Ketegaran Lena Menjadi Tulang Punggung Keluarga

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Semangat hidup Lenawati (45) selalu bertambah tiap kali para relawan Tzu Chi dari komunitas Xie Li Bekasi mengunjunginya. Sudah lebih dari dua tahun ini, Tzu Chi membantu biaya pengobatan untuk suaminya, Edy Saputra (45) yang tak berdaya akibat penyakit sirosis hati.

Pada kunjungan kasih Rabu, 11 Mei 2022, para relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Bekasi juga membawakan paket sembako untuk keluarga Edy Saputra.

Lena, biasa ia disapa, mau tak mau harus banting tulang agar dapat membesarkan empat anaknya yang masih kecil-kecil sekaligus merawat sang suami. Sehari-hari Lena bangun pukul 3 pagi untuk membuat kue yang lalu ia titipkan di warung. Ia lalu menyiapkan keperluan empat anaknya dan suaminya.

Pukul 5 pagi, Lena mesti berangkat ke pasar untuk membuka toko beras. Pukul 12 siang, ia pulang untuk menyuapi makan sang suami, lalu menjemput dua anaknya yang sekolah. Lena dan keluarganya tinggal di rumah adiknya yang banyak membantu merawat anak-anaknya. Dengan kunjungan kasih dari para relawan Tzu Chi, lelah hatinya berkurang karena ia merasa masih ada yang peduli dengan keluarganya.

Para relawan Tzu Chi menyemangati Edy. Kondisi Edy hanya bisa terbaring di kasur, namun ia bisa merespon ketika diajak bicara, dengan senyum atau menyahut pelan.

Pada kunjungan kasih Rabu, 11 Mei 2022, para relawan mengajak Edy untuk menggerakkan tangan, kepala, agar ototnya tak kaku. Terlebih dulu, Lena membopong badan suaminya dari kasur untuk didudukkan di kursi.

“Saya mulai dari hal-hal yang kecil seperti meminta Pak Edy menggerakkan jari, tangan, kaki, kepala. Itu ternyata bisa dan sangat bagus menurut saya perkembangannya,” kata Andy, relawan Tzu Chi.

Kondisi Edy sudah lebih baik dari sebelumnya. Ia pun sudah bisa menopang badannya sendiri saat didudukkan di kursi.

Andy melihat banyak perkembangan pada diri Edy dibanding dua bulan lalu ketika ia bersama relawan lainnya datang menjenguk. Bagi Andy, Edy harus punya motivasi yang besar untuk sembuh.

“Perlu ada dorongan dari diri sendiri, Pak Edy-nya sendiri. Bagaimana pun juga dari pribadinya Pak Edy saya doakan supaya Pak Edy bisa lebih semangat. Juga didukung oleh pihak keluarga dan tentunya kami dari relawan pasti akan mendukung Pak Edy untuk kesembuhan beliau,” tambah Andy.

Jalan Hidup yang Mesti Dijalani

Bagi Lena, menjadi tulang punggung keluarga dan merawat sang suami merupakan proses kehidupan yang harus ia jalani dengan ikhlas.

Edy mulai sakit sejak lima tahun lalu. Lena bercerita, awal-awal ketika sang suami sakit, Lena drop dan menutup diri. Ia juga merasa Tuhan tak adil karena memberi cobaan berat, ketika empat anaknya masih kecil-kecil.

“Kenapa suami saya sakit seperti ini, dengan kondisi anak saya pun masih kecil, masih butuh biaya banyak. Setahun saya menutup diri dari akses teman, saudara,” cerita Lena.

Dokter yang menangani suaminya pun menyemangati Lena. “Bu, obat yang paling mujarab itu doa dan semangat, katanya begitu. Mindset saya mulai terbuka. Saya pasrah, saya bawa dalam doa, saya cuma berpikir ‘Tuhan kalau memang ini jalan hidup saya, saya harus jalani.’ Setelah itu semangat saya ada lagi,” katanya.

Lena pun kemudian membuka diri sehingga banyak dukungan datang dari teman-temanya yang membantu biaya berobat sang suami.

Lena banyak sekali keluar uang untuk biaya berobat yang tak di-cover layanan BPJS. Semua habis, bahkan tabungan untuk anak-anaknya pun terkuras. Keluarga Lena yang selama ini mendukungnya juga mulai lelah. Semangat Lena pun menurun. Sampai suatu hari ia mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Dari pukul 5 pagi hingga 12 siang, Lena menjaga toko beras.


Saat itu, akhir tahun 2019, TIMA Indonesia mengadakan bakti sosial degeneratif di Sekolah Ananda, Bekasi Timur. Saat itu tim relawan membagikan kupon baksos kepada warga kurang mampu di sekitar area sekolah. Tim relawan kemudian mendapati keluarga Lena di mana sang kepala keluarga tengah sakit sirosis hati, sementara empat anaknya masih kecil-kecil.

Tim relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Bekasi kemudian mendatangi rumahnya untuk survei. Singkat cerita, akhirnya Edy Saputra dibantu Tzu Chi berupa biaya pengobatan yang tidak di-cover oleh BPJS.

“Nggak bisa berkata-kata saya sama Tzu Chi, banyak bantu kami,” kata Lena bersyukur.

Selain bantuan biaya pengobatan, Lena sangat terbantu dari dukungan moril yang diberikan para relawan Tzu Chi. Yang ia lakukan sekarang adalah terus bekerja keras demi anak-anaknya, juga terus memupuk kesabaran serta optimis dalam merawat sang suami.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Perhatian untuk Ari

Perhatian untuk Ari

13 Januari 2015 Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih ke Muhammad Ari, seorang anak yang menderita kelainan genetik dan tulang belakang. Kunjungan ini menorehkan kesan mendalam baik bagi keluarga Ari maupun para relawan.
Berawal dari Survei Bedah Rumah, Rizky yang Alami Hidrosefalus Kini Jadi Gan En Hu

Berawal dari Survei Bedah Rumah, Rizky yang Alami Hidrosefalus Kini Jadi Gan En Hu

05 September 2023

Akhirnya doa nenek Sri terkabul. Sudah lama ia berharap suatu hari nanti ada tangan-tangan dermawan yang berkenan membantu kelangsungan hidup sang cucu, Muhammad Rizky (8) yang mengalami hidrosefalus.

Setitik Harapan Bagi Hani

Setitik Harapan Bagi Hani

15 Februari 2023

Hingga saat ini, relawan Dharma Wanita Xie Li Indragiri mendampingi pengobatan Muhammad Wiji Kasihani atau biasa dipanggil Hani. Hani adalah anak ketiga Wati Suhariadi yang tinggal di Desa Rukun Damai, Kec. Enok, Kab. Indragiri Hilir, Riau. Ketiga anak Wati berkebutuhan khusus.

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -