Ketegaran Sumiati Merawat Kedua Putranya

Jurnalis : Anand Yahya , Fotografer : Anand Yahya
(Dari kiri) Leo Kusno,  Ai Phing, dan  Suseno relawan komunitas He Qi Barat 1 mengunjungi rumah Sumiati  yang kedua putranya mengalami gagal tumbuh kembang.

Anak adalah titipan Tuhan, bagaimanapun kondisinya sudah semestinya orang tua menjaga dengan baik sang buah hati. Kalimat ini setidaknya bisa menggambarkan bagaimana ketegaran hati seorang ibu bernama Sumiati ketika M. Alfaqih (10) sang anak dinyatakan menderita infeksi radang usus besar (kolitis), TBC Paru, gagal tumbuh kembang, dan mengalami ADHD (attention deficithyperactivitydisorder)  masalah pengendalian perilaku, terlalu aktif, dan bisa bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya.

Awalnya Faqih di usia 1 tahun sering mengalami diare hebat hingga Sumiati membawanya ke RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Pengecekan kesehatan Faqih pun dilakukan secara menyeluruh. Dari hasil pemeriksaan di RSUD Cengkareng, dinyatakan jika Faqih mengalami radang infeksi usus besar (kolotis), menderita TBC paru, dan gagal tumbuh kembang, sedangkan autis ADHD-nya belum terlihat.

Akhirnya dokter RSUD Cengkareng merujuk Faqih ke RSAB Harapan Kita untuk mengobati penyakit Faqih satu persatu. Awalnya penyakit kolotisnya yang harus segera diobati agar diarenya bisa diatasi. Kemudian, Faqih menjalani pengobatan TBC parunya selama 9 bulan. Ketika menjalani pengobatan selama hampir satu tahun itulah tim medis kemudian juga menaruh curiga dengan tingkah laku Faqih  yang berbeda dengan anak-anak seusianya.



Alfaqih selalu bergerak karena sangat hiperaktif, berbeda dengan Bima yang mengalami gagal tumbuh kembang dan kurang gizi.

Di umur 2 tahun Faqih belum jelas bicaranya, masih gagap dan tanpa arti hingga sekarang. Jika menginginkan sesuatu, Faqih hanya menarik-narik baju ibunya, menunjuk-nunjuk atau memberi kode. Sumiati sendiri adalah seorang ibu rumahtangga dan sang suami bekerja sebagai sopir angkot. Mereka tinggal  mengontrak di rumah di wilayah Pulo Harapan Indah, Cengkareng Jakarta Barat. Karena kemampuan yang terbatas untuk menjalani pengobatan Faqih yang memerlukan diapers dan susu formula, Sumiati kemudian mengajukan bantun ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Biaya pengobatan terapi dan lainnya sebagian ditanggung oleh BPJS kesehatan.       

Sumiati mengajukan bantuan ke Yayasan Tzu Chi pada tahun 2020. Setelah dilakukan survei oleh relawan, Tim Bakti Amal Tzu Chi Indonesia kemudian memutuskan untuk membantu Faqih berupa 3 pak diapers anak, dan susu formula 2 dus ukuran 800 gr setiap bulannya hingga sekarang. Sumiati sangat bersyukur setiap bulannya mendapatkan bantuan diapers anak dan susu formula dari Yayasan Buddha Tzu Chi karena Faqih harus rutin minum susu agar tumbuh kembangnya berjalan baik.

Ujian Kedua


Alfaqih disebut mengalami ADHD (attention deficithy peractivity disorder)  masalah pengendalian perilaku, terlalu aktif, dan bisa bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya.

Cobaan Sumiati belum berakhir, adik Faqih, Bima Razka Tirta (12 bulan) mengalami penyakit TBC paru dan mengalami kurang gizi dan tumbuh kembang akibat penyakit kelainan pembentukan kelenjar (Hipotiroid Kongenital). Kembali Sumiati mengajukan bantuan pada Yayasan Tzu Chi.  Inilah manfaat dari kunjungan kasih relawan Tzu Chi, ketika relawan berkunjung Sumiati mengeluh kalau Bima menderita TBC paru dan kurang gizi untuk itu Bima harus segera di dukung pengobatannya agar satu rumah itu tidak menular ke anggota keluarga lainnya, terutama Faqih.

Kini kondisi Faqih dan Bima sudah semakin membaik. Gangguan usus besar (kolitis) Alfaqih sudah semakin baik dan sehat. Pengobatan TBC parunya juga sudah tuntas, namun perilaku Faqih masih sangat hiperaktif kian memburuk. Faqih sangat hiperaktif, ia suka terus bergerak, bahkan setiap saat selalu suka bertindak impulsif kepada siapapun.

Sedangkan Bima yang sudah beberapa kali menjalani fisioterapi kini sudah bisa merangkak pelan-pelan. Walaupun kondisi gizi Bima belum seimbang. Sumiati sangat bersyukur dan terima kasih kepada relawan Tzu Chi yang selalu mendampingi pengobatan Faqih dan Bima.

“Terima kasih buat relawan Tzu Chi yang sampai sekarang selalu pantau dan  memperhatikan perkembangan gizi anak saya,” ucap Sumiati. Sumiati mengatakan untuk pengobatan Bima selanjutnya masih terus melakukan fisioterapi bicara, berjalan dan harus kontrol endokrin empat bulan sekali.



Ai Phing dan Suseno mengajak Alfaqih untuk diam sejenak dengan mengajak Faqih untuk mendengarkan cerita anak, namun Faqih tidak mengindahkan ajakan para relawan. Faqih terus bergerak kesana kemari sambil memegang atau mengambil sesuatu.



Pada kesempatan ini relawan komunitas He Qi Barat 1 sekaligus menyerahkan paket sembako dan beras untuk keluarga Sumiati.      

Sumiati sangat berharap untuk kesembuhan kedua putranya yang masih kecil-kecil. “Saya sangat berharap kedua anak saya bisa sehat lagi. Seperti Faqih ini anaknya hiperaktif sekali, saya ingin setidaknya nanti Faqih bisa mandiri bisa urus dirinya sendiri,” harap Sumiati.

Sumiati juga selalu berdoa agar dia mampu untuk menjaga kedua anaknya terutama Faqih. “Kadang kalo dari pagi sampai sebelum tidur Faqih itu bergerak terus kadang kesel saya. Cuma kalo malam melihat dia, anak saya ganteng kok bisa begini nangis saya lihatnya kasihan, saya mau anak saya normal,” ucap Sumiati sambil menangis.

“Ibu sungguh luar biasa, sabar menerima dengan ikhlas menghadapi Faqih yang pada masa penyembuhan muncul lagi Bima yang mengalami sakit,”ucap Ai Phing. Pada kunjungan ini Ai Phing banyak belajar dari Ibu Sumiati. Ai Phing berharap Bima cepat sehat kembali dan dapat tumbuh normal seperti anak-anak seusianya. Ai Phing, Leo Kusno, dan Suseno, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 berkunjung ke rumah Alfaqih dan Bisma pada 17 April 2023 untuk melihat kondisi kesehatannya. “ Saya berharap Bima lebih cepat proses penyembuhannya, karena nggak bisa dua-duanya kita ajak untuk berobat, Faqih harus ekstra jaganya,” kata Ai Phing.

Ai Phing menyarankan kepada Sumiati untuk selalu semangat menjalankan terapi bagi kedua anaknya sesuai (data) dari rekam medis dokter dan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Smoga keluarga Sumiati selalu diberi kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalani pengobatan kedua putranya.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Gan En Hu yang Menginspirasi

Gan En Hu yang Menginspirasi

27 Agustus 2012 Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun pada tanggal 5 Agustus 2012 mengadakan acara Gan En Hu Hui Niang Jia (penerima bantuan kembali ke rumah). Kali ini, relawan Tzu Chi bukan mengadakan kunjungan kasih, melainkan mengundang relawan dan penerima bantuan untuk kembali ke kantor yayasan. 
Semangat dan Kebahagiaan Satu Keluarga

Semangat dan Kebahagiaan Satu Keluarga

07 Juni 2018
Pada Sabtu, 2 Juni 2018, Tzu Chi Surabaya mengadakan kegiatan buka puasa bersama dan pembagian bingkisan Lebaran. Kegiatan dalam berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan ini pun diikuti oleh seluruh penerima bantuan Tzu Chi Surabaya.
Gathering Gan En Hu : Perayaan Natal dan Toleransi Beragama

Gathering Gan En Hu : Perayaan Natal dan Toleransi Beragama

16 Desember 2016

Selain membagikan bantuan biaya hidup dan pendidikan kepada penerima bantuan, relawan juga merayakan Hari Natal dengan membagikan bingkisan Natal kepada umat Nasrani dalam kegiatan gathering Gan En Hu pada 11 Desember 2016.

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -