Ketulusan dan Cinta Kasih

Jurnalis : Erli Tan (He Qi Utara), Fotografer : Yusniaty (He Qi Utara)

Sabtu, 21 Juni 2014, bertempat di Gedung DaAi Lt.1, 22 relawan berkumpul untuk mendengar sharing relawan yang baru pulang dari Pelatihan 4 in 1 di Taiwan.

“Malam ini memory mulai dikosongkan, supaya nanti bisa isi banyak Dharma dari Taiwan.” Demikian komentar yang saya baca di grup chat komunitas Hu Ai PIK melalui telepon genggam saya. Saat itu adalah 6 Juni 2014, sehari sebelum keberangkatan rombongan relawan Tzu Chi menuju Taiwan dalam rangka mengikuti Kamp Pelatihan 4 in 1 Sedunia. Pesan itu di-posting oleh Haryo Suparmun Shixiong, seorang relawan He Qi Utara. Ia sangat bersemangat, walaupun beberapa hari sebelum berangkat vertigonya sempat kambuh. Bisa jadi keberangkatan ini adalah sebuah penantian, karena empat kali sebelumnya ia gagal berangkat akibat halangan yang tak diinginkan. Bertemu Master Cheng Yen, yang baginya adalah seorang Guru Agung, akhirnya menjadi impian yang berubah menjadi kenyataan.

Kamp tersebut berlangsung dari tanggal 8-12 Juni 2014 di Jing Si Tang Banqiao - Taipei, Taiwan. Haryo Shixiong berangkat bersama 87 relawan Tzu Chi Indonesia lainnya, dan saat tiba di Banqiao bergabung dengan relawan dari 20 negara. Relawan dari seluruh dunia yang menuju Taiwan disebut dengan istilah Pulang Kampung Halaman Batin. Dikatakan demikian karena Taiwan, terutama Hualien adalah tempat di mana merupakan titik awal lahir dan didirikannya Yayasan Buddha Tzu Chi, karena itu sering terdengar relawan Tzu Chi menggunakan istilah Pulang ke Taiwan.

Haryo Suparmun Shixiong merasa sangat senang bisa bertemu dengan Master Cheng Yen setelah rencana pulang kampung halaman batin ini sempat gagal sebanyak empat kali.

Sabtu, 21 Juni 2014 pukul 15.00 WIB, bertempat di Gedung DaAi Lt.1, setelah kembali ke Jakarta, Haryo Shixiong pun berbagi Dharma yang ia dapatkan saat pelatihan. Sebanyak 22 relawan, khususnya dari komunitas Hu Ai Pantai Indah Kapuk (PIK) berkumpul untuk mendengar sharing tersebut. Bertemu Master Cheng Yen untuk pertama kalinya, kebanyakan orang akan terharu dan menangis, seperti Betty Shijie yang juga ikut pulang ke Taiwan kali ini. Selain terharu oleh sambutan dan pelayanan relawan komite yang sangat tulus dan penuh cinta kasih, saat menyambut kedatangan Master Cheng Yen di Banqiao, melihat Master Cheng Yen menaiki tangga hingga 2 lantai, bukannya naik lift, membuat Betty Shijie merasakan kekaguman yang luar biasa sehingga air matanya tak terbendung. Namun berbeda dengan Haryo Shixiong, ia sama sekali tidak menitikkan air mata. “Saya tidak menangis, tapi merasa senang sekali bisa bertemu dengan Master Cheng Yen,” ungkapnya dengan perasaan gembira. 

Kesetaraan dalam Welas Asih, Setiap Orang Adalah Xie Li
Topik Pelatihan 4 in 1 tahun ini adalah Kesetaraan Dalam Welas Asih. Setiap orang adalah Xie Li. Master Cheng Yen selalu menekankan bahwa He He Hu Xie (4 in 1) bukanlah ibarat empat jari yang posisinya telunjuk di atas, lalu kelingking di paling bawah, tapi yang Master Cheng Yen inginkan adalah posisi keempat jari tersebut adalah sama tinggi. Model struktur 4 in 1 yang Master Cheng Yen inginkan adalah berbentuk lingkaran, yang mana semua adalah setara. Master Cheng Yen berkata, bukan naik, tapi li ti liu li tong xin yuan, berputar pada satu pusat. Setiap orang adalah He Xin, setiap orang adalah Xie Li. He Xin adalah Xie Li. Cara menjalaninya adalah dengan memegang sila dengan baik, membimbing orang dengan baik, mengerjakan tugas dengan baik, dan menjaga hati (pikiran) dengan baik.

 Ada juga sharing dari De Min Shifu yang memaparkan 10 langkah, yaitu cara dalam menapak jalan Bodhisatwa ini, mulai dari menetapkan keyakinan hingga membentuk diri yang cemerlang. Menurut Haryo Shixiong, masuk ke Tzu Chi memikul tanggung jawab, semuanya sudah ada caranya, arahnya sudah jelas, kita tinggal menjalaninya. Baginya, Master Cheng Yen adalah seorang CEO yang luar biasa. Jodoh Haryo Shixiong masuk Tzu Chi berawal dari kantornya yang memenangkan tender mendapat pekerjaan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tahun 2011. Saat sedang menangani pekerjaan itu, ia mendapati bahwa Tzu Chi adalah sebuah organisasi yang bagus. Akhirnya ia melepas pekerjaan itu, ia serahkan kepada partnernya untuk melanjutkan, sedangkan ia mulai bergabung menjadi relawan.

Betty Shijie yang juga ikut pelatihan di Taiwan mengungkapkan rasa sukacita dan haru atas perhatian dan pelayanan relawan komite yang ada di sana.

Murid yang Diinginkan Master Cheng Yen
Dalam pelatihan itu juga dibahas mengenai murid yang paling disayang oleh Master Cheng Yen. Menurut sharing dari Wu Xiu Mei Shijie, orang yang diinginkan dan disayang oleh Master Cheng Yen adalah yang memiliki keyakinan yang teguh, dan arah yang jelas, menjalankan 6 Paramita (Dana, Sila, Ksanti, Virya, Dhyana, Prajna), berani memikul tanggung jawab, dapat menempatkan Dharma dalam hati dan mewujudkan dalam tindakan (fa ru xin, fa ru xing), mampu memotivasi lebih banyak orang untuk bergabung dalam Jalan Bodhisatwa, dan menghirup keharuman Dharma (xin fa xiang).

 Kemudian ada delapan strategi yang akan memperbaharui 4 in 1 di masa yang akan datang. Mulai dari penempatan fungsional yang cocok, perhatian kepada saudara se-dharma, menggalang hati, hingga mendengar suara komunitas. Master Cheng Yen mengatakan, semuanya harus didasari oleh ketulusan (cheng) dan cinta kasih (qing), yaitu hati yang sangat tulus dan cinta kasih yang seluas-luasnya. Dengan demikian semoga tataran pengurus 4 in 1 dapat lebih giat, kompak, dan maju dalam memberi manfaat positif kepada masyarakat luas.

 






Artikel Terkait

Ketulusan dan Cinta Kasih

Ketulusan dan Cinta Kasih

25 Juni 2014 Kamp tersebut berlangsung dari tanggal 8-12 Juni 2014 di Jing Si Tang Banqiao - Taipei, Taiwan. Haryo Shixiong berangkat bersama 87 relawan Tzu Chi Indonesia lainnya, dan saat tiba di Banqiao bergabung dengan relawan dari 20 negara.
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -