Kesembuhan di Tanah Rantau

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Widodo, Muchammad Rizki (Tzu Chi Sinar Mas)

Relawan Tzu Chi Sinar Mas Rika Sumak, Sulikowati, dan Adi Prasetya berbincang-bincang dengan Sumarto ketika melakukan proses screening.

Dalam rangka program 5 kilometer bebas katarak, hernia, dan bibir sumbing, Tzu Chi Sinar Mas komunitas Xie Li Sumsel 1 mengadakan operasi hernia dan bibir sumbing. Operasi dilangsungkan di RS Siloam Silampari, Lubuk Linggau, Sumatra Selatan pada 22-24 Mei 2021. Pada 2 hari pertama, penanganan difokuskan pada pasien bibir sumbing, baru kemudian dilanjutkan dengan pasien hernia. Sama dengan pasien bibir sumbing, pada saat para pasien hernia tiba di rumah sakit tanggal 23 Mei 2021, pasien dan keluarganya langsung diperiksa dan menjalani swab antigen, termasuk keluarga yang mendampingi. Setelah semua proses selesai, mereka dipindahkan ke ruang rawat inap di lantai 5.

Kemudian pada Senin, 24 Mei 2021 semua pasien hernia bersiap menjalani operasi. Mereka adalah Ahmad Sisco (50), Efran Jaya (42), Sugiman (71), Mulyatno (62), Sumarto (91), dan Rudianto (36). Di saat terakhir, Rudianto membatalkan diri untuk operasi karena takut meski sudah dibujuk relawan dan para dokter. Para pasien ini berasal dari Desa Karya Sakti, Petrans Jaya, dan Karya Mukti, Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Rata-rata mereka adalah transmigran pendatang dari Pulau Jawa maupun daerah Lampung.

Sumarto, Kakek 91 Tahun Dengan 18 Cicit

Sumarto mengucapkan banyak terima kasih kepada relawan Tzu Chi Sinar Mas menjelang pulang ke rumah.

Rambutnya cepak bak tentara. Beberapa helai ada yang berwarna putih. Usianya 91 tahun, paling sepuh diantara pasien hernia lainnya, tetapi ia masih sanggup berbicara jelas dan pendengarannya masih baik. Itulah sosok Sumarto yang memiliki 7 anak, 16 cucu, dan 18 cicit. Sumarto asli dari Tambak, Purwokerto, Jawa Tengah. Tak heran jika bicara sedikit ngapak (logat khas daerah Purwokerto –red). Tahun 1991, ia memboyong Sutiyem, istrinya bertransmigrasi ke Desa Petrans Jaya, Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatra Selatan dan mulai menjadi petani kelapa sawit.

Sejak dua tahun terakhir, Sumarto menderita hernia. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitasnya terutama saat bekerja. Selain hernia, ia juga menderita asam urat. Ketika hernianya kambuh, ia merasa sakit hingga keluar keringat dingin. Pernah juga sampai pingsan. Maka, ketika mendengar ada rencana bantuan operasi hernia, ia menyambut dengan semangat. “Pas krungu informasine ya wis manut wae. Harapane yo njaluk sing waras selametlah (ketika mendengar informasi ini saya ikut saja, harapannya bisa sehat, selamat -red),ujarnya.

Senin pagi, 24 Mei 2021 pukul 09.00 WIB, Sumarto dan pasien hernia lainnya mulai masuk ke ruang operasi setelah berpuasa sehari sebelumnya. Tak ada raut takut di wajahnya. “Terima kasih niki sampun diobati, saget sembuh, iso balik maning, pokoke terima kasihlah (terima kasih ini sudah diobati, bisa sembuh, bisa kembali seperti dulu, pokoknya terima kasih -red),” ucap Sumarto.

Sumarto ditemani oleh Sariyono (42), anak keenamnya yang mendampingi selama proses operasi ini. “Kemarin waktu mau berangkat, anak-anaknya ngumpul semua, kita rembukan siapa yang mau temani, eh bapak pilih saya. Mungkin karena selama ini bapak kalau kemana-mana maunya sama saya,” ujar Sariyono. Demi mendampingi sang ayah, Sariyono libur sejenak dari aktivitasnya menjalankan truk pribadinya untuk mengangkut kelapa sawit. ”Prei disit mas, kerjaan ora ono entek’e” (libur dulu mas, kerjaan tidak ada habisnya),ujar Sariyono. “Sing penting bapak sehat disit”(yang penting bapak sehat dulu),” sambungnya, “Terima kasih kepada Tzu Chi Sinar Mas yang sudah membantu operasi bapak saya.”

Kini Bisa Bekerja Dengan Lega

Mulyatno, sang panembung dari Desa Karya Sakti, Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatra Selatan.

Perawakan Mulyatno agak tinggi sama seperti pelawak Tarzan, tetapi badannya coklat legam tersengat matahari. Bapak 4 orang anak dan 7 cucu ini juga menjadi salah seorang pasien operasi hernia. Ia berasal dari Karang Anyar, Jawa Tengah. Ia pindah ke Sumatera Selatan pada tahun 1984, bersama Kasini, istrinya yang asli Suhokarjo, Jawa Tengah serta anak pertamanya. Mereka tinggal di Desa Karya Sakti, Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatra Selatan.

Sehari-hari Mulyatno menggarap 2 hektar kebun sawit yang diberikan pemerintah ketika mengikuti program transmigrasi dan ¾ hektar kebun sawit plasma. Di tanah transmigrasi ini, ia bersama sesama perantau membangun kehidupan dan membentuk tatanan masyarakat baru. Dengan keterampilannya bertutur kata baik, Mulyatno sering diminta bantuannya oleh para tetangga dan teman untuk menjadi panembung dalam proses lamaran calon pengantin pria ke keluarga calon pengantin wanita.

Lima tahun terakhir, Mulyatno menderita hernia. “Sakit sekali kalau waktu melakukan pekerjaan berat, Mas,” ujarnya. Selama itu pula karena keterbatasan biaya, ia belum pernah mencari pengobatan sendiri, meski sempat berencana untuk meminta bantuan sanak saudaranya. “Kalaupun tidak ada bansos ini, karena ini namanya penyakit, ya saya mungkin akan berusaha minta bantuan sanak-saudara,” sambungnya. Belum sempat ia mewujudkan rencana itu, relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Sumsel 1 datang membawa kabar yang diharap-harapkan. “Saya beribu-ribu terima kasih dengan adanya baksos ini, kepada relawan, yang bisa membuang penyakit saya,” ucap Mulyatno penuh syukur. “Lega sekali, penyakit saya hilang,” pungkasnya.

Selasa, 25 Mei 2021, semua pasien menampakkan wajah bahagia. Ini adalah hari kepulangan mereka ke rumah, setelah terus berkabar dengan keluarga lewat telepon genggam. Tas berisi bekal pakaian sudah tertata rapi sejak pagi. Tak terkecuali Mulyanto. “Wah seneng banget, Mas, penyakit saya sudah dibantu, seneng sebentar lagi sudah bisa langsung pulang,” ucap Mulyanto berbinar. “Wis bungah atiku, Mas (bahagia hati saya),” sambungnya. Sang panembung kini bisa melanjutkan bekerja kembali tanpa diganggu oleh rasa sakit lagi.

Relawan Tzu Chi Sinar Mas Sulikowati dan Rika Sumak mengucapkan terima kasih kepada pasien hernia yang telah diperbolehkan pulang.

Editor: Arimami Suryo A

Artikel Terkait

Rasa Syukur yang Mekar

Rasa Syukur yang Mekar

24 Desember 2014 Salah satunya melalui syukuran baksos untuk kembali merefleksi hasil yang telah dicapai. Lebih lanjut, syukuran ini juga untuk mengajak para pasien untuk lebih mengenal Tzu Chi. Acara syukuran ini digelar di salah satu rumah makan pada tanggal 7 Desember 2014.
Melayani yang Terbaik di Screening Katarak untuk Masyarakat Cikarang

Melayani yang Terbaik di Screening Katarak untuk Masyarakat Cikarang

25 Juni 2024

Sebelum Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-143 di Cikarang dilaksanakan, Tim Medis Tzu Chi mengadakan screening untuk operasi katarak dan pterygium. Ada 180 calon pasien mengikuti screening di RS Sentra Medika Cikarang.

Baksos Kesehatan untuk Warga Binaan

Baksos Kesehatan untuk Warga Binaan

22 Agustus 2019

Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan baksos kesehatan di Lembaga Pemasyarakatan Kls II B Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Baksos kesehatan ini melayani 772 warga binaan dengan pengobatan umum, gigi, THT, kulit, dan kejiwaan.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -