaimana cara kita mengatur waktu dalam menjalani kegiatan yang padat setiap harinya.
Irwanto membabarkan budaya humanis Tzu Chi dan visi misi Tzu Chi. Anak asuh dan pendampingnya melihat video kisah Pak Lim yang berbakti dan kisah kasih orang tua kepada anaknya. “Kita tetap bersyukur pada satu kondisi. Yang mana anak asuh kita tetap dapat belajar dengan baik dalam satu kondisi dengan bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi tanpa membedakan suku, ras, dan agama,” kata Irwanto.
Di sesi ini hadir juga Putri Batik Cilik Indonesia Intelegensia 2022, perwakilan Sumut di tingkat Nasional, Claryce Annabelle Yu. Claryce saat ini duduk di jenjang pendidikan SMP, dan bercita-cita menjadi ballerina internasional. Claryce pun berbagi tip dengan anak asuh bagaimana mengatur waktu untuk mengisi kegiatannya yang padat.
“Jika kita dapat membagi waktu dengan baik maka semuanya dapat berjalan dengan baik. Beberapa tip yaitu, awalnya menentukan tujuan, mencari inspirasi, melakukannya dengan konsisten. Lalu tetap gigih dan pantang menyerah,” kata Claryce.
Dokter Wijaya Taufik Tiji Sp.KJ memberikan pembelajaran kesehatan untuk anak asuh dan keluarga. Ia juga menjelaskan betapa pentingnya mencintai diri sendiri agar bisa mencintai orang lain.
Adapun di sharing kesehatan, materi dibawakan oleh dr Wijaya Taufik Tiji Sp.KJ. Ia mengatakan bahwa kita harus mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Kita adalah bagian terkecil dari keluarga dan keluarga bagian terkecil dari masyarakat.
“Kita harus syukuri kondisi kita dengan mempercayai diri sendiri, jujur pada diri sendiri. Bagaimana kita bisa sayang dengan diri sendiri? Menjaga kesehatan mental dengan baik, memiliki hati welas asih dalam berkegiatan, jangan bandingkan diri dengan orang lain, buat batasan untuk diri kita sendiri, maafkan diri sendiri dan senantiasa dikelilingi dengan orang yang mencintai kita,” terang dr Wijaya Taufik Tiji Sp.Kj.
Jayadi Halim, salah satu anak asuh saat mendapatkan pengobatan visus mata.
Jayadi Halim, siswa sekolah di Perguruan Sutomo kelas SMA 1 adalah anak yatim piatu yang dibantu Tzu Chi sejak ia kelas 2 SMP. Pada acara kepulangan anak asuh ini ia mengikuti pemeriksaan mata.
“Saya sangat merasa spesial karena telah dibantu Tzu Chi ketika saya berada di kondisi yang sangat susah. Mereka menyalurkan bantuan kepada kami. Kasih sayang yang diajarkan Tzu Chi sangat besar dan keinginan Tzu Chi untuk membantu orang sangat benar, inilah yang membuat saya sangat terharu,” tutur Jaya Halim.
Matthew dan Mario, kakak beradik dengan segudang prestasinya.
Dalam acara ini, ada juga apresiasi untuk anak asuh yang berprestasi berupa dana santunan untuk memberi semangat atas prestasi yang telah dicapai. Matthew (14) dan Mario (11) adalah kakak adik yang setiap tahun mendapat juara satu. Matthew juga meraih prestasi di Olimpiade Science, dengan mendapat medali perak Olimpiade Science Deli Serdang dan peringkat 27 Olimpiade science se-Indonesia.
“Saya Matthew dan adik saya Mario diberi kesempatan untuk menghibur teman teman yang lain dengan performa memainkan alat musik. Saya bermain seruling dan Mario memainkan pianika. Hari ini kami sangat bersyukur diberikan apresiasi untuk prestasi yang telah kami capai.Terima kasih semuanya atas bantuan yang telah diberikan kepada kami,” ungkap Matthew.
Tzu Chi Medan memberikan apresiasi untuk anak asuh yang berprestasi di sekolah berupa dana santunan.
Di penghujung acara, anak asuh dan para relawan sama-sama mempraktikkan lagu isyarat tangan Satu Keluarga serta berdoa bersama semoga dunia bebas bencana, masyarakat harmonis dan hati manusia tersucikan.
Editor: Khusnul Khotimah