Kesederhanaan dan Kesungguhan Menghasilkan Kekuatan

Jurnalis : Ivana, Fotografer : Anand Yahya

 


 

Sementara seluruh mata sedang tercurah ke Kabupaten Bantul, Jogjakarta, tim logistic Tzu Chi yang sejak sehari sebelumnya berkonsentrasi untuk mendistribusikan bantuan berupa tenda dan selimut serta makanan ringan, tanggal 30 Mei 2006 mencoba untuk melebarkan perhatian ke arah Klaten, Jawa Tengah.

Begitu pula Suyadi (33 tahun), relawan lokal yang bergabung dengan Tzu Chi sejak terjadinya gempa, dengan penuh semangat mengikuti pendistribusian bantuan. Yadi bersama 29 temannya dari berbagai usia merupakan anggota perkumpulan pemuda Dukuh Blendangan, Desa Tegaltirto, Kecamatan Brebah, Kabupaten Sleman. Perjalanan dengan motor selama 1 jam di bawah terik matahari dari Jogja ke Klaten tidak melunturkan semangatnya. Padahal daerahnya bukannya tidak terkena gempa hari Sabtu lalu.

"Saya sangat bersyukur, melihat tempat kita ternyata tidak begitu parah dibandingkan tempat lain," katanya. Kecamatan Brebah termasuk lokasi yang cukup beruntung, sebab rumah-rumah tidak sampai roboh dihantam gempa, meski tetap retak-retak dan mati listrik. Rasa syukur itulah yang membuat Yadi memiliki keinginan kuat untuk membantu saudaranya yang terkena bencana. Bahkan diantara para relawan ada pembicaraan, "Mungkin daerah kami memang dilindungi supaya kami nantinya bisa memberi bantuan pada orang-orang yang menjadi korban."

Tak heran, sepanjang hari, Yadi demikian sungguh-sungguh melakukan pemberian bantuan itu. Dengan memakai rompi kuning berlambang Tzu Chi di punggungg, ia terjun mulai dari mendirikan tenda hingga membantu mengatur jalur lalu lintas mobil melalui jalan yang retak akibat gempa. Kesungguhan ini membuatnya tampak menonjol di antara relawan lokal yang lain. Sifatnya yang ramah dan rendah hati juga membuatnya cepat akrab dengan korban yang dibantu oleh Tzu Chi.

Yadi sendiri hanyalah seorang tukang batu. Kalau sedang ada pekerjaan ia bisa mendapatkan Rp 600.000 per bulan, namun itu pun tidak menentu. Pendidikannya yang putus sekolah di tingkat SMP mengakibatkan ia sulit mencari pekerjaan yang lebih baik. Justru hal itu menyemangatinya untuk membiayai sekolah adik laki-lakinya yang saat ini duduk di SMA.

Ketika memasuki daerah dataran tinggi Sleman, kebanyakan warga merupakan pemeluk agama Katolik. Meski Yadi sendiri merupakan seorang muslim, ia menolong dengan tekad yang sama. "Saya merasa sebagai sesama makhluk hidup ya kita seharusnya tolong menolong, nggak perlu mikirin agama," ujarnya blak-blakan.

Yadi sangat senang mengikuti pemberian bantuan selama 2 hari ini. Melihat penderitaan yang dialami sesamanya membuat Yadi menangis dalam hati. Maka itu ia sangat senang dapat turut serta membantu. "Kalo membantu dengan materi saya jelas nggak bisa," katanya, "tapi kalo tenaga, saya akan berusaha sebisanya." Dan tanpa banyak kata-kata Yadi telah membuktikan tekadnya, dengan tenda yang ia bantu bangun hari ini, minimal ia boleh lega membayangkan para korban dapat beristirahat dengan lebih nyaman malam ini.


Artikel Terkait

Semangat dan Kebahagiaan Satu Keluarga

Semangat dan Kebahagiaan Satu Keluarga

07 Juni 2018
Pada Sabtu, 2 Juni 2018, Tzu Chi Surabaya mengadakan kegiatan buka puasa bersama dan pembagian bingkisan Lebaran. Kegiatan dalam berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan ini pun diikuti oleh seluruh penerima bantuan Tzu Chi Surabaya.
Menyambut Tahun Baru Imlek Bersama Opa Oma

Menyambut Tahun Baru Imlek Bersama Opa Oma

12 Februari 2018

Minggu, 4 Februari 2018 pukul 8.00 WIB relawan telah sampai di panti. Kali ini topiknya adalah menyambut tahun baru Imlek.

Bersih-bersih Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan

Bersih-bersih Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan

04 Maret 2021

Pagi itu, Minggu 21 Februari 2021, para relawan Tzu Chi Palembang sudah hadir di depo. Dengan Semangat, masing-masing relawan membawa perlengkapan seperti sapu, sekop, steam Jet pump, vacuum cleaner, dan alat kebersihan lainnya.

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -