Kesehatan Seniman Bangunan

Jurnalis : Metasari (He Qi Utara), Fotografer : Thio Verna, Metasari dan Dina (He Qi Utara)

fotoBaksos kesehatan seniman bangunan ini dihadiri oleh 52 relawan Tzu Chi, 7 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi dan 3 orang perawat.

Bersumbangsih tanpa pamrih membuat kehidupan penuh dengan kepuasan batin dan cinta kasih.

(Master Cheng Yen)

 

Sangat kagum ketika melihat semangat para insan Tzu Chi di setiap kegiatannya.  Hari Minggu, 22 Mei 2011 pukul 07.00 WIB, para insan Tzu Chi telah hadir ke Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Pagi itu sudah mulai terlihat aktivitas para relawan, mulai dari menyiapkan meja-meja pengobatan, apotek pengambilan obat, kursi-kursi untuk para seniman bangunan, sampai meyiapkan soundsystem untuk baksos kesehatan seniman bangunan (pekerja bangunan).

Pada pukul 08.00 WIB acara pun dimulai, terdengar dari atas panggung Johar Shixiong menyapa para seniman bangunan. “Selamat pagi semua,” sapanya. Sebelum memulai kegiatan baksos, para seniman bangunan diberikan pengetahuan tentang Tzu Chi, visi dan misi Tzu Chi serta pengetahuan tentang pelestarian lingkungan. Pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita semua. Menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah dan melakukan penghematan sangat berpengaruh terhadap lingkungan. “Jadi kita jangan mewariskan kepada anak cucu kita bumi yang semakin hancur, tetapi mewariskan bumi yang indah sehingga kehidupan anak cucu kita, tidak hidup sengsara dengan keadaan bumi yang rusak,” jelasnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 22 Mei 2011, insan Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan yang rutin dilakukan untuk seniman bangunan di Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk, Jakarta.(kiri)
  • Para seniman bangunan menanti giliran untuk menjalani pengobatan gratis yang rutin dilaksanakan bagi mereka. (kanan)

Kesehatan para seniman bangunan

“Baksos kesehatan seniman bangunan ini  gratis, jika ada seniman bangunan yang sakit dan dirujuk oleh dokter untuk berobat di RSKB, maka semua biayanya juga gratis hingga seniman bangunan sembuh dari sakitnya,” ujar Lie Fie Lan Shijie. Umumnya para seniman bangunan ini mengalami sakit ringan seperti batuk, flu, sakit kepala, atau sakit gigi, seperti yang dialami oleh Yatna yang sedang menunggu giliran panggilan ke ruangan dokter gigi. “Kegiatan ini sangat membantu kami, kemarin kaki saya tertimpa keramik namun langsung dibawa ke RSKB untuk dicabut kuku kakinya dan sekarang sudah mulai tumbuh lagi kuku barunya,” ceritanya.

Baksos kesehatan seniman bangunan ini dihadiri oleh 52 relawan Tzu Chi, 7 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi, dan 3 orang perawat.  Bukan hanya itu, masih ada relawan umum (relawan yang belum resmi mengikuti pelatihan, biasanya memakai rompi –red) yang hadir di sana. Sejumlah 31 relawan umum yang turut membantu dalam baksos kesehatan ini, dan di antaranya ada 20 orang yang masih belia. Mereka sangat ingin ikut serta dalam baksos kesehatan. Mereka semua adalah murid-murid sekolah apoteker dari  Sekolah Candra Naya.

foto  foto

Keterangan :

  • Banyak relawan umum yang mengenakan rompi, ikut serta dalam baksos kali ini. Dua puluh orang diantaranya adalah murid-murid Sekolah Candra Naya.(kiri)
  • Para seniman bangunan harus bekerja keras untuk membangun pusat kegiatan Tzu Chi. Oleh karena itu sebagai ungkapan terima kasih insan Tzu Chi memperhatikan kesehatan mereka. (kanan)

“Mereka sendiri yang mengajukan diri untuk ikutan kegiatan baksos kali ini, respon anak-anak sangat luar biasa saat diberi tau ada baksos kesehatan di Aula Jing Si ini dan mereka langsung mendaftarkan diri untuk menjadi relawan,” kata Suci, salah satu  guru mereka yang juga merupakan relawan Tzu Chi. Saat  murid-murid Candra Naya ditanya alasannya, mereka dengan serempak berkata kalau mereka sangat senang bisa ikut baksos kali ini dan mereka ingin ikut dalam setiap kegiatan Tzu Chi. “Pada saat diberi tau saya langsung mau ikut, senang banget bisa ikut baksos ini, selain kita bisa membantu sesama banyak juga hal-hal yang baru yang saya peroleh  dan ini menjadi pengalaman saya  seperti saat ini saya sedang membersikan peralatan gigi. Jadi saya senang sekali bisa tau jenis-jenis peralatan kedokteran gigi,” cerita Lili salah seorang  murid Candra Naya.

Bukan hanya para murid yang merasakan kesenangan berada di sini, Dewi seorang guru kimia juga merasa senang. “Dengan begini anak-anak  dapat belajar tentang kepedulian terhadap sama. Saya juga suka dengan pelestarian lingkungan, jadi nanti mungkin kita semua  juga mau berkunjung  ke depo untuk mendaur ulang sampah,” ujarnya sambil tersenyum.

Ada juga 2 orang relawan muda yang ikut dalam baksos kesehatan seniman bangunan, salah satunya Ilham, yang suka dengan kegiatan sosial dan mengetahui kegiatan ini dari orang tua temannya yang menjadi relawan. “Seneng banget rasanya bisa ikut serta di dalamnya dan membantu orang lain,” ujar Ilham. Begitu pula dengan Hau Hau. Ia bercerita sejak dulu mereka sudah sering diajak untuk ikut kegiatan Tzu Chi, namun baru kali ini mereka dapat ikut dalam baksos kesehatan,  “Ternyata seru dan banyak belajar dari sini,” ujarnya.

Saling membantu merupakan bukti cinta kasih yang nyata. Membuat makna kehidupan menjadi indah dan dalam setiap tindakan yang kita lakukan merupakan arti kehidupan yang sebenarnya.


Artikel Terkait

Gempa Palu: Aliran Cinta Kasih Terus Mengalir untuk Palu

Gempa Palu: Aliran Cinta Kasih Terus Mengalir untuk Palu

04 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Makassar memberikan uang pemerhati (dukacita) kepada 37 pasien luka berat korban gempa dan tsunami yang dirujuk dari Palu ke Makassar di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo. 
Kunjungan Kasih Untuk Opa dan Oma

Kunjungan Kasih Untuk Opa dan Oma

05 Februari 2016

Kunjungan ke Panti Sahabat Baru merupakan kegiatan rutin satu bulan sekali yang dilakukan relawan, sehingga terjalin keakraban antara relawan dan opa oma.

Perayaan Penuh Makna

Perayaan Penuh Makna

29 Mei 2013 Melalui Hari Waisak, kita membalas budi luhur Buddha. Melalui Hari Ibu, kita membalas budi luhur orang tua, dan melalui Hari Tzu Chi, kita membalas budi luhur semua makhluk.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -