Ketulusan Dalam Memberikan Cinta Kasih

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi, Galvan
 
 

fotoKedatangan relawan Tzu Chi yang disambut hangat oleh oma dan opa yang menghuni panti sosial Tresna Werdha Senjarawi. Rasa rindu oma dan opa terhadap relawan Tzu Chi membuat para insan Tzu Chi terharu.

Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan : berbakti kepada orangtua dan melakukan kebajikan.” ~Kata Perenungan Master Cheng Yen~

 

 

Kunjungan kasih Tzu Chi tidak akan pernah berakhir, di setiap kunjungannya para relawan Tzu Chi selalu memberikan cinta kasih yang tulus tanpa pamrih. Tak jarang di setiap kegiatan sosial para insan Tzu Chi selalu mendapatkan ruang di hati mereka yang telah merasakan ketulusan cinta kasih dari relawan Tzu Chi.

Kamis, 30 September 2010. Insan Tzu Chi kembali menebar cinta kasihnya di panti sosial Tresna Werdha Senjarawi, yang dihuni 60 oma dan 28 opa. Berlokasi di Jln. Jeruk No 7, Bandung, kunjungan kasih ini melibatkan 18 relawan Tzu Chi Bandung (terdiri dari 10 biru putih, 5 abu putih, dan 3 relawan baru).

Para relawan Tzu Chi tiba pada pukul 9.30 WIB. Di panti Werdha Senjarawi terlihat kesibukan insan Tzu Chi yang telah mempersiapkan makanan serta selimut bagi oma opa yang menghuni panti sosial tersebut. Begitu para relawan Tzu Chi memasuki aula, para oma opa menyambut para relawan Tzu Chi dengan seyuman dan pancaran kerinduan mereka kepada insan Tzu Chi yang sudah tidak bisa disembunyikan lagi.

Halo, sini ke sini. Oma sono (rindu).” Teriak salah satu oma yang sudah tidak sabar lagi untuk memeluk para relawan Tzu Chi. Benar saja, ketika para relawan Tzu Chi mendekati oma opa langsung disambut dengan pelukan dari oma dan opa.

Kehangatan yang penuh dengan cinta kasih menyelimuti ruangan tersebut. Para relawan Tzu Chi pun tidak menyiakan kesempatan itu, dengan berpelukan dan memberikan senyuman yang berarti untuk oma opa di panti sosial Tresna Werdha Senjarawi. ”Halo oma dan opa, selamat pagi, gimana kabarnya? Sehat-sehat semuanya kan, ayo kita nyanyi dulu yuk biar semuanya oma opa semangat.” Teriak Henny Wijaya dihadapan para oma dan opa, sekaligus yang menjadi koordinator disetiap kunjungan kasih panti jompo.

Nyanyian dan isyarat tangan-pun menjadi pembuka pada kegiatan tersebut, lagu ”Satu Keluarga” dan ”Sebuah Dunia yang Bersih” mampu memberikan nuansa keceriaan dan kehangatan pada pagi itu. Dengan penuh semangat para relawan Tzu Chi menyanyikan dan memperagakan lagu tersebut dihadapan oma opa, lalu diikuti oleh mereka.

Setelah nyanyian ” Satu Keluarga” dan ”Sebuah Dunia yang Bersih” usai, para insan Tzu Chi mengajak oma opa untuk bernyanyi di depan. Dengan penuh percaya diri Opa Anton langsung menyambut ajakan dari relawan Tzu Chi. Di setiap kunjungan kasih Tzu Chi pada panti sosial Tresna Werdha Senjarawi, memang opa Anton selalu menjadi yang pertama untuk menyumbangkan lagu. Dengan gitar andalannya yang dipenuhi tempelan bergambar tokoh kartun Walt Disney, petikan gitar Opa Anton mampu menghipnotis orang-orang yang berada di aula Tresna Werdha Senjarawi. Semua pun ikut bergembira dan bernyanyi pada acara tersebut.

foto  foto

Ket : - Para relawan Tzu Chi Bandung, menghibur oma opa dengan bernyanyi bersama, sehingga para oma             opa larut dalam kegembiraan yang tak ternilai. Suasana kekeluargaan dan penuh kehangatan ini             menjadi obat yang mujarab untuk menghilangkan rasa rindu oma dan opa.  (kiri)
          - Ardian salah satu relawan Tzu Chi Bandung dengan penuh kehati-hatian mencukur kumis dan jenggot             opa yang sudah panjang. (kanan)

Di sela-sela kegembiraan oleh nyanyian dari oma opa dan para insan Tzu Chi, sebagaian relawan Tzu Chi memberikan pijatan, gunting kuku, dan mencukur rambut yang dibantu oleh Ay-Ay Salon. Keakrabatan begitu terlihat ketika para relawan berinteraksi langsung dengan oma opa, ketulusan dalam memberikan cinta kasih terpancar dari para insan Tzu Chi untuk melayani oma opa di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi.

"Terimakasih kepada Buddha Tzu Chi yang selalu memperhatikan oma opa di sini, jadi omanya senang sekali. Oma selalu meminta kepada Tuhan, supaya Buddha Tzu Chi tetap diberkati Tuhan dan selalu dipertemukan dengan kita dengan tidak memilih golongan, tidak memilih suku bangsa, dan semua bangsa dilayani." Ujar Oma Ningsih Runtulalo (81) yang sudah empat tahun lamanya tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi.

Oma Ningsih berasal dari Bandung, ketika berumur 20 tahun ia menikahi seorang pria yang berasal dari Menado, dan ia menetap di Menado selama 30 tahun karena ikut suami. Namun, ketika suaminya meninggal dunia, Oma Ningsih kembali ke Kota Kembang yaitu Bandung. Ia tinggal bersama anaknya, cobaan terus menguji oma Ningsih. Pada tahun 2000-an anaknya mengalami kerugian dalam dunia bisnis bahkan mencapai kebangkrutan, akhirnya Oma Ningsih dititipkan di panti sosial Tresna Werdha Senjarawi. "Karena usaha anak oma sudah bangkrut jadi oma dititipin di sini (panti Werdha Senjarawi-red) selama empat tahun cuma sekali menjenguk oma disini," kenang oma Ningsih.

Namun kesedihan Oma Ningsih tidak berangsur lama. Ketika menghuni panti, ia merasakan kehangatan yang berarti seperti menemukan keluarga baru dalam hidupnya. "Oma seneng sekali tinggal di sini, karena emang cita-cita oma untuk tinggal di Senjarawi. Bangun pagi-pagi terus berdoa sesudah itu dibagi makan, satu hari dikasih tiga kali makan. Jadi nggak ada kesusahan apa-apa. Apalagi ada kunjungan seperti ini, ya dipotong rambut, dipijat, dan gunting kuku rasanya seperti di surga,” ujarnya.

Brigita, seorang relawan Tzu Chi merasakan kebahagian setelah melayani oma dan opa. Dengan penuh semangat dan cinta kasih ia memberikan pijatan kepada penghuni panti, tidak hanya itu saja ia pun membagikan selimut baru kepada oma dan opa.

"Sangat bahagia, memang sudah agak lama tidak bertemu dengan mereka jadi mereka juga kangen dengan kita semua. Jadi kita merasa senang karena mereka juga merindukan kita, yang penting bisa membuat mereka senang, kita juga merasakan sedih kalau mereka ada yang jatuh sakit terus nggak bisa ikut acara dengan kita." Ujarnya Brigita.

Kunjungan kasih ini pun berakhir pada pukul 11.45 WIB, rasa haru dari para relawan Tzu Chi dan oma opa begitu terlihat ketika seluruh insan Tzu Chi meninggalkan aula Senjarawi. ”Dadah oma opa sampai ketemu lagi ya.” Teriak salah satu relawan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Suster Yeti (33) dengan ketulusan hatinya Ia melayani dan merawat oma opa yang menghuni Panti              Sosial Tresna Werdha Senjarawi. Ia pun bekerja dengan sukarela di panti ini. (kiri).
         - Salah satu relawan Tzu Chi memberikan selimut cinta kasih kepada oma opa yang nantinya selimut              tersebut akan memberikan kehangatan sewaktu mereka tidur. (kanan)

Ketulusan Hati Melayani Oma dan Opa
Sering kali kita sebagai anak melupakan jasa-jasa orang tua kita yang sudah membesarkan dan mendidik kita agar menjadi orang yang terpelajar serta berguna bagi bangsa ini. Namun, tak sedikit pula orang yang mau mengurusi dan melayani orang tua yang terlupakan oleh keluarganya. Hal inilah yang dilakukan oleh sukarelawan yang bekerja di Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi.

Dengan kebesaran hati, Ibu Agus (50) warga Sukamulus sudah 30 tahun bekerja menjadi relawan di panti tersebut. Beliau bekerja mencuci pakaian, dan mengurusi oma opa. "Saya kerja disini sudah dari tahun 1980 jadi sudah sekitar 30 tahun saya kerja disini. Kalau oma opa nya nggak nyusahin senang ngurusnya, tapi kalau lagi nyusahain suka kesel. Tapi ya gimana, saya suka inget orang tua sendiri jadi saya harus bersabar." Tutur Ibu yang mempunyai satu anak angkat, dan dua orang cucu ini.

Ia juga menjelaskan tidak akan berhenti mengurusi oma opa penghuni panti. "Saya nggak akan keluar dari sini (Panti Sosial Tresna Werdha Senjarawi), saya akan selamanya ngurusin oma opa disini, karena sama saja melayani Tuhan." Ujarnya.

Tidak jauh berbeda dengan Ibu Agus, Suster Yeti (33) yang juga bekerja secara sukarela ini juga merasa bahagia bisa melayani para penghuni panti. "Saya kerja disini sudah 11 tahun. Ya saya suka kerja disini karena ingat pada kakek dan nenek sendiri, jadi kalau melayani oma opa suka ngerasa seperti melayani orang tua sendiri. Ada beberapa dari mereka diambil dari pinggir jalan dan tidak memiliki keluarga. Selain itu ada juga yang sengaja dititipin, terus keluarganya datang cuma sekali melihat, udah dari itu ya udah nggak pernah datang lagi. Saya jadi suka kasian, kesannya tuh mereka tuh kaya dibuang," jelas Suster Yeti.

Setiap manusia memiliki cinta kasih dan rasa kasih sayang, maka curahkanlah kepada orang yang kita cintai terutama kepada orang tua yang sudah melahirkan dan menjadikan kita orang yang terpelajar. Hanya dengan cinta kasih tulus serta kasih sayang yang diberikan kepada orang tua, dapat memberikan senyuman dan kedamaian dihati mereka untuk selamanya.

  
 
 

Artikel Terkait

Menanam Ladang Berkah di Pulau Nias

Menanam Ladang Berkah di Pulau Nias

22 Mei 2012
Pelaksanaan penjaringan ini dimaksudkan agar semua pasien ini  dipastikan dapat mengikuti bakti sosial kesehatan operasi katarak dan pemeriksaan kulit serta pemeriksaan THT gratis pada tanggal 15-17 Mei 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli.
Pekumpulan Jin Jiang Indonesia Donasikan Dana ke Yayasan Tzu Chi

Pekumpulan Jin Jiang Indonesia Donasikan Dana ke Yayasan Tzu Chi

06 April 2020

Perkumpulan Jin Jiang Indonesia ikut berkontribusi dalam penanganan Covid-19 dengan mendonasikan dana 1 Miliar rupiah melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -