Kesungguhan Sebelum Pentas

Jurnalis : Iea Hong (He Qi Utara), Fotografer : Iea Hong (He Qi Utara)
 
 

foto Minggu, 23 Januari 2011, relawan Tzu Chi dan anggota Tzu Ching melakukan latihan bersama untuk persiapan pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak yang akan dipentaskan pada tanggal 29 Januari 2011 di JITEC Mangga Dua Square Jakarta.

“Sebagai seorang manusia yang harus tahu membalas budi, renungkanlah dari mana tubuh kita berasal, betapa sulitnya orang tua membesarkan dan mendidik kita, dan apa yang harus kita lakukan untuk membalas budi luhur mereka.” (Master Cheng Yen)

Musim semi dan gugur datang silih berganti
Gemuruh air sungai mengalir nun jauh
Generasi demi generasi saling menggantikan
Hanya kasih sayang orang tua terhadap anak
Tak pernah berubah hingga akhir hayat

Itulah sepenggal syair yang akan ditampilkan dalam pembukaan “Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak” yang akan dibawakan oleh para relawan dan anggota Tzu Ching dari Jakarta.

Sore itu, tanggal 23 Januari 2011, setelah acara perayaan Imlek dengan para Gan En Hu selesai, para Tzu Ching pun mulai berdatangan. Sore itu mereka akan melakukan latihan bersama untuk persiapan pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti seorang Anak pada 29 Januari 2011 di Jakarta International Event & Convention Center (JITEC) di Mangga Dua Square Lt.8.

Drama Musikal ini menceritakan tentang kasih sayang orang tua terhadap anak yang tidak mengenal batas, sang ibu mengandung anaknya selama 10 bulan menanggung derita dan air mata. Dan ketika melahirkan, sang ibu menahan sakit yang teramat sangat. Sebuah pengorbanan yang tak dapat diukur, tegakah kita melukai dan membuatnya bersedih?

foto   foto

Keterangan :

  • Para relawan dengan penuh kesungguhan dan disiplin berlatih untuk memberikan penampilan yang maksimal. (kiri)
  • Para relawan dan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) bekerja sama dalam latihan Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak. (kanan)

Tidak hanya derita dan air mata, tapi masih ada 10 budi orang tua yang sulit dibalas, semuanya akan ditampilkan dalam drama musikal kali ini. Walaupun hanya berupa latihan, tetapi keseriusan dari semua peserta sangat mengagumkan. Total peserta yang hadir untuk latihan kali ini mencapai hampir 100 orang , yang terdiri dari pelatih, anggota komite, anggota Tzu Ching, dan relawan Tzu Chi lainnya.

Selain menampilkan tentang derita dan budi orang tua, drama ini juga akan mengisahkan tentang kesalahan-kesalahan anak terhadap orang tua. Kita sering membantah, tidak mau mendengar, bahkan menentang nasihat dari orang tua. Walaupun begitu kasih orang tua tidak pernah berkurang. Mereka hanya dapat menyeka air mata dengan diam-diam. Begitulah hati orang tua, siapa yang bisa memahami kasih sayang di dalamnya?

foto  foto

Keterangan :

  • Total peserta yang hadir untuk latihan ini mencapai hampir 100 orang, yang terdiri dari pelatih, anggota komite, anggota Tzu Ching, dan relawan Tzu Chi lainnya. (kiri)
  • Pementasan drama ini bertujuan untuk mengajak kita semua untuk berbakti dan membalas budi orang tua yang telah melahirkan, mendidik, dan merawat kita sejak kecil hingga dewasa. (kanan)

Setelah menampilkan tentang kesalahan-kesalahan anak terhadap orang tua, maka petunjukkan pun dilanjutkan dengan menampilkan tentang penyesalan sang anak setelah memahami akan besarnya budi orang tua. Bagaimana caranya untuk membalas budi orang tua yang demikian besar, bahkan dengan memikul beban ayah di pundak kiri dan beban ibu di pundak kanan pun belum cukup untuk membalas budi orang tua. Seorang ibu berusia seratus tahun masih mengkhawatirkan anaknya yang berusia delapan puluh tahun, mengkhawatirkan kesehatan anak tanpa mengkhawatirkan diri sendiri, bagaimana budi seperti ini bisa dibalas?

Pementasan drama ini bertujuan untuk mengajak kita semua untuk segera bisa berbakti terhadap orang tua, jangan sampai ketika kita ingin berbakti tetapi orang tua telah tiada. Jadi jangan sampai terlambat, ungkapkanlah rasa kasih sayang itu segera, dan saksikan pula pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan Seorang Anak pada tanggal 29 Januari 2011 di JITEC Mangga Dua Square Lt. 8 Jakarta, pk. 15.00-18.00 WIB.

  
 

Artikel Terkait

"Saya Harus Sembuh, Saya Harus Kuat"

03 Juli 2020

Wati Wahyuti (56), seorang ibu rumah tangga penderita kanker serviks asal Tanjung Balai Karimun menjalani pengobatan di RS Kanker Dharmais. Selama di Jakarta, Wati yang didampingi putranya tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Tzu Chi juga menyediakan kebutuhan sehari-hari dan transportasi untuknya. Telah 6 bulan lamanya ia berada di Jakarta dan menjalani terapi sinar, didampingi anak bungsunya, Chandra. 

Sumbangsih Mahasiswa, Staf, dan Dosen STABN Sriwijaya Melalui Celengan Bambu

Sumbangsih Mahasiswa, Staf, dan Dosen STABN Sriwijaya Melalui Celengan Bambu

30 November 2021

Mahasiswa, staf, dan dosen STABN Sriwijaya melakukan penuangan celengan bambu. Melalui program ini mereka memiliki kesempatan untuk berbagi dengan sesama.

Dilantiknya Generasi Muda Penerus Tzu Chi di Bandung

Dilantiknya Generasi Muda Penerus Tzu Chi di Bandung

07 Oktober 2022

Sebanyak 11 mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung dilantik menjadi barisan Tzu Ching pada 2 Oktober 2022. Pelantikan ini menandakan semangat untuk menebar cinta kasih di kalangan generasi muda terus dilakukan.

Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -