Ketika Benih Cinta Kasih bersemi
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoNixon merasa tenang dan nyaman karena dirinya selalu didampingi oleh relawan pendamping selama menjalani pengobatan di RSCM Jakarta. |
| ||
Bagi mereka yang mampu, sebuah kewajiban untuk bisa membantu sesama. Ketika mereka yang mendapat pertolongan merasakan syukur karena telah dibantu dan bisa memulihkan kehidupannya, maka ia akan menjadi sebuah “kekuatan” untuk bisa menolong orang lain. Bisa dibayangkan, betapa besar kekuatannya jika setiap hari semakin bertambah orang-orang yang peduli sesama. Efeknya sangat dahsyat, kebajikan yang menular dari satu keluarga bisa berkembang ke tetangga, komunitas, kelompok, suku, bangsa, negara, dan akhirnya dunia. Alangkah indahnya kehidupan jika kita bisa menjadi bagian yang menciptakan berkah itu. Secercah Pelita dalam Hati Dari luar terlihat Nixon dengan perlahan-lahan bangun dari ranjang dan berpindah menuju ke kursi roda, kaki kanannya yang sedang dibalut perban disangga dengan menggunakan sebuah tongkat sehingga ia dapat duduk dengan nyaman. Sambil mendorong kursi roda, ia menyapa kami dengan ramah. “Sekarang ini Nixon menunggu saat untuk menjalani kemoterapi,” jelas Acun. Pengobatan yang harus dilakukan oleh Nixon ialah menjalani kemoterapi sebanyak 6 siklus. Pelaksanaan terapi 1 siklus memakan waktu kira-kira 3 minggu, jadi kalau ditotal lamanya terapi yang harus dijalani adalah lebih kurang 6 bulan. “Setiap kali kemoterapi, Nixon harus menjalani pemeriksaan darah, karena setiap kali menjalani kemoterapi, sel darah dalam tubuh Nixon akan selalu berubah, ”sambung Acun. Nixon sendiri merasa senang pengobatan dirinya telah dibantu Tzu Chi. Sebelumnya ia selalu mengalami kendala keuangan dalam menyembuhkan penyakitnya. Kini ia dapat dengan tenang menjalani pengobatannya. Hanya satu yang masih mengganjal di pikirannya, yakni Graceyka Rahel (4) dan Sydney Luke(1), kedua anaknya yang saat ini sedang diasuh oleh orangtuanya di Sumatra. ”Kalau di Batam, tidak ada yang menjaga karena kami tidak memiliki sanak saudara di Batam, jadi kami titipkan anak-anak kami ke ibu saya yang tinggal di Padang Sidempuan, Sumatra Utara,” jelas Nixon. Mengingat kedua anaknya, membuat Nixon kembali teringat kisahnya ketika ia menderita penyakit dan terombang-ambing kebingungan dalam menyembuhkan penyakitnya. Pertemuannya dengan Yayasan Buddha Tzu Chi ibarat secercah pelita yang memberikan kehangatan dan ketenangan dalam dirinya.
Keterangan :
Terbentuknya Jalinan Jodoh. Untuk menyembuhkan benjolan di kaki kanannya, Nixon pun mencoba pergi ke tukang urut, tetapi setelah mengurut beberapa kali, dirinya tak kunjung sembuh. Ia pun mencoba berkonsultasi ke dokter Ortopedi. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyarankannya untuk melakukan operasi, tetapi karena untuk operasi membutuhkan biaya yang besar maka Nixon pun menundanya. Nixon juga mencoba untuk menjalani pengobatan alternatif. “Saya mencoba pengobatan alternative, setiap kali berobat dikenakan biaya Rp 100.000. Tetapi setelah 4 kali pergi, ternyata tidak ada perubahan maka saya tidak lagi berobat,” jelas Nixon. Mengingat benjolan di kakinya semakin membesar, Nixon pun kembali melakukan konsultasi ke dokter yang lain. Ia menjalani pemeriksaan darah dan di-rontgen. ”Dari kedua hasil tersebut, dokter mengatakan bahwa kaki saya terkena Neo-Plasma. Kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus menerus tanpa batas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh dan kemungkinan ini adalah tumor,” jelas Nixon. Nixon merasa kaget, tetapi karena faktor biaya akhirnya ia menunda untuk berobat hingga dua tahun lamanya. Kemudian Nixon mendapat info dari temannya bahwa ada seorang dokter orthopedi yang cukup terkenal di Rumah Sakit Awal Bros, Batam. Nixon pun mencoba berobat ke sana dan bertemu dengan dokter Suluh B. Fizuhri. Setelah menjalani pemeriksaan, dr. Suluh mengatakan bahwa dari diagnosis awal kemungkinan adalah kanker tulang. ”Bapak tidak usah putus asa, harus kuat. Solusi untuk penyakit Anda adalah harus dioperasi untuk diangkat tumornya. Bila tidak, ada sebuah yayasan yang suka membantu orang-orang tidak mampu, namanya Yayasan Buddha Tzu Chi,” ucap dokter Suluh. Dari sinilah jalinan jodoh baik dengan Yayasan Buddha Tzu Chi mulai terjalin. “Istri Saya Malah Kepengen Jadi Relawan” Hari senin, tanggal 6 Juni 2011, Nixon dan istrinya, Siti Suarni Harahap tiba di Jakarta dan tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng untuk menjalani pengobatan di Jakarta. Dengan ditemani istrinya, Nixon berangkat ke RSCM Jakarta untuk berobat. Di sana Nixon bertemu Acun. Selama menjalani pengobatan, Nixon harus menjalani rawat inap di RSCM lebih kurang satu bulan lamanya. Di saat suka maupun duka, relawan selalu mendampingi Nixon, menghibur dan menyemangatinya untuk tetap bersemangat. Tanggal 27 Juli 2011, Nixon harus menjalani operasi pengangkatan tulang, dimana tulang kaki yang telah terinfeksi tumor harus disinari oleh sinar radiasi atom di Badan Tenaga Atom Nasional, Serpong untuk membersihkan sel-sel kanker yang ada dan pengangkatan tumor yang ada di kaki kanannya. Pada tanggal 28 Juli 2011, Nixon menjalani operasi yang kedua untuk penanaman kembali tulang kaki yang telah disinari sinar atom. “Nixon boleh dibilang cukup beruntung, karena setelah menjalani CT Scan Torax tidak terdapat gejala tumor menjalar ke paru-paru dan setelah di-Echo jantungnya, ternyata sehat-sehat saja,” jelas Acun. “Tadinya saya takut, setelah diobati saya harus masuk menjadi penganut Buddha, tetapi selama saya di rawat di sini (RSCM), relawan Tzu Chi yang mendamping pasien di RSCM tidak pernah membahas mengenai agama Buddha,” ucap Nixon. Selama tinggal di Rusun Cinta Kasih, Cengkareng, Nixon melihat secara langsung bagaimana para relawan memperlakukan pasien dari daerah yang datang berobat ke Jakarta. Rasa persaudaraan yang kental antar relawan dan pasien mulai mencairkan hati Nixon yang semula terus mencurigai Tzu Chi. ”Selama di RSCM, saya melihat Ibu Sofia sebagai seorang muslim yang taat. Meskipun ia telah lama berkecimpung di dunia Tzu Chi, tetapi ia tetap taat menjalankan salat. Melihat ketulusan para relawan tanpa memandang agama, ras, dan suku bangsa membuat saya tersentuh. Bahkan istri saya bilang, ia juga ingin jadi relawan karena melihat teladan para relawan,” Sambung Nixon, dengan senyum sumringah dan penuh yakin bahwa esok pasti akan lebih baik. |
|