Kesempatan untuk Melayani

Jurnalis : Eddy Rizal (He Qi Timur), Fotografer : Eddy Rizal (He Qi Timur)
 
 

fotoDalam baksos ini, 792 pasien gigi dan umum mendapatkan pengobatan dari tim medis Tzu Chi atas sakit yang mereka derita.

Pagi  hari  sekitar pukul 06.00 WIB tanggal 10  April  2011, relawan  Tzu Chi  mulai   berbaris rapi dua-dua sesuai dengan budaya Tzu Chi. Dimulai  dari halaman mes relawan Tzu Chi berjalan menuju  lokasi diadakannya bakti sosial kesehatan.

Sekitar pukul 07.00 WIB masyarakat desa yang ingin berobat sudah mulai berdatangan di lokasi baksos. Para relawan juga sudah mulai sibuk mengatur operasional baksos sesuai dengan prosedur yang sudah diputuskan dalam rapat sehari yang lalu. Relawan di bagian pendaftaran sudah mulai sibuk dengan catatan mereka masing-masing. Untuk meja pendaftaran sendiri dibagi menjadi dua bagian: baksos gigi dan baksos umum. Tempat duduknya juga dipisah untuk mempermudah pengawasan.

Pukul 08.00 WIB, acara Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi di Tulang Bawang dimulai. Baksos hari itu dimulai dengan pengobatan umum terlebih dahulu karena beberapa alat medis yang akan digunakan untuk baksos gigi masih berada dalam bus yang terkena macet di tengah hutan (baca: Artikel Di balik Persiapan Baksos Tulang Bawang). Sebelum baksos dimulai, penulis sudah terlebih dahulu melakukan check dan re-check semua unit mesin untuk pengobatan gigi. Ternyata semua mesin berjalan dengan baik. Lega rasanya hati ini. Kita tinggal melakukan pengawasan saja.

Di sela-sela acara, penulis juga menggunakan waktu untuk memantau jalannya baksos. Sekali lagi penulis harus memberikan jempol kepada para relawan Tzu Chi Lampung yang dengan penuh disiplin mengatur para pasien yang berobat agar tidak berdesak-desakkan. Para pasien itu dipangggil satu per satu ke meja pendaftaran, diberikan nomor dan dipersilahkan untuk duduk manis di kursi yang telah disediakan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Lampung tengah mendata para pasien yang akan berobat dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ini. (kiri)
  • Para peserta baksos antri dengan tertib dalam barisan untuk melakukan pendaftaran. (kanan)

Demikian juga pada saat memasuki meja pemeriksaan tensi dan timbangan. Para pasien tidak dapat sembarangan masuk ke area tersebut. Mereka yang dipanggil sesuai nomor saja yang dapat diperiksa di sini. Di samping itu, sebelum memasuki ruangan pemeriksaan para pasien juga diwajibkan untuk membuka alas kaki dan dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik. Sebuah budaya yang kelihatannya sepele namun bagi penulis penting karena para relawan ini sudah menerapkan budaya humanis Tzu Chi.

Saat itu penulis juga melihat di samping kanan pintu masuk kantor terpasang kata-kata yang mengetuk sanubari hati dan empati bagi siapapun yang membacanya. Kata-kata itu terangkai rapi di sebuah bingkai berkaca. “Keikhlasan  Hati  Anda  mempercepat  Kesembuhan  saudara -saudara  Kita“, itulah kata-kata yang mengetuk hati. Persis di bawah bingkai tersebut terdapat juga sebuah celengan bambu. Kebiasaan jahil penulis pun timbul. Tangan ini kemudian mencoba untuk mengangkat celengan bambu itu. ”Terasa berat juga. Ini berarti celengan itu bukan hanya slogan semata, tapi benar-benar ada isinya,” gumam penulis dalam hati.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan penuh perhatian relawan Tzu Chi mendampingi para pasien lansia yang membutuhkan pengobatan. (kiri)
  • Relawan Tzu Chi mempersiapkan obat untuk para pasien yang selesai menjalani pemeriksaan. (kanan)

Hal lain yang menarik untuk ditulis adalah setiap masyarakat yang berobat sesudah selesai diperiksa dengan ramah akan dibimbing keluar untuk mengambil obat yang diperlukan. Para relawan dengan penuh kasih sayang dan sabar berjalan perlahan-lahan, apalagi jika pasien tersebut adalah lansia. Sekitar pukul 10.00 WIB, peralatan medis kedokteran gigi yang tertinggal di dalam kemacetan akhirnya tiba di lokasi. Dengan segera peralatan itu diturunkan dan dipergunakan untuk melayani para pasien gigi. Pukul 14.00 WIB, baksos pun selesai dilaksanakan dengan jumlah pasien umum sebanyak 651 dan pasien gigi 141 orang.

Akhirnya, saat jam menunjukkan pukul 16.00 WIB, semua relawan medis, perawat, mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (beragama), relawan Tzu Chi  Jakarta dan Lampung meninggalkan lokasi baksos. Plong rasanya hati kami karena baksos sudah berjalan dengan lancar dan baik. Kepuasan batin juga ada di dalam hati ini karena telah diberikan kesempatan untuk melayani saudara-saudara kita. Secara fisik kami memang letih dan kurang tidur namun kami rela dan puas telah dapat memberikan sesuatu kepada warga.

  
 

Artikel Terkait

Menjadi Orang Tua Efektif

Menjadi Orang Tua Efektif

11 April 2018
Ada yang berbeda di kelas budi pekerti Qin Zi Ban komunitas He Qi Utara 1 pada Minggu, 8 April 2018. Kali ini papa mama bukan hanya mendampingi anak-anak di dalam kelas, tapi juga khusus mengikuti sesi sharing dari Dra. Asteria Maria Sudarwati, Kepala Sekolah Dasar Yayasan Permai, Muara Karang, Jakarta Utara.
Mempererat Ikatan Kekeluargaan

Mempererat Ikatan Kekeluargaan

23 Januari 2017

Selain untuk mempererat tali persaudaraan sesama anggota TIMA, acara ini juga sosialisasi struktur kepengurusan dan program kerja 2017. Sebanyak 317 orang TIMA Jakarta dan Bandung mengikuti kegiatan temu kangen anggota yang diadakan pada hari Minggu, 22 Januari 2017.

Pekan Amal Tzu Chi 2019: Tzu Ching Power - yang Muda yang Punya Semangat

Pekan Amal Tzu Chi 2019: Tzu Ching Power - yang Muda yang Punya Semangat

22 Oktober 2019

Pekan Amal Tzu Chi kembali lagi. Kali ini pekan amal diadakan pada 19-20 Oktober 2019 yang diadakan di basement dan kantin Aula Tzu Chi, PIK, Jakarta. Banyak sekali relawan Tzu Chi yang ikut berpartisipasi dengan membuka stand. Dan hal itu pula yang membuat Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi) juga ingin ikut berpartisipasi dan ambil bagian dalam pekan amal kali ini.

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -