Kesempatan Berbuat Bajik

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Untuk menjalin keakraban diantara para relawan, Tzu Chi mengadakan ramah tamah di Mangga Dua Square yang diikuti oleh relawan senior, relawan baru, dan masyarakat umum yang tertarik kepada Tzu Chi.

Suasana pusat perbelanjaan Mangga Dua Square, Jakarta Pusat ramai dikunjungi oleh orang yang ingin berbelanja untuk persiapan menjelang Hari Natal dan Tahun Baru. Namun tidak dengan insan Tzu Chi Indonesia. Mereka datang ke pusat perbelanjaan itu justru untuk sibuk memasang poster-poster tentang berbagai kegiatan misi Tzu Chi di berbagai sudut pertokoan. Sabtu, 20 Desember 2008, para relawan Tzu Chi Jakarta mengadakan ramah tamah dengan relawan baru dan relawan abu-abu putih di Mangga Dua Square ruang Askon Hall A.

Menurut San Ing, salah seorang relawan, diadakannya ramah tamah ini adalah sebagai wujud terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi Jakarta kepada para relawan yang selama ini membantu kegiatan-kegiatan Tzu Chi. “Selama ini setiap kegiatan tidak ada kumpul-kumpul dengan relawan, setelah selesai ya sudah,” jelasnya.

foto   foto

Ket : - Seorang relawan abu putih sedang mengisi daftar hadir dalam acara ramah tamah ini. Akhir tahun
           merupakan waktu yang tepat untuk bercermin pada masa lalu untuk kebaikan di masa akan datang. (kiri)
         - Para relawan TzuChi sedang memasang poster-poster kegiatan Tzu Chi di beberapa sudut pertokoan
           Mangga Dua Square sebelum acara ramah tamah. (kanan)

Dalam ramah tamah ini juga ditampilkan budaya isyarat tangan Tzu Chi (shou yu) oleh 6 relawan Tzu Chi. Beberapa pengunjung mal secara spontan turut serta dalam ramah tamah ini. Para relawan Tzu Chi kemudian memperkenalkan secara singkat sejarah terbentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi dan misi-misi yang dijalankan. Acara juga diisi dengan sharing relawan yang berbagi tentang pengalaman mereka bergabung dalam yayasan kemanusiaan ini.

foto   foto

Ket : - Penampilan isyarat tangan oleh para relawan Tzu Chi merupakan salah satu ciri khas Tzu Chi. Isyarat tangan
           bisa juga diartikan Tzu Chi bekerja dengan tangan tidak hanya dengan kata-kata. (kiri)
         - Matheus Shixiong berbagi kisah di depan para relawan abu putih dan undangan tentang kegiatan-kegiatan
           Tzu Chi yang pernah Matheus jalani. (kanan)

“Saya bergabung menjadi relawan Tzu Chi lebih kurang sudah hampir 5 tahun ini, 2 tahun belakangan ini saya tidak aktif karena saya pindah ke Amerika Serikat,”ungkap Matheus, seorang relawan. “Dua tahun saya di Amerika,” ia melanjutkan, “entah mengapa saya sangat rindu sekali ingin menolong orang seperti yang dilakukan oleh Tzu Chi di Indonesia.” “Karena di Amerika tempat saya tinggal, tidak ada Tzu Chi. Saya mencoba ke rumah sakit di kota saya untuk mendaftarkan diri menjadi relawan di sana, rumah sakit itu khusus tentara-tentara veteran perang. Namun, menjadi relawan di negara maju seperti Amerika ternyata tidak mudah. Saya harus tes darah, tes kesehatan, secara keseluruhan dan baru bisa menjadi relawan, dan itu memakan waktu hingga 1 bulan,” jelasnya kepada para tamu ramah tamah. “Untuk itu saya ingin mengatakan bahwa setiap manusia pasti mempunyai cinta kasih, hanya tidak semua orang sering melatihnya dengan berbagai latar belakang pendidikan dan sebagainya. Saya sangat bersyukur tinggal di Indonesia ini karena saya bisa banyak berbuat kebajikan,” tegasnya.

foto   foto

Ket : - Dalam acara ini, salah satu keluarga relawan mengajak seluruh anggota keluarganya untuk hadir dalam
           acara ramah tamah. (kiri)
         - Di penghujung acara, para relawan membagikan selebaran Kata Perenungan Master Cheng Yen yang
           nantinya setiap bulan akan diganti dengan kata perenungan yang lain. (kanan)

Dalam acara ini 38 relawan abu putih hadir, sedangkan tamu yang hadir dan berminat untuk menjadi relawan mencapai 20 orang. Di akhir acara, sambil menyantap kue dan minuman yang disediakan, para peserta mendapatkan poster yang berisi Kata Perenungan Master Cheng Yen untuk dipajang di toko-toko mereka. Setiap bulan nantinya para relawan akan menggantinya dengan Kata Perenungan yang lain. Semoga semua manusia akan dibangkitkan lagi rasa cinta kasihnya agar semua makhluk hidup damai di dunia.

foto  

Ket : - Dalam sekejap saja, selebaran kata perenungan ini habis dibagikan kepada para undangan untuk
           ditempelkan di toko masing-masing.

 

Artikel Terkait

Berpacu dengan Waktu, Mengupayakan yang Terbaik untuk Bantu Penanganan Wabah Covid-19

Berpacu dengan Waktu, Mengupayakan yang Terbaik untuk Bantu Penanganan Wabah Covid-19

01 April 2020

Ketika sebagian karyawan sudah mulai bekerja dari rumah, tim sekretariat dan tim logistik Tzu Chi Indonesia berpacu dengan waktu. Mereka tetap bekerja bahkan sampai malam mengupayakan agar bantuan kebutuhan medis yang sangat vital dan sulit dicari ini segera diterima oleh rumah sakit khususnya yang merawat pasien Covid-19.

Perjuangan dan Semangat untuk Kembali Sembuh

Perjuangan dan Semangat untuk Kembali Sembuh

19 Februari 2018
Beby Ananda Rinaldi yang berusia 7 tahun, sejak lahir sudah mengidap penyakit kaki pengkong yang membuatnya tidak bisa melakukan aktivitas seperti anak-anak pada umumnya. Meski begitu, semangatnya terlihat seperti anak yang normal.
Memberi Harapan dan Teladan

Memberi Harapan dan Teladan

28 Oktober 2019

Bantuan program bedah rumah Tzu Chi di Kamal Muara, Jakarta Utara kini telah berjalan tiga bulan dan  mencapai tahap finishing. Sebanyak 35 guru dan murid Tzu Chi School bersama 34 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 dan Utara 2 bersatu hati melakukan 3 kegiatan bersama pada Minggu, 27 Oktober 2019, mulai dari pengecatan hingga pelestarian lingkungan.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -