Murid-murid bersama wali kelas dan guru pendamping sedang bekerjasama merapikan semua mainan ke kotak mainan.
“Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah dan saling mengasihi. “
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Cerahnya langit pagi itu, Kamis 13 April 2023 membuat masyarakat dapat beraktivitas sehari-hari dengan lancar di Komplek Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng Timur, Jakarta Barat. Begitupun kegiatan pendidikan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, khususnya di Gedung KB / TK (Kelompok Bermain / Taman Kanak-kanak). Ada ibu guru Devy Silvya, S.Ik dan ibu guru Wuri Darmiati, S.Pd dari KB kelas B.2 yang sedang mengajar dan membimbing murid berusia 3 sampai 4 tahun dengan sabar dan telaten, dibantu oleh Suhermin dan Eveline, dua relawan Tzu Chi dari komunitas Xie Lie DC sebagai Daai Mama.
Sandra Devi S.Pd, M.M selaku Kepala Sekolah KB/TK sejak 2009, menjelaskan bahwa sejak dini, semua murid sudah diajarkan untuk mandiri, disiplin waktu, bisa berempati, bekerjasama untuk membentuk karakternya. Sekaligus berbudaya humanis agar dapat beradapatasi dengan lingkungan dan terbiasa berpenampilan yang rapi.
Selain itu, di sekolah ini juga ada murid-murid dari KB kelas B.4 yang sedang belajar budi pekerti dari ibu guru Farida Hariyanto S.Pd di Ruang Budaya Humanis. Topik kali ini adalah Toleransi. Murid-murid belajar menulis kata dari gambar yang menunjukkan sikap menciptakan hubungan yang harmonis. Adapun kata-kata tersebut terdiri dari bermain bersama, meminta maaf, dan belajar bersama.
Ibu Guru Sandra (berdiri, kemeja putih) menyapa murid-murid (yang tidak puasa) yang sedang makan bersama di satu ruangan terpisah, demi menghormati teman-teman sekelas (di dalam kelas) yang sedang berpuasa.
Vera A. Tidjan, relawan Tzu Chi yang sudah menjadi Daai Mama dari 2009 sedang berkomunikasi dengan salah satu murid kelompok bermain.
Semua murid dan guru di sekolah ini sudah terbiasa untuk saling menghormati dan menghargai karena semuanya berasal dari latar belakang yang lintas agama, suku dan ras yang berbeda. Hal ini tentu saja selaras dengan misi pendidikan Tzu Chi yaitu pendidikan membentuk manusia seutuhnya, tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, namun juga budi pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan.
Kemudian ada hal menarik di depan pintu gerbang sekolah pada pukul 10.00 WIB yakni adanya partisipasi dua orang mama (belum menjadi relawan Tzu Chi) dari 2 murid KB / TK bernama Lany Wirawan dan Esta Esmeralda. Keduanya membantu setiap murid yang baru tiba di lingkungan sekolah untuk mencuci tangan dan mengelap kering tangan mereka sebagai pelaksanaan protokol kesehatan. Hal sederhana tapi sangat bermanfaat. Keduanya memang sudah rutin membantu sepekan satu/dua kali dan kedatangan mereka sesuai jadwal anaknya masuk ke sekolah.
Melihat secara nyata semua hal di atas dalam lingkungan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi di hari ini, sungguh terwujud kerjasama yang baik dan terintegrasi antara pihak sekolah, orangtua, murid dan relawan Tzu Chi. Semoga hal-hal baik dan bajik ini dapat membimbing murid-murid sebagai cikal bakal masa depan bangsa di masa mendatang yang handal agar Indonesia semakin maju jaya.
Editor: Khusnul Khotimah