Kesungguhan Para Relawan Misi Amal di Tzu Chi Medan

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani (Tzu Chi Medan)

Para relawan Tzu Chi Medan, khususnya yang fokus di Misi Amal mengikuti gathering dengan agenda sharing pencatatan kasus penerima bantuan Tzu Chi.

Para relawan Misi Amal di Tzu Chi Medan siang itu, Minggu 5 Desember 2021 mengadakan gathering dengan agenda sharing tentang pencatatan kasus penerima bantuan Tzu Chi. Gathering ini diikuti oleh 39 relawan melalui sambungan online dan 60 relawan secara offline, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Gathering ini bertujuan untuk membina kebersamaan para relawan, saling menginspirasi, serta belajar satu sama lain sehingga lebih semangat lagi dalam menangani kasus penerima bantuan.

“Saya melihat semua relawan sudah banyak yang menjalankan Misi amal dengan baik dan menangani kasus dengan teliti dan bijaksana. Walaupan kadang masih bisa timbul kesalahpahaman, setelah memahami semuanya, dapat menerima dengan baik. Menjalankan Misi Amal sebagai guru kehidupan bagi kita semua, ke arah lebih bijaksana dan bersyukur,” tutur Imelda kordinator acara.

Desnita, Pembina Misi Amal Tzu Chi Medan mengakui para relawan Misi Amal selama ini sangat bersungguh hati yang mana setiap bulannya dapat sharing terkait pencatatan kasus.

“Semakin banyak relawan di berbagai bidang bukan hanya di Misi Amal, sadar bahwa pencatatan yang lengkap dan dokumentasi yang baik, baru bisa menjadi sejarah Tzu Chi. Jika tidak ada pencatatan, bukan menjadi kitab sejarah, tetapi hanya cerita dongeng,” kata Desnita dalam sambutannya.

Banyak Kisah Penerima Bantuan yang Inspiratif

Marliani Tjula menceritakan pengalamannya mendampingi Ama Haw Lie Tjoan, penerima bantuan Tzu Chi yang rumahnya dipenuhi banyak sampah. Para relawan membantu membersihkan rumah Ama Haw Lie Tjoan dan melayaninya seperti orang tua sendiri.

Melalui sharing yang disampaikan, pada kesempatan ini para relawan dapat mengetahui beberapa kisah inspiratif yang dipaparkan oleh relawan yang menangangi kasus penerima bantuan. Salah satunya kasus Ama Haw Lie Tjoan, seorang pemulung, yang dipaparkan oleh Marliani Tjula, sebagai pemegang kasus ini.

“Saya merasa terpanggil oleh kasus ini. Mungkin ada jalinan jodoh dengan Ama Haw Lie Tjoan karena kasus ini benar benar sangat memberi inspirasi kepada kita semua,” kata Marliani.

Marliani menjelaskan, rumah Ama Haw Lie Tjoan dipenuhi sampah, di ruang tamu, dapur, sampai lorong dan kamar. Ama Haw Lie Tjoan masuk ke rumah dengan cara merayap. Awalnya Ama kurang menyambut kedatangan relawan. Namun dengan cinta kasih, relawan meluluhkan hatinya. Relawan pun membersihkan rumahnya, melayani Ama seperti orang tua sendiri.

“Semoga kita bisa menjalankan Misi Amal ini dengan tulus dan penuh cinta kasih. Jangan menyimpan sampah di dalam diri kita seperti rumah Ama ini, jadi usahakan untuk belajar melepas, yang positif kita simpan, negatif kita buang,” kata Marliani Tjula.

Apresiasi saling bersyukur yang sangat menggugah hati, dan penyerahan buket bunga kepada para fungsional di Misi Amal.

Kisah penerima bantuan Tzu Chi lainnya adalah Asnah yang sakit gagal ginjal sejak 2016 dan telah melakukan cuci darah, dengan kondisi badan yang lemah dan harus menjalankan lagi operasi pengangkatan batudalam kantung kemih pada 2018. Asnah meninggal pada Agustus 2021 karena infeksi jantung. Selama menjalani masa pengobatan, relawan terus mendampingi, memberi bantuan, perhatian, dan semangat.

Kisah Asna ini dipaparkan oleh Nelly, selaku pemerhati. Dari kisah Asna, Nelly jadi lebih memahami makna kehidupan.

“Kesulitan dan penderitaan yang dihadapi tiap individu berbeda beda. Kadang kala kita merasakan sudah sangat menderita, ternyata masih ada yang lebih susah dan butuh perhatian dari kita. Bukan hanya bantuan materi, tapi pendampingan dan perhatian kita membuat perasaan mereka lebih baik,” kata Nelly.

Lebih Banyak Belajar

Kita semua adalah Bodhisatwa yang muncul untuk menolong dan memberikan bantuan kepada mereka yang sedang menderita, terus sebarkan cinta kasih universal. Begitu pesan Wie Siong.

Dari gathering ini, para relawan lebih banyak belajar lagi dan memahami betapa pentingnya sebuah dokumentasi ketika melakukan survey sebuah kasus. Dengan template yang sudah terkonsep dengan baik, ada tanggal dan catatan kondisi, mempermudah relawan menjalankan tugasnya. Seperti yang dirasakan Pipink.

“Seiring waktu bisa menjadi kenangan untuk diri saya sendiri, pembelajaran serta bukti sejarah untuk yang lain,” kata Pipink.

Para relawan juga merasa bersyukur karena di masa pandemi terus bisa berbuat kebajikan melalui kegiatan Misi Amal yang berlangsung di Tzu Chi Medan.

Desnita, Pembina Misi Amal, lalu memberikan buket bunga sebagai apresiasi kepada para fungsional yang telah bersungguh hati menjalankan Misi Amal. “Suatu surprise dan keterharuan untuk kita semua, terima kasih untuk kita semua. Semoga kita terus mengulurkan tangan membantu mereka yang membutuhkan,” kata Desnita.

Foto bersama para relawan usai gathering.

Di penghujung acara, Wie Siong, Ketua He Xin Misi Amal Tzu Chi Indonesia memberikan pesan cinta melalui Zoom. Wie Siong mengacungkan jempol pada para relawan Misi Amal di Tzu Chi Medan yang sudah melakukan pencatatan kasus dengan jelas dan inspriratif sehingga mudah dipahami ketika orang membaca.

“Bodhisatwa muncul ketika ada penderitaan. Shixiong Shijie adalah Bodhisatwa yang telah memberikan bantuan untuk mereka yang menderita. Setiap penerima bantuan memiliki kitab kehidupan yang berbeda, dengan cerita yang berbeda pula, bisa menginspirasi kita dalam berbuat kebajikan. Semoga gathering Misi Amal ini memberikan inspiratif bagi banyak orang untuk ikut melakukan misi amal, bersumbangsih, dan menebarkan cinta kasih universal,” pesan Wie siong.

Gathering pun ditutup dengan doa bersama. Semoga pandemi Covid-19 cepat berlalu, hati manusia tersucikan, dunia bebas bencana, dan semoga semua makhluk berbahagia.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menciptakan Berkah Melalui Kegiatan Misi Amal

Menciptakan Berkah Melalui Kegiatan Misi Amal

08 Juni 2022

Keluarga besar relawan Tzu Chi di komunitas Jati di Kota Medan mengadakan gathering Misi Amal pada Minggu, 5 Juni 2022. Acara dihadiri oleh 76 relawan yang berasal dari himpunan 3 komunitas, yaitu Mandala, Perintis, dan Titi Kuning.

Genggam Momen Terus Bersumbangsih

Genggam Momen Terus Bersumbangsih

20 September 2022

Relawan komunitas Titi Kuning Medan mengadakan acara Gathering Relawan yang kedua di 2022 dengan total 25 relawan dan calon relawan di Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning pada Minggu, 11 September 2022. 

Pelatihan untuk Diri Sendiri Bukan Orang Lain

Pelatihan untuk Diri Sendiri Bukan Orang Lain

26 Juli 2023

Tzu Chi Batam mengadakan Gathering Pengurus Fungsional 4 in 1 He Qi & Komite. Gathering ini dihadiri 76 relawan di Aula Jing Si Batam.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -