Para relawan dan tamu undangan mengangkat kedua tangan memegang pelita memberikan penghormatan tertinggi kepada Buddha.
Para relawan Tzu Chi di Pematang Siantar mengadakan Doa Bersama Waisak di Aula Perguruan Sultan Agung (26/5/2024). Perayaan Waisak ini juga dihadiri para pemuka agama seperti empat biarawati dari Rumah Sakit Harapan Jaya dan dua anggota Walubi, serta 26 relawan Tzu Chi dibantu 18 relawan kembang. Sebelum memulai acara, para tamu dipersilakan menyaksikan tayangan kilas balik kegiatan Tzu Chi agar menjadi inspirasi bersama untuk menyebarkan kebajikan.
Doa Bersama Waisak ini berlangsung khidmat. Pemandian Buddha Rupang dimulai dengan penghormatan tiga kali kepada Budha. Kemudian para relawan berbaris rapi membawa persembahan pelita, air wangi dan bunga menuju altar Buddha. Pelita mempunyai makna menerangi sepuluh penjuru dunia, air wangi membersihkan noda bathin manusia dan wangi bunga memberikan makna menerima keharuman Dharma.
Gatha pendupaan dan pujian dilantunkan untuk mengundang para Buddha dan Bodhisatwa yang mempunyai hati welas asih untuk bersama-sama memulai prosesi pemandian rupang Buddha. Relawan memimpin prosesi pemandian rupang Buddha dilanjutkan oleh para Biarawati serta anggota Walubi kemudian 120 tamu undangan baris demi baris dituntun ke depan altar persembahan.
Prosesi pemandian Buddha rupang dalam Waisak Tzu Chi memiliki makna, kita menerima berkah dan kebijaksanaan yang diajarkan oleh Buddha. Diharapkan cinta kasih di hati kita dapat tumbuh berkembang, karena sebenarnya di dalam hati kita telah ada sifat Buddha.
Tampak para rohaniwan juga berpartisipasi dalam pemandian rupang Buddha rupang yang dipandu oleh relawan.
Lie Su Jong, selaku koordinator menyampaikan tiga moment penting di bulan Mei. "Waisak memperingati dan mengenang budi luhur para Buddha, Hari Ibu mengenang budi luhur orang tua terutama Ibu tercinta, Hari Tzu Chi Sedunia mengenang budi luhur semua makhluk, hari di mana kita merefleksi ke dalam diri kita untuk selalu berbuat kebaikan dalam hati, ucapan dan pikiran,” jelasnya.
Rasa senang dan bangga diutarakan Lo Chun Moy, relawan Tzu Chi. “Hati saya sangat bahagia Waisak bisa terlaksanakan juga di Pematang Siantar. Saya harap agar setiap tahun bisa diadakan terus,” tutur Lo Chun Moy.
Suriniwaty, tamu undangan yang mengikuti prosesi Waisak merasa bahagia. “Menyentuh hati, luar biasa acara nya, tertib dan rapi. Saya sangat bersyukur baru pertama kali bisa mengikuti prosesi pemandian Buddha rupang Tzu Chi, teman teman yang saya ajak kemari juga senang,” kata Suriniwaty.
Melalui doa bersama Waisak ini diharapkan setiap manusia menjaga hati Buddha agar selalu bersinar dan tak bernoda. Serta semoga bathin manusia dapat disucikan, masyarakat aman, hidup harmonis dan dunia bebas bencana.
Editor: Khusnul Khotimah