Ketabahan Nenek Rodiah Merawat Cucunya

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Chandra Septiadi, Dokumentasi He Qi Pusat

Malang betul kisah hidup Alvia Balqis (14). Sejak bayi hingga saat ini, Via, panggilannya, hanya bisa terbaring di tempat tidur. Ia juga tak bisa bicara. Di usia 7 tahun ibunya meninggal dunia. Beruntung ia memiliki nenek yang begitu menyayanginya, Nenek Rodiah (68).

“Sayang, kalau bisa sehat terus. Tapi sekarang saya adu umur sama dia, coba duluan mana. Kalau saya duluan tidak tahu siapa yang akan mengurus Via. Tapi saya sudah ngomong ke Pak Djalal kalau saya tidak ada umur dan anak saya tak mau mengurus, bawa saja ke panti,” kata Nenek Rodiah.


Sepanjang hidupnya, Via hanya bisa terbaring. Menurut Nenek Rodiah, meski tak bisa bicara, Via bisa merespon dan mengungkapkan ekspresi.

Djalal, nama yang disebut Nenek Rodiah tadi merupakan relawan Tzu Chi yang saat itu datang menyurvei kondisi Via setelah Nenek Rodiah ajukan permohonan bantuan ke komunitas Tzu Chi di He Qi Pusat pada 6 Agustus 2015. Sepekan setelah Djalal menyurvei, pengajuan bantuan tersebut disetujui. Hingga kini sudah hampir enam tahun, setiap bulan Via mendapat bantuan susu, diapers, dan biaya hidup.

Kehidupan Nenek Rodiah memang jauh dari kata mudah. Di rumah sempit berukuran 3x3 meter, dengan dua lantai ia merawat empat cucu yang kebetulan ibu mereka sudah meninggal. Alvia dengan saudaranya, juga dua cucu lainnya dua bersaudara.

Sebelumnya Nenek Rodiah bekerja sebagai buruh cuci dan gosok di rumah tetangganya supaya tak terlalu jauh meninggalkan Via di rumah. Dan saat ini Nenek Rodiah mencari nafkah dengan berjualan kue dan bakmi.

Kondisi Alvia


Relawan Tzu Chi saat mendampingi Nenek Rodia memeriksakan kondisi Via ke rumah sakit beberapa tahun lalu.

Via terlahir prematur karena ibunya mengalami komplikasi. Via tak bertumbuh kembang seperti anak normal lainnya, Via hanya bisa berbaring. Usia enam bulan, Via mengalami kejang. Setelah itu hampir tiap bulan Via kejang sebanyak dua kali.  Dokter mendiagnosa Via mengalami epilepsi dan harus minum obat selama hidupnya.  

Meski sejak bayi sang nenek telah merawat Via, meninggalnya ibu Via saat Via berusia tujuh tahun menegaskan bahwa selamanya Via akan bergantung kepada sang nenek.

“Kadang-kadang kalau lagi capek, saya menangis sendiri. Giliran mau istirahat pampers Via penuh. ‘Via nenek sudah capek ini, pengen ngaso.’ Dia diam saja kalau diomelin,” cerita Nenek Rodiah.

Tak hanya merawat Via di rumah, di sela-sela berjualan, Nenek Rodiah saat itu juga mengantarkan Via terapi dan pengobatan ke rumah sakit. Saat dibawa ke Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, dokter menemukan penyebab Via kejang-kejang, ternyata Via mengalami kelainan saraf. Semua saraf Via sudah tak berfungsi.

Dokter juga me-rontgen tubuh Via yang miring dan ternyata tulang pinggul Via bergeser ke atas. Dokter menyarankan Via dioperasi supaya bisa duduk meski tak mungkin bisa berjalan. Via pun dirujuk ke RSCM Jakarta.

Nenek Rodiah bolak-balik ke RSCM untuk persiapan operasi. Namun kondisi fisik Nenek Rodiah sudah terlalu lelah dan letih di usianya yang sudah 60 tahun lebih. Nenek Rodiah pasrah dan tak jadi melanjutkan upaya operasi Via, bagi nenek, yang penting cucunya mau makan dan sehat.

Menurut Nenek Rodiah, dibandingkan sebelum-sebelumnya, kondisi Via sekarang jauh lebih baik karena sudah tak kejang lagi.

Kiriman Bantuan Bulanan


Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat saat mengantarkan bantuan bulanan untuk Via.

Sore itu Kamis 7 Januari 2021, Fie Lan, relawan dari He Qi Pusat yang rumahnya tak begitu jauh dari rumah Nenek Rodiah di Pekojan, Tambora Jakarta Barat, membawakan jatah bantuan bulanan bagi Via. Fie Lan datang bersama tiga relawan lainnya.

Relawan datang dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan durasi waktu secukupnya. Dalam kunjungan yang singkat itu Nenek Rodiah mengatakan begitu beruntung karena waktu mengantarkan Via berobat di Rumah Sakit Harapan Kita beberapa tahun silam, ada bapak-bapak yang menginfokan tentang Tzu Chi.

“Dulu kehidupan saya sudah susah, sekarang dibantu sama Tzu Chi. Alhamdulillah, tiap bulan dapat bantuan,” kata Nenek Rodiah.

“Rasanya senang banget, saudara sendiri saja tidak begitu, orang lain bisa segitu baiknya,” tambahnya. Tak lupa Nenek Rodiah mendoakan agar para relawan Tzu Chi selalu mendapat perlindungan dan selalu sehat agar dapat menjalankan tugas mulia membantu masyarakat yang kesusahan.


Nenek Rodiah saat menerima jatah bantuan bulanan Via.

Fie Lan dan relawan lainnya yang hari itu bertemu Nenek Rodiah juga mendoakan kesehatan Via dan Nenek Rodiah serta keluarganya.

“Saya sungguh teharu dengan Nenek Rodiah yang diusia senja bisa menggendong (merawat) cucunya. Bersyukur Via sudah tidak kambuh lagi kejangnya. Untuk Nenek Rodiah semoga sehat selalu sehingga tetap bisa merawat Via,” harap Fie Lan dengan tulus.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Gathering Gan En Hu : Perayaan Natal dan Toleransi Beragama

Gathering Gan En Hu : Perayaan Natal dan Toleransi Beragama

16 Desember 2016

Selain membagikan bantuan biaya hidup dan pendidikan kepada penerima bantuan, relawan juga merayakan Hari Natal dengan membagikan bingkisan Natal kepada umat Nasrani dalam kegiatan gathering Gan En Hu pada 11 Desember 2016.

Empati dan Rasa Kemanusiaan yang Tinggi

Empati dan Rasa Kemanusiaan yang Tinggi

20 Desember 2021
Tak ada ragu, risih, maupun kikuk yang tampak saat para relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Utara 2 memandikan Pak Siswanto (50), penerima bantuan Tzu Chi.
Keakraban Relawan Bersama Para Penerima Bantuan Tzu Chi

Keakraban Relawan Bersama Para Penerima Bantuan Tzu Chi

17 Januari 2020

Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan silaturahmi dengan para pasien penerima bantuan Tzu Chi Bandung, 5 Januari 2020. Acara ini diikuti oleh para relawan dan penerima bantuan, kegiatan berlangsung di Aula Jing Si Tzu Chi Bandung, di Jl. Jendral Sudirman No. 628 Bandung. 

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -