Kini Mereka Telah Bisa Melihat

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Oey Hoey-leng bergandengan tangan bersama dengan para pasien dalam post off baksos khusus RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.

Hioe Tjien-nyan tampak duduk di sebuah bangku plastik di barisan kedua. Hari itu, Sabtu, 6 Desember 2008, Nyan bersama dengan 27 pasien lain hadir dalam acara pascaoperasi baksos khusus kesehatan di Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Tzu Chi. Penyakit katarak mereka yang telah dioperasi satu minggu lalu kini kembali diperiksa oleh tim medis.

Kali ini, Nyan tidak lagi datang sendirian. Anaknya, Lia kini ikut serta menemaninya ke Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Beberapa kali Lia terlihat tersenyum dan tertawa mengikuti acara yang diberikan oleh relawan Tzu Chi. Saat tiba di RSKB, mata kanan Nyan masih ditutup dengan sebuah perban berwarna putih. Namun, seusai diperiksa, perban itu telah dibuka oleh tim medis Tzu Chi dan kini ia telah dapat melihat kembali.

Saat ditanya oleh Oey Hoey-leng, seorang relawan Tzu Chi, saat baksos minggu lalu, apa sih yang membedakan RSKB Cinta kasih Tzu Chi dengan rumah sakit lainnya? “Pelayanan, keramahan dan relawan ramah-ramah,” jawab mereka. “Ya, meski pengobatannya cuma-cuma, pelayanannya harus tetap sama,” ujar Oey Hoey-leng. Beberapa pasien yang telah bisa melihat pun memberikan sharing. “Dahulu saya nggak bisa berobat karena tidak ada biaya. Untung ada Tzu Chi. Nanti kalau celengan saya sudah penuh, saya akan bawa kemari,” tekad seorang pasien.

foto   foto

Ket : - Para pasien pun berkisah atas apa yang telah terjadi. Perubahan besar kini telah mereka rasakan dalam
           kehidupan. (kiri)
         - Oey Hoey-leng berbagi cerita bersama dengan seorang pasien yang kataraknya telah berhasil disembuhkan
           dalam baksos khusus RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. (kanan)

Dr Yoke, salah satu dokter yang ikut menyurvei 4 orang pasien khusus pun ikut menuturkan pengalamannya. “Krim Tzu Chi nya mana? Masih ingat dengan krim Tzu Chi khan? Ayo senyum,” tanyanya mengawali sharing. Dr Yoke pun berkata ia sangat senang karena dapat melihat mereka yang telah sembuh dapat datang kemari.

“Hari ini, hati saya sangat tersentuh sekali melihat bapak dan ibu semua. Apa yang kita kerjakan bisa membuka mata hati, dan memberikan kita pelajaran. Kita, para dokter mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu. Hidup itu seperti ini,” ujar dr Yoke penuh keharuan. Keharuan itu pun makin terlihat saat ia berusaha sedapat mungkin menahan bulir-bulir matanya menggenang dan keluar jatuh dari kelopak matanya.

foto   foto

Ket : - Dengan haru, dr Yoke menuturkan isi hatinya saat menyurvei dan memberikan bantuan pengobatan di
           hadapan para pasien baksos khusus RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. (kiri)
         - Kini, Hioe Tjien-nyan tak lagi datang sendirian. Anaknya, Lia datang mendampinginya ke RSKB Cinta Kasih
           Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. (kanan)

Pagi itu, relawan Tzu Chi juga memutarkan sebuah video ceramah Master Cheng Yen yang mengisahkan bagaimana sumbangsih untuk orang banyak dilakukan oleh Suwanto dan teman-temannya di Pati, Jawa Tengah. Hidup dalam keterbatasan dan kekurangan, tiada menyurutkan semangat dan tekad masyarakat di sana dalam melakukan kebajikan. Salah satunya dengan berpartisipasi dalam program celengan bambu. Program ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Master Cheng Yen pada saat awal mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan.

Hari itu, para pasien pun bergembira dan bersuka cita. Setelah dua kali ditolak, menunggu dengan sabar, dan menjalani pengobatan berkelanjutan yang dibimbing tim medis Tzu Chi, kini mereka telah bisa melihat kembali indahnya dunia dan kehidupan.

 

Artikel Terkait

Sumbangsih Aceh untuk Jepang

Sumbangsih Aceh untuk Jepang

24 Maret 2011
Sebagai bentuk kepedulian terhadap bencana di Jepang, warga di Perumahan Cinta Kasih Panteriek dan Neuheun menggelar aksi penggalangan dana ke sejumlah wilayah. Aksi ini dipelopori Supandi salah satu warga asal Perumahan Cinta Kasih yang juga relawan Tzu Chi.
Rumah Baru Ibu Emeria

Rumah Baru Ibu Emeria

11 Maret 2020

Sukacita menjadi milik Emeria hari itu (29/02/2020), rumahnya kini sudah kokoh berdiri. Relawan Tzu Chi “menyulap” rumahnya dahulu menjadi rumah yang indah, bersih, sehat, dan tentunya tak lagi bocor saat turun hujan. Bermula dari pengajuan bantuan pendidikan bagi anaknya, nyatanya yang diterima Emeria melebihi dari yang diharapkannya.

Menyebarkan Teladan Kehidupan Melalui Zhen Shan Mei

Menyebarkan Teladan Kehidupan Melalui Zhen Shan Mei

19 Juli 2017
Pagi itu, sebanyak 63 relawan berdatangan ke kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun guna mengikuti kegiatan Pelatihan Zhen Shan Mei. Relawan tidak hanya belajar teori dan sejarah Zhen Shan Mei saja, tetapi juga mempraktikkan langsung.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -