Ketika Hati Bersatu dan Peduli

Jurnalis : Mettasari (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : William (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Tebing Tinggi rutin melakukan kegiatan pelestarian lingkungan di depo yang mereka miliki.

Minggu, 17 Februari 2013, kondisi langit berawan dan mentari bersinar tidak terlalu terik. “Menakjubkan!” Ya, inilah kesan pertama yang muncul ketika menginjakkan kaki di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Sesaat setelah turun dari kereta api jurusan Padang Halaban—Tebing Tinggi, rombongan kami yang terdiri dari Riani Purnamasari Shijie, Metasari Shijie, Pratiwi Shijie, dan William Shixiong disambut hangat oleh anggota Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berdomisili di Tebing Tinggi. Kelelahan dan rasa kantuk yang mendera akibat perjalanan tiga jam seketika terusir ketika mengetahui ada anggota keluarga besar Tzu Chi tengah menanti kedatangan kami dengan gembira.

Wardi Shixiong selaku Ketua Tzu Chi Tebing Tinggi telah menunggu di seberang stasiun untuk menjemput kami. Jalinan jodoh yang semula hanya terjadi melalui sambungan telepon kini berubah menjadi pertemuan tatap muka. Dalam pikiran kami, pemandangan alam nan indah sepanjang perjalanan kereta api yang ditandai oleh barisan-barisan pohon serta hamparan kebun yang hijau masih terlintas, dan harus kami akui bahwa lintasan pemandangan yang indah itu menjadi semakin lengkap dengan adanya cengkerama dan obrolan hangat dari saudara-saudari Tzu Chi Tebing Tinggi di sepanjang perjalanan dari Stasiun Kereta Api Tebing Tinggi menuju posko Pelestarian Lingkungan Tzu Chi.

Berjarak kira-kira 10 menit dari stasiun, kami pun sampai di perhentian pertama, yaitu posko pelestarian lingkungan. Di sana, kami melihat proses pemilahan sampah plastik. Di tempat itu, gunungan sampah plastik yang mayoritas didominasi oleh botol air minum dipilah berdasarkan ukurannya.

Selain melihat proses pemilahan sampah, kami juga menyantap makan siang buatan Mei-MeiShijie. Mei-Mei Shijie yang oleh Wardi Shixiong didaulat menjadi koki memasak menu vegetarian untuk kami berempat dan untuk para relawan Tzu Chi serta Gan En Hu yang kebetulan hadir siang itu. Para Gan En Hu yang hadir merupakan mereka yang menerima bantuan kesehatan dan tanggap darurat. “Setiap hari Minggu ketika kami para relawan berkumpul, makanannya harus selalu vegetarian. Saya sendiri sudah vegetarian sejak lama. Saya harus menjadi panutan bagi relawan-relawan Tzu Chi lainnya,” ucap Wardi Shixiong dengan bangga.

Menurut Wardi Shixiong, meskipun Tebing Tinggi hanyalah kota kecil berpenduduk tidak lebih dari 230 ribu jiwa, semangat untuk menyebarkan ajaran Master Cheng Yen tidak pernah luntur sedikitpun. Baginya, yang terpenting dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi bukanlah berapa jumlah orang atau berapa besar dana, melainkan berapa besar niat baik yang dimiliki oleh sedikit orang untuk membuat perubahan besar.

Buktinya, dengan keteguhan hati dan niat baik yang tidak putus-putusnya dipelihara, WardiShixiong dan kawan-kawan berhasil menggalang kepedulian 1.100 orang untuk menjadi relawan dan donatur bagi Tzu Chi Tebing Tinggi. Walau tidak semua orang berpendapat bahwa hal ini istimewa, kami melihat Tzu Chi Tebing Tinggi memiliki dorongan yang sangat kuat untuk terus maju dan menggalang hati. Meskipun tidak memiliki kantor tetap dan harus berpindah-pindah selama tiga tahun terakhir, roda organisasi Tzu Chi Tebing Tinggi tidak pernah berhenti berputar.

foto   foto

Keterangan :

  • Depo pelestarian lingkungan ini hanya berjarak sekitar 10 menit dari stasiun kereta api Tebing Tinggi (kiri).
  • Sebuah kantor yang sedang dalam tahap pembangunan ini akan menjadi kantor tetap Kantor Penghubung Tzu Chi Tebing Tinggi (kanan).

“Tiga tahun belakangan ini kantor kami hasil pinjaman semua. Ada relawan yang punya ruko dan tidak terpakai sehingga mereka meminjamkan kepada Tzu Chi. Kalau mereka tiba-tiba mau pakai, kami juga harus buru-buru pindah. Sejauh ini, Tzu Chi Tebing Tinggi sudah tiga kali berpindah kantor. Yang pertama hanya enam bulan, yang kedua tiga bulan, dan yang ketiga ini dua tahun lebih,” tutur Wardi Shixiong.

Melihat kegigihan Wardi Shixiong dan para relawan Tzu Chi Tebing Tinggi, pengurus dan relawan Tzu Chi Medan tergerak untuk memberikan sebuah hadiah, atau tepatnya penghargaan, yang diidam-idamkan oleh seluruh pengurus dan relawan Tzu Chi Tebing Tinggi sejak lama, yakni sebuah kantor tetap.

Dan benar saja, berlokasi di Perumahan Citra Harapan, sebuah kantor nantinya akan digunakan sebagai kantor Tzu Chi Tebing Tinggi tengah dibangun. Aula besar yang dapat digunakan untuk acara gathering besar cukup menarik perhatian kami karena bahkan ruangan untuk sound system­-nya sudah dipersiapkan.Wajah depan bangunan yang menyerupai Jing Si Tang tampak gagah. Bangunan dua lantai ini sedianya akan bercorak abu-abu. Tentu saja, bangunan pertama Yayasan Buddha Tzu Chi di Hualian, Taiwan, menjadi inspirasinya.

Mei-Mei Shijie berkata bangunan ini adalah jawaban dari kegigihan insan Tzu Chi Tebing Tinggi selama ini. Mereka memiliki harapan suatu saat Master Cheng Yen dapat berkunjung ke tempat itu, namun mereka tahu itu tidak mungkin karena Master Cheng Yen tidak pernah keluar dari Taiwan menuju negara lain, dan mereka pun akan berusaha menabung dan kembali ke Taiwan untuk bertemu Master.

Semoga apa yang dilakukan oleh Wardi Shixiong beserta relawan dan segenap donatur di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Tebing Tinggi menggugah kita semua untuk memantapkan hati, melangkah ke depan, dan bergandengan tangan dalam menyambut kebaikan-kebaikan di depan sana.

 

 
 

Artikel Terkait

Melayani Ibu dan Anak Melalui Posyandu

Melayani Ibu dan Anak Melalui Posyandu

25 April 2018
Pada 23 Maret 2018, 12 relawan Tzu Chi Xie Li Kalimantan Tengah 4 bersama dengan Kader Posyandu Sungai Nusa Estate mengadakan kegiatan posyandu yang telah rutin dilaksanakan. Dalam kegiatan ini, relawan turut memberikan makanan tambahan bagi anak.
Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi

Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi

18 Oktober 2016
Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Logo Pertama pada 16 Oktober 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 192 relawan dari Lhousemawe, Banda Aceh, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Kisaran, Lubuk Pakam, Binjai, dan Medan.
Suara Kasih: Membina Dokter Humanis

Suara Kasih: Membina Dokter Humanis

03 Juni 2013 Demi menyelamatkan bumi ini, Beliau memilih datang kembali ke dunia. kepada semua makhluk. Buddha terus mengayomi bumi ini dengan harapan semua makhluk bisa tersadarkan serta hidup dengan aman dan tenteram.
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -