Ketegaran Seorang Ibu

Jurnalis : Henny Yohannes (He Qi Utara 2), Fotografer : Henny Yohannes (He Qi Utara 2)


Kegiatan Kelas Budi Pekerti dan Hari Bakti diadakan oleh komunitas Tzu Chi He Qi Utara 2, pada Minggu pagi, 27 Mei 2018 di Xi She Ting, Aula Jing Si lantai 1, Tzu Chi Center.

Bertempat di Xi She Ting, Aula Jing Si lantai 1, Tzu Chi Center, berlangsung kegiatan Kelas Budi Pekerti dan Hari Bakti yang diadakan oleh komunitas Tzu Chi He Qi Utara 2, pada Minggu pagi, 27 Mei 2018. Sebanyak 47 relawan Tzu Chi bersama 87 orangtua, 32 anak kelas Qing Zi Ban Besar, 21 anak kelas Qing Zi Ban Kecil dan 26 anak kelas Tzu Shao Ban turut mendukung terwujudnya acara ini.

“Dalam kehidupan ini ada dua hal yang tidak bisa kita tunda yaitu pertama berbakti kepada orang tua dan kedua melakukan kebajikan,” ucap Youmi pada saat menjelaskan ke para Xiau Pu Sa.


Dalam kegiatan ini anak-anak membasuh kaki orang tua, menyuguhkan teh, menyuapi snack, bersujud kepada orang tua, dan memberikan hasil karya berbentuk bunga dan kartu ucapan.

Anak-anak diajak untuk menonton film pendek yang mengharukan. Beberapa dari mereka pun meneteskan air mata dan para DaAi Mama ikut terhanyut dalam film tersebut. Acara dilanjutkan dengan anak-anak membasuh kaki orang tua, menyuguhkan teh, menyuapi snack, bersujud kepada orang tua, dan memberikan hasil karya berbentuk bunga dan kartu ucapan.

Salah satu orang tua dari Viro Kurnia Zou (14) yaitu Anie Wijaya (53), menitikkan air mata saat salah satu panitia acara, Jok Kian menyanyikan lagu "Dang Ni Lao Le" (Ketika Kamu Tua). Anie terkenang akan Almh. ibunya yang meninggal tahun lalu.

"Sebelum mama meninggal, saya biasa suka sharing kesusahan saya, sekarang mama tidak ada jadi tidak bisa sharing lagi,” ujarnya.


Sebanyak 47 relawan Tzu Chi bersama 87 orangtua, 32 anak kelas Qing Zi Ban Besar, 21 anak kelas Qing Zi Ban Kecil dan 26 anak kelas Tzu Shao Ban turut mendukung terwujudnya acara ini.


Anak-anak berfoto dengan memegang hasil karya mereka berbentuk bunga dan kartu ucapan.

Menjadi seorang Ibu tidaklah mudah, bahkan ketika hendak menemani Viro beraktivitas hingga larut malam. Anie sendiri merasa bersalah karena kurang sabar. “Saya harus menjaga Viro baik-baik dengan kesabaran. Saya berharap Viro bahagia tidak perlu kaya, yang terpenting bahagia," ucap Anie.

Selama hampir sepuluh bulan seorang ibu mengandung anaknya, ia merasa tak nyaman tiap kali bangun, seakan mengangkat beban yang berat. Bila sembilan bulan itu telah berlalu dan tiba waktunya melahirkan, ia menanggung segala sakit dan derita supaya anak dapat lahir. Begitu anak lahir, ia menyimpan yang manis untuk anak dan menelan yang pahit untuk dirinya sendiri. Menggendong anak dan merawatnya, membersihkan kotorannya. Tiada pekerjaan ataupun kesukaran yang tidak bisa  dilakukan demi kepentingan anaknnya. Menahan dingin dan panas, bahkan tak pernah mengatakan apa yang telah dialaminya.

Walaupun kita menggendong Ibu di pundak sebelah kanan dan Ayah di pundak sebelah kiri mengelilingi gunung semeru, belum dapat menebus kebajikan orangtua kita. Jasa kebaikan orangtua kita sungguh tak terkira dan tak terbatas. Jika kita membuat kesalahan karena tak berbakti, alangkah sulitnya membayar kembali kebaikan itu. Selamat Hari Ibu.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Memperingati Hari Guru dengan Cara yang Menyenangkan

Memperingati Hari Guru dengan Cara yang Menyenangkan

05 Desember 2019

Sabtu, 30 November 2019, malam itu kegiatan mulai pada jam 19.00 WIB. Sebanyak 80 orang relawan dan termasuk guru-guru yang mengikuti kegitan ini.

Menghindarkan Diri dari Pencurian Sejak Dini

Menghindarkan Diri dari Pencurian Sejak Dini

30 Maret 2016
Pada tanggal 13 Maret 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Budi Pekerti dengan mengambil pokok bahasan tentang, “Bertekad tidak mengambil  barang  yang tidak diberikan”.
Harapan Baru Kelas Budi Pekerti

Harapan Baru Kelas Budi Pekerti

26 Agustus 2016

Minggu, 21 Agustus 2016, Kelas Budi Pekerti dibuka kembali oleh tim pendidikan Tzu Chi Batam. Pada tahun ajaran yang baru ini, jumlah murid terus mengalami pertumbuhan, hingga mencapai 326 orang. Mereka pun dibagi dalam kelas Xiao Tai Yang (siswa kelas budi pekerti TK dan SD) dan Tzu Shao ( siswa kelas budi pekerti SMP).

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -