Keunikan Xiang Ji Fan

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Suyardi Hartombing (Tzu Chi Pekanbaru)

Ketika acara lomba diumumkan resmi dimulai, para peserta dari tiap kelompok mulai bergerak cepat untuk memasak nasi Jing Si karena waktu yang diberikan hanya 60 menit

Dalam rangka mensosialisasikan semangat yang terkandung di dalam nasi instan Jing Si serta bertujuan  untuk menambah kreatifitas penyajian nasi instan Jing Si, dan memupuk kebersamaan antar relawan. Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kegiatan lomba memasak nasi Jing Si (Xiang Ji Fan) yang diadakan pada Minggu, 10 Agustus 2014 di halaman depan Kantor Penghubung. Tenda Tzu Chi mulai didirikan, meja-meja mulai disediakan untuk mendukung pelaksanaan lomba yang bermuatan 10 kelompok ini. Peserta-peserta dari tiap Xie Li, dan juga huo ban men serta Tzu Ching, sudah mulai melakukan persiapan. Mereka menyediakan bahan-bahan masakan, peralatan, bumbu dapur dan perlengkapan di atas meja lomba. Saking antusiasme untuk mengikuti lomba, ada beberapa peserta yang sempat lupa membawa beberapa bahan, alhasil membeli bahan tersebut di toko terdekat. Ekspresi ini semakin menambah kekompakan dan canda tawa diantara peserta.

Nasi Lapis 4in1 with Sauce 3 Tiada Master

Mungkin tiap orang sudah terbiasa dengan panganan kue lapis. Kali ini grup Yuan Meng yang beranggotakan lima Bodhisatwa Tzu Ching dan beranggotakan lelaki, mencoba menyajikan Xiang Ji Fan dalam bentuk nasi lapis yang dilapisi dengan kaki jamur, telur dadar dan jamur. Sebagai pendukung kelezatan nasi lapis, ditambahkan sauce yang diramu dari nanas yang diblender, kacang dan wortel. Menu ini dinamakan Nasi Lapis 4in1 with Sauce 3 Tiada Master. Diambil dari nama 4in1 karena dalam proses uji coba (testing) pembuatan nasi lapis, Tzu Ching men sangat He He Hu Xie agar dapat menghasilkan nasi lapis yang memenuhi kriteria perlombaan. Kebetulan, nasi Jing Si nya juga terdiri dari 4 lapis. 3 macam bahan utama sauce mengingatkan kita akan 3 tiada Master. Berharap agar Bodhisatwa Tzu Chi dapat senantiasa He He Hu Xie dalam berkegiatan dan memegang semangat 3 tiada Master. 

Wakil dari tiap kelompok menjelaskan cara penyajian masakan dan makna yang terkandung didalamnya

Nasi Lalap Cinta Kasih
Selain itu menu makanan asli Indonesia pun disajikan yakni Nasi Lalap Cinta Kasih dengan model logo Tzu Chi. Surianto Shixiong mewakili grupnya Fu Hui, menjelaskan makna yang terkandung dibalik Nasi Lalap Cinta Kasih tersebut. “Bentuk utama logo Tzu Chi berupa bunga teratai, yang melambangkan bahwa kita dapat menjadikan dunia lebih baik dengan menanam benih kebajikan. Hanya dengan benih, bunga dapat mekar dan berbuah. Sebuah dunia yang lebih baik dapat diciptakan dengan kebajikan dan pikiran yang murni. Perahu melambangkan Tzu Chi mengemudikan sebuah perahu cinta kasih untuk menyelamatkan semua makhluk hidup dari penderitaan. Delapan kelopak melambangkan Delapan Ruas Jalan Mulia yang menjadi panduan bagi bodhisatwa Tzu Chi dalam melangkah. Delapan Ruas Jalan Mulia tersebut meliputi: Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Mata Pencaharian Benar, Usaha Benar,Perhatian Benar,dan Konsentrasi Benar,” ujar Surianto Shixiong.

Keempat juri ini akan segera melakukan penilaian selama acara memasak berlangsung

Kegiatan lomba berakhir pukul 18.00 WIB. Selesai lomba, para peserta berkumpul di dalam ruangan lantai 3 Kantor Tzu Chi untuk mendengarkan masukan dari juri dan pemenang dari berbagai kategori. Diantaranya adalah Kategori Kesederhanaan (Grup Yong Xin), Kategori Teknis (Grup Jing Jin), Kategori Masakan Ciri Khas Indonesia (Grup Fu Hui), Kategori Menghargai Berkah (Xiang Jia), Kategori Rasa (Yuan Meng), Kategori Paling Berani (Grup Da Ai), Kategori Imajinatif (Grup Gan En), Kategori Kreatif (Hao Chek), Kategori Antik (Grup Zhi Hui) dan Kategori Profesional (Bao Rong). Lomba memasak nasi Jing Si kembali akan diadakan untuk kalangan umum. Agar semakin banyak lagi khalayak luas yang dapat merasakan welas asih Master dan semangat yang terkandung di dalam nasi Jing Si.

Nasi Bakar Cinta Kasih dari Grup Jing Jin. Dibungkus dengan daun pisang, ditambahi daun pandan saat menyeduh nasi Jing Si, membuat grup ini menang dari kategori teknis


Artikel Terkait

Kamp Pelatihan Komite dan Cakom dan Pelatihan Biru Putih 2016: Menjadikan Tugas Sebagai Berkah

Kamp Pelatihan Komite dan Cakom dan Pelatihan Biru Putih 2016: Menjadikan Tugas Sebagai Berkah

10 Oktober 2016

Tzu Chi kembali mengadakan kegiatan kamp pelatihan komite dan cakom dan pelatihan biru putih 2016 yang diikuti sebanyak 240 relawan dari berbagai daerah di Indonesia selama dua hari sejak tanggal 8-9 Oktober 2016. Pelatihan ini bertujuan untuk memahami dan menyelami semangat ajaran Jing Si.

Menggenggam Kesempatan Menjalin Jodoh Baik dengan Semua Makhluk

Menggenggam Kesempatan Menjalin Jodoh Baik dengan Semua Makhluk

26 November 2014 Waktu menunggu itu, dipergunakan oleh orang tua murid untuk ikut bersumbangsih dalam menjalankan visi misi Tzu Chi di Sekolah Tzu Chi Indonesia, sehingga mereka disebut Da Ai Mama.
Waisak 2016 : Mewujudkan Keharmonisan dan Ketentraman

Waisak 2016 : Mewujudkan Keharmonisan dan Ketentraman

23 Mei 2016

Pada tanggal 15 Mei 2016, insan Tzu Chi Kantor Penghubung Padang menyelenggarakan peringatan Waisak di Hotel Mercure Padang. Jumlah peserta yang hadir mencapai 300 orang yang terdiri dari 50 relawan Tzu Chi, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat umum yang ada di kota Padang.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -