Sumiati bersama Aisyah membawa masing-masing 5 kg beras dan bergegas pulang ke kontrakan setelah menerima paket Imlek, Sabtu 5 Februari 2022.
Hari Sabtu pagi, 5 Februari 2022 Sumiati sudah sangat sibuk. Ia hari itu bangun lebih pagi dari biasanya untuk menyiapkan dagangan yang harus matang sebelum siang. “Soalnya hari ini ada undangan dari sekolahnya Aisyah. Ada bagi beras katanya,” tutur ibu tiga anak tersebut.
Walaupun semua serba terburu-buru, di rumah kontrakan yang hanya sepetak itu Sumiati sudah sangat menantikan bantuan 10 kg beras yang diberikan di sekolahan sang anak. Makanya dia sengaja menyempatkan diri untuk datang menemani Aisyah, anak bungsunya.
Sumiati tinggal di rumah kontrakan sederhana di gang sempit daerah Rawa Bebek, Jakarta Utara. Di daerah yang sulit ditembus sinar matahari – karena jarak antar bangunannya terlalu rapat itu, ia tinggal bersama suami, dua anak, dan satu keponakannya.
Sudah sejak lama Sumiati berdagang makanan kecil dan menjadi kepala keluarga menggantikan suaminya yang menderita stroke dan sulit beraktivitas. Namun tidak sendiri, ia dibantu anak pertama dan keponakannya untuk menjajakan dagangan itu keliling wilayah sekitar Rawa Bebek. Mumpung status PPKM di Jakarta tengah dilonggarkan, kata Sumiati, ia dan anak serta keponakannya berusaha lebih giat keliling supaya rezeki mereka terus mengalir.
“Waktu PSBB dulu mah (dagangan) langsung terdampak sekali karena semua tutup. Sekolahan tutup, orang kantor yang sering iseng jajan juga pada kerja di rumah. Pusing sekali bagaimana mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Sumiati. Dari delapan ratus buah camilan yang ia produksi seharinya, ia kurangi setengannya. Itu pun tidak semua terjual. “Rasanya stres sekali. Makanya jangan lagi ada musibah seperti itu,” lanjutnya.
Sumiati langsung memasak nasi yang baru saja ia dapat untuk santap siang tak lama setelah sampai di rumahnya.
Menerima undangan dari pihak Sekolah Islam Raudlatul Islamiyah, tempat Aisyah bersekolah, Sumiati bersyukur. Sejak Jumat sore dia sudah berencana untuk tidak membeli beras untuk dimasak di hari berikutnya. Sumiati memilih menunggu pembagian beras dari sekolah walaupun baru bisa diterima sekitar pukul 11 siang. Lumayan, 10 kg beras kata Sumiati bisa bertahan lebih dari satu minggu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
“Memang di rumah nggak ada stok beras karena belinya harian. Saya jatah satu liter pokoknya dicukupkan sehari buat makan 5 orang. Makanya sengaja nggak belanja ini. Sengaja tunggu dapat (beras dari pembagian). Nggak apa-apa siang juga. Ini juga senang sekali rasanya,” aku Sumiati.
Tak lama setelah menerima jatah berasnya, ia dan Aisyah bergegas membawanya pulang dan memasak nasi untuk santap siang. “Alhamdulillah hari ini dapat 10 kg, jadi bisa tahan lebih dari seminggu. Terima kasih kepada bapak ibu semuanya yang memberikan bantuan ini,” ungkap Sumiati penuh senyuman.
Berjuang Melalui Masa Sulit
Krisnanda bercerita tentang bagaimana ia dan keluarganya berusaha berjuang di masa-masa sulit akibat terdampak pandemi.
Bukan hanya Sumiati yang berbahagia dan bersyukur hari itu, ada pula Krisnanda, ayah dari Nazwa yang juga siswa dari Sekolah Islam Raudlatul Islamiyah. Krisnanda bersyukur sekali ketika mendengar kabar adanya bantuan beras yang akan dibagikan di sekolah sang anak. Untuk itu ia sengaja datang dari Bekasi, Jawa Barat untuk menemani Nazwa menerima beras.
“Saya tadi jalan (dari Bekasi) sekitar setengah 8 buat temani Nazwa. Karena hari Sabtu, jalanan agak lancar,” kata Krisnanda.
Nazwa memang tinggal terpisah dari orang tuanya. Ia memilih tinggal bersama sang nenek di Rawa Bebek, sedangkan ayah dan ibunya mengontrak di Bekasi untuk bekerja sejak tahun 2008. Ketika pandemi berlangsung di Indonesia, kedua orang tua Nazwa otomatis ikut terdampak.
“Saya kerja di pabrik dan sempat dirumahkan selama 4 bulan. Gaji (ketika dirumahkan) waktu itu masih mendapatkan gaji pokok, tapi kan jumlahnya jauh sekali dari yang kita terima kalau kita kerja normal ada tunjangan, lembur, dan lainnya. Setelah 4 bulan itu, saya kena PHK, jadi makin drop,” ungkap Krisnanda. “Belum lagi istri yang kerjanya jaga toko baju juga terkena dampak penutupan toko, kami sangat kesulitan,” imbuhnya.
Dalam keadaan tersebut, Krisnanda sangat bersyukur seluruh keluarga saling support. Mereka semua bergotong royong untuk membantu perekonomian para saudara yang terdampak. “Termasuk terima kasih kepada mama mertua yang pengertian sekali. Kalau biasa saya ada kasih biaya bulanan untuk Nazwa berapa, jadi turun berapa, beliau tidak mengeluh dan mengerti,” papar Krisnanda.
Memilih bekerja sebagai pengemudi ojek online, Krisnanda berharap ia nanti bisa kembali menyokong keluarganya serta mengembalikan perekonomiannya yang masih terhambat. “Makanya, bersyukur sekali ketika dengar kabar ada bantuan beras jadi saya sangat semangat datang untuk menemani anak,” kata Krisnanda. “Terima kasih untuk semua pihak yang membantu, semoga semuanya diberikan kesehatan dan rezeki,” doanya.
Jalinan Silaturahmi yang Erat
Lilies Maesaroh, Ketua Yayasan MI-Raudlatul Islamiyah mengungkapkan amat bahagia ketika relawan Tzu Chi memberikan kabar akan hadir bersilaturahmi dengan melakukan pembagian beras.
Pembagian beras di Sekolah Islam Raudlatul Islamiyah merupakan rangkaian dari kegiatan Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022. Hari itu, ada 250 paket bantuan yang berisi 10 kg beras, 10 buah masker, dan satu buah kue keranjang khas perayaan Imlek. Bantuan itu diberikan kepada siswa Sekolah Islam Raudlatul Islamiyah, pengurus sekolah, para janda, serta lansia yang tinggal di sekitar sekolah.
Lilies Maesaroh, Ketua Yayasan MI-Raudlatul Islamiyah mengungkapkan amat bahagia ketika relawan Tzu Chi memberikan kabar akan hadir bersilaturahmi dengan melakukan pembagian beras beberapa waktu sebelum baksos dilakukan. Ia mengaku amat rindu berkegiatan bersama para relawan.
Lilies bercerita bahwa, bangunan Sekolah Raudlatul Islamiyah beserta masjid yang lokasinya berseberangan tersebut merupakan bangunan yang renovasinya dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi tahun 2012 lalu. Sejak saat itu, jalinan jodoh terjalin sangat erat.
Di dunia pendidikan, Lilies juga menuturkan bahwa kerap mendapatkan dukungan dari Sekolah Tzu Chi Indonesia (Tzu Chi School – PIK). “Lemari di ruang perpustakaan itu sumbangan dari para siswa Tzu Chi School. Masih ada dan masih bagus sekali sampai sekarang,” kata Lilies. Sebelum pandemi-pun, para siswa Tzu Chi School selalu terjadwal datang ke Sekolah Raudlatul Islamiyah untuk membantu adik-adik kelas mereka belajar Bahasa Inggris dan pelajaran lain yang sekiranya mereka butuhkan.
“Aduh sungguh rindu sekali masa-masa itu. Kalau diingat sudah hampir tiga tahun kami terkendala karena pandemi ini. Jadi begitu Pak Bambang (relawan Tzu Chi) menghubungi, saya sangat bahagia dan bersyukur bisa kembali merajut silaturahmi,” ungkap Lilies.
Lilies berharap bantuan ini selain bisa membantu kesulitan siswa dan keluarga, bisa juga menjadi contoh ke depannya bagi para penerimanya. “Intinya walaupun dalam kesulitan, tapi ketika melihat yang lebih susah, mau menolong. Jadi walaupun kita sekarang posisinya lagi dikasih, lagi menerima, tapi jangan berharap terus dikasih, bukan itu. Namun sebaiknya kita bisa membantu juga kepada mereka yang lebih susah,” kata Lilies.
Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022
Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir berkesempatan hadir di Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022 dan memberikan sambutan.
Dalam momen Bakti Sosial Imlek Nasional ini, Tzu Chi juga menggandeng berbagai organisasi untuk turut serta berbagi kepada masyarakat. Mereka antara lain: Pengusaha Peduli NKRI, Persatuan Umat Buddha Indonesia, Paguyuban Sosial Marga, Tionghoa Indonesia, Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, dan Perhimpunan Tionghoa Kalimantan Barat Indonesia.
“Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan perayaan yang penuh makna bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan ini telah menjadi budaya yang penuh kehangatan dalam keluarga, di mana momen seluruh keluarga berkumpul dan berbagi kehangatan dan rezeki,” tutur Hong Tjhin, Kepala Sekretariat Panitia Imlek Nasional 2022 yang juga merupakan relawan Tzu Chi.
“Di tengah kondisi pandemi seperti ini, perayaan Imlek kami rayakan dengan sederhana, dengan keprihatinan atas kondisi masyarakat baik secara kesehatan, ekonomi, dan sosial. Untuk itu di tahun 2022, Peringatan Tahun Baru Imlek mengusung tema Cinta Kasih Menghapus Bencana,” imbuh Hong Tjhin.
Hong Tjhin mendampingi Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir membagikan beras kepada para siswa Sekolah Islam Raudlatul Islamiyah.
Dalam momen perayaan Imlek, Tzu Chi bersama dengan organisasi tersebut telah menggalang 500 ton beras cinta kasih yang dalam prosesnya akan dibagikan kepada 50 ribu keluarga terdampak pandemi di Jabodetabek. Pembagian beras ini dilakukan secara bertahap sejak awal bulan Januari 2022 dan diperkirakan akan berakhir pada Maret 2022 nanti.
Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir yang berkesempatan hadir di Kickoff Bakti Sosial Imlek Nasional 2022 ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah salah satu hal positif untuk mengisi momen Imlek.
Dalam momen Bakti Sosial Imlek Nasional ini, Tzu Chi juga menggandeng berbagai organisasi untuk turut serta berbagi kepada masyarakat.
“Apalagi Tzu Chi tidak sendiri dan mengajak berbagai organisasi dan pengusaha, serta tokoh agama untuk bersatu membantu kesulitan masyarakat. Ini tentu meringankan bagi para penerimanya. Karena kesulitan kita sebagai bangsa itu ya kalau tidak saling membantu, tidak saling gotong royong, dan malah perbedaan yang ditonjolkan,” tutur Erick.
“Namanya Indonesia itu sangat besar makanya kita harus saling bersatu. Sudah waktunya kita saling merajut kebaikan dan toleransi, jangan saling tercerai berai. Kita sudah punya fondasi yang luar biasa yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini yang harusnya kita pahami. Untuk itu, ayo terus kita saling membantu bergotong royong merajut kebaikan,” pesannya Erick.
Editor: Khusnul Khotimah