Kini Aku Bisa Kembali Melihat Dunia yang Terang
Jurnalis : Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Handi Senjaya, Yudha Aria Putra, Choirul Aziz (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)Aidil Anwar (kanan) merasa bersyukur dapat melihat kembali setelah menjalani operasi katarak dalam Bakti Sosial Kesehatan Mata yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 25-27 Februari 2016 di Lapangan Kodim 1015/Sampit, Kalimantan Tengah.
Sukacita dan penuh syukur. Kata itu yang menggambarkan perasaan Aidil Anwar (61), salah satu pasien yang berhasil menjalani operasi katarak pada Sabtu, 27 Februari 2016 dalam Bakti Sosial Kesehatan Mata Tzu Chi yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lapangan Kodim 1015/Sampit, Kalimantan Tengah. Katarak yang sudah bersarang di mata Aidil sejak tahun 1980 ini tak pernah diobati sebelumnya. Bahkan mata sebelah kanan Aidil kini tak dapat melihat sama sekali atau buta. Hal ini disebabkan oleh himpitan ekonomi yang dialami oleh Aidil.
Keseharian Aidil bergantung dari penghasilannya sebagai buruh pemotong rotan. Tak jarang rotan yang tajam menusuk tangan dan matanya hingga luka karena matanya tak lagi awas. Namun, ia tidak punya pilihan lain karena dari pekerjaan inilah dirinya dan istri dapat bertahan hidup. Penglihatan yang terbatas juga membuatnya tidak bisa berpergian seorang diri melainkan terus didampingi oleh istrinya.
Aidil menderita penyakit katarak sejak tahun 1980. Keterbatasan materi menjadi alasan dia tidak pernah mengobati penyakit katarak yang bersarang di kedua matanya itu. Akibatnya, mata kanannya mengalami kebutaan.
Setelah mendapatkan informasi mengenai operasi katarak yang digelar oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas, Aidil dengan antusias mendaftarkan diri kepada relawan di Desa Cempaka Mulia Timur. Aidil merupakan satu dari 247 pasien katarak yang berhasil ditangani oleh tim medis Tzu Chi. Selain itu, tim medis juga menangani 62 pasien Pterygium. Para pasien ini berasal dari tiga kabupaten di Kalimantan Tengah yaitu Kabuaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Seruyan, dan Kabupaten Katingan.
Setelah operasi berhasil dilalui, keesokan harinya Aidil kembali mendatangi lokasi bakti sosial untuk menjalani pemeriksaan dan pergantian perban. Senyum lebar terpancar dari wajahnya begitu relawan medis membuka perban di matanya. Kini, mata kiri dapat melihat dengan jelas.
“Pemandangan sebagus apapun kalau kita tidak bisa melihat ya sama saja. Syukur kepada Tuhan akhirnya saya bisa melihat dengan jelas dan terang. Saya bisa melihat wajah cucu saya dan anak saya kalau sudah sukses,”ungkap Aidil Anwar dengan semringah.
Aidil bertekad bekerja lebih giat untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anaknya.
Aidil Anwar kini bertekad bekerja semakin giat sebagai pemotong rotan. Dari hasil kerja keras ini, ia akan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk memberikan kursus keterampilan komputer kepada anak bungsunya, Siska. Dia berharap Siska bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dari dirinya.
Bantuan ini membangkit rasa syukur dan sukacita dalam diri penerima bantuan. Seperti Kata Perenungan dari Master Cheng Yen yang berkata bahwa bantuan yang diberikan tanpa pamrih akan disambut dengan kesukacitaan oleh penerima bantuan.